30

1.8K 251 115
                                    

Hawa dingin dini hari mulai menusuk kulit, Lucas yang tak bisa tidur sejak semalam beranjak bangkit dari ranjang untuk menutup pintu jendela yang sengaja Ia buka sedikit, atas permintaan Jihoon yang tak menyukai suhu pendingin ruangan di kamar mewah tersebut.

Begitu jendela itu tertutup, alpha itu berbalik - menatap sosok omega yang meringkuk di sisi kiri ranjang, bergelung dalam selimutnya. Tatapan sendu memancar begitu kuat, saat Lucas kembali di posisi semula. Tangannya tak bisa menahan lagi untuk tidak menyentuh. Sebuah belaian halus menyapu kulit putih yang kini berjejak karya abstrak-nya. Luka lebar di paha omega itu, sudah dijahit dengan rapi oleh Jihoon sendiri dan Lucas membenci tatapan kosong omega itu saat melakukannya.

Bagaimana bisa tubuh yang nyaris remuk itu, menahan semua rasa perih yang diberikan olehnya. Refleks Lucas mencium kening omega itu, turun ke area bahu telanjangnya - mengecup bagian yang terbuka - menyalurkan perasaannya. Jari-jari panjang Lucas menjelajahi rahang dan seluruh pahatan sempurna di wajah tersebut.

Bibir merah milik omega itu tampak bengkak, membuatnya meringis melihat hasil perbuatannya - berdoa agar Ten tak cepat kembali ke Hongkong dan melihat, apa saja yang sudah Ia lakukan pada omega Nakamoto itu.

Hati-hati Ia mengecup bibir Jihoon, menarik tubuh omega itu dalam pelukannya dengan lembut. Memendam wajah cantiknya pada dekapannya, Lucas berbisik parau menjaga intonasi agar omeganya tidak terusik dalam tidur.

"Aku mencintaimu, maafkan aku." Di ciumnya lagi kening Jihoon, membiarkan perasaan hangat itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Onyx abunya tanpa sengaja terarah, pada tato Phoenix kecil dipinggul Jihoon. Menyentuh bagian itu sekali lagi, kemudian membayangkan kehidupan macam apa yang sudah dijalani omega itu sebelumnya - tidak banyak informasi yang bisa di dapatkan terkait dengan Nakamoto; keluarga Yakuza yang benar-benar tertutup, bahkan hanya sekedar nama para keturunannya. Dan Lucas, menekan egonya untuk tidak mencari tahu lebih dalam lagi - alpha Lee mana yang menyandang status sebagai tunangan omega itu.

"Kau belum tidur?" Suara Jihoon menyentakan Lucas, alpha itu menatap hazel milik omeganya dengan tatapan yang sulit dibaca sebelum berkata. "Bagaimana aku bisa tidur, setelah membuatmu seperti ini."

Helaan nafas yang lebih pendek terdengar, Jihoon dengan hati-hati mendongkak dan mengecup bibir tebal milik dominan-nya. Tak memberikan kesempatan bagi Lucas, untuk melanjutkan kata-katanya. Alpha itu menggeram, menjadikan ciuman pasif Jihoon, sebagai pembuka baginya untuk menerobos lebih dalam ke rongga hangat milik omega itu.

Sentakan akal sehat, menghentikan tindakannya. Dengan sisa-sisa kewarasan di kepala, Lucas menyelesaikan ciumannya dengan sebuah kecupan di puncak hidung omega itu.

Manik hazel itu mengerjap; terlihat begitu polos saat Lucas semakin erat merengkuh tubuhnya. Dan mulai memejamkan mata, "Mimpi indah, Pumpkin."

*

*

Tepat jam delapan pagi, Johnny dan Ten sudah kembali ke Hongkong dan omega Thailand itu langsung berkeliling memastikan mansion milik keluarga Wong itu masih sama seperti sebelum Ia meninggalkannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Johnny sambil tersenyum menahan geli, melihat ekspresi kesayangannya itu.

"Memastikan tidak ada bekas peluru di tembok-tembok rumah ini, mereka berdua membuatku insomnia karena cemas." Jawab Ten, Ia dengan manja bersandar di dada alpha tinggi itu. "Kau sendiri yang bilang, mereka berdua bisa saling membunuh jika mau."

"Mereka tidak akan melakukan itu, sayang." Balas Johnny, sebelum Ia mengecup puncak kepala Ten. "Kau tidak jetlag? Aku bisa meminta pelayan untuk membuatkanmu Teh."

🔞My Psycho Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang