36

1.2K 264 204
                                    

Osaka, Japan

(The Day Jihoon Disappear)

Nakamoto Yuta menatap Lee Jaehyun dengan pandangan marah, bagaimana bisa anak muda itu tiba-tiba datang tanpa di undang dan membunuh anak buahnya membabi buta. Lee Jaehyun sendiri diam, bibir tipisnya yang memar akibat pukulan Jungkook telah dilupakan dengan mudah - Ia membiarkan spasi diantara dirinya dan Yuta terkikis. Ketenangan yang dimiliki olehnya terlihat jelas, Ia tidak peduli apapun yang akan dilakukan oleh pemimpin Golden Phoenix itu terhadap dirinya nanti.

"Apa maksud kedatanganmu ini tuan muda Lee?" Tanya Yuta dengan sisa akal sehat yang masih bernaung di otaknya. "Beraninya kau membunuh anggota Golden Phoenix-"

"Mereka pantas mendapatkannya karena tidak bisa menjaga omega-ku."

Seringai tipis terulas beberapa sekon dari wajah tampan alpha Nakamoto, setelah mendengar apa yang baru terlontar dari yang lebih muda. Tapi Ia adalah seorang pemimpin yang ambisius, skeptic, dan tak pernah mengijinkan siapapun menentangnya - dan Jihoon yang kabur berhasil membuat harga dirinya sebagai Pemimpin Yakuza terkuat di Jepang,  sebentar lagi akan menjadi bahan tertawaan rekan-rekan atau bahkan musuhnya.

"Kakak-kakaknya sedang mencari anak itu." Yuta memincingkan mata, merasakan firasat aneh ketika geraman Jaehyun terdengar tak terima. "Atau kau bisa membatalkan-"

Jaehyun langsung memotong ucapan Yuta, dan mulai bersikap sedikit lebih hormat dengan menundukan kepalanya sekilas. "Aku tidak akan membatalkannya." Ujarnya, dengan sikap yang tak mau kalah.

Yuta maju selangkah, Ia mendekati alpha muda yang sudah berdiri menjulang itu dan Jaehyun tahu - tapi berpura tak menyadarinya ketika alpha yang lebih tua sedang menggoreskan belati di kulit pinggang kiri Jaehyun. "Ini peringatan, karena kau membunuh anak buahku."

Darah segar merembes keluar membasahi kemeja putih Jaehyun. Dan Jaehyun cukup awas ketika manik kelam Yuta menatap netra heterochroma miliknya, membuatnya paham jika apa yang coba dilakukan oleh pemimpin Golden Phoenix itu bertujuan untuk menguji ketahanannya. Jika Yuta ingin benar-benar membunuhnya, Dia bisa saja langsung menembak Jaehyun dan membuang mayatnya di kolam buaya. Alpha Lee itu meraba pinggangnya yang terluka, kemudian membungkuk hormat dengan etiket sempurna ke arah Nakamoto Yuta.

"Terimakasih, Ayah..."

"Apa yang kau lakukan Yuta?!" Suara seorang wanita menyentakan keduanya - membuat Jaehyun kembali membungkuk pada Nakamoto Sana yang terengah; usai berlari mengabaikan peraturan rumah Nakamoto setelah mendengar kabar kaburnya Jihoon.

Yuta mengendikan bahunya dengan santai, sedangkan Sana membantu menutupi luka yang terbuka di pinggang Jaehyun menggunakan sapu tangannya. Kemudian memerintahkan seorang pelayan untuk mengambil kotak obat, Ia bermaksud untuk membawa calon menantu keluarga Nakamoto itu ke ruang pengobatan - sebelum Yuta kembali menggila dan membuat kontroversi lagi. Sana seperti mendapatkan firasat baik tentang Lee Jaehyun, meskipun tak tahu alasannya.

Dengan sopan, Jaehyun menghalau tangan Ibu mertuanya itu dan tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa Ibu, terimakasih banyak."

"Maafkan kelakuan Suamiku dan Jihoon." Sana mengusap bahu tegap calon menantunya itu dengan senyuman tipis berlapis rasa bersalah - bagainanapun hubungan keluarga Minatozaki dan Bae sangatlah baik dahulu, sebab itu ketika mendengar jika Lee Suho menginginkan salah satu keturunan omega Nakamoto - Sana sama sekali tak merasa keberatan.

"Tidak apa Ibu, aku mengerti. Mungkin Jihoon sedikit terkejut dengan perjodohan kami dan anggap saja luka ini sebagai imbalan karena aku membuat kesan yang buruk di kediaman Nakamoto."

🔞My Psycho Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang