1

5.5K 431 135
                                    

Chiang Mai, Thailand.

Nakamoto Jihoon menarik resleting jaket hitamnya, dalam sekejap aroma vanilla yang menguar langsung samar menutup tubuh mungilnya. Tangannya bergerak cepat mengambil sebuah pistol, mengokang benda itu dalam gerakan terlatih. Matanya melirik sosok Ten, yang tengah memasang earbud bluetooth lalu mengedipkan mata ke arahnya.

"Are you ready baby?" Ucap Ten sambil mengerling manis.

"Baby, your ass..." Dengus Jihoon dingin.

Ten terkekeh, Ia memberikan ciuman jarak jauh pada Jihoon sebelum kembali fokus pada layar-layar monitor di depan mereka.

Mereka berdua standby di tempat tujuan, di dalam sebuah mobil box dengan logo layanan antar-jemput laundry.  Tak lama ponselnya berkedip dengan nama Xin Liu.  tertera di layar.

"Hmm?"

"Waktumu dua jam jangan mengacau."  Suara wanita Alpha itu membuat alis Jihoon mengerut.

Jihoon hanya membalasnya dengan "hmm? Hmmm." Dengan asal.

"Ikuti rencanaku, atau..."

"Akan ku putuskan nanti." Ucapnya singkat,  Jihoon tidak lagi menunggu jawaban dan langsung mematikan ponselnya.

Ia mengambil kacamata frame hitam, yang bertengger pas di hidungnya.

"Pi Ten."

"Yes Honey..."

Jihoon kembali mendengus, Ia menatap kesal Ten yang hanya tersenyum manis sambil mengerjapkan matanya menggoda.

"Matikan semua CCTV." Perintah Jihoon, sambil menyeringai dingin.

Beberapa saat kemudian...

Lingkaran itu makin menyempit ketika sekumpulan orang itu mengarahkan senjatanya ke arah Jihoon. Omega itu menyeringai di balik masker hitam, saat gerombolan itu menghampirinya dengan garang.

Ia menatap datar, Alpha dengan tubuh yang paling besar. "Apa mereka masih menganggap ku remeh?!" Tanya Jihoon dengan nada tajam.

"Beraninya kau menganggu urusan kami!" Alpha itu berteriak padanya, Jihoon tersenyum. Ia dengan santai memasukan satu tangannya ke saku celana. Kumpulan orang tersebut ternyata tidak pintar berbasa-basi, karena langsung menyerang lehernya dengan senjata tajam. Dengan mudah Jihoon menghindar, Ia membalas serangan- demi serangan tanpa banyak menghabiskan tenaga. Tak butuh waktu lama, Jihoon sudah berhasil menjatuhkan orang-orang itu. Seulas senyum mengejek terukir di wajahnya, sesaat sebelum Ia menelengkan wajah melihat seorang wanita berambut pendek tampak menyeret seseorang ke hadapannya.

"Aku menangkapnya, karena Ia berusaha meracuni Nyonya Lalisa Manoban." Ucap Alpha wanita itu tenang, Ia melempar tubuh penuh luka lebam itu itu di hadapan Jihoon yang menatapnya datar.

Orang itu mengkerut ketakutan, Ia makin takut saat Jihoon mendekat dan menatapnya tajam.

"Aku menyuruhmu standby di ruang komando, apa yang kau lakukan disini?" Wanita yang lebih tinggi menatap Jihoon tajam, rambut silver itu terlihat lepek karena keringat.

"Bermain sedikit." Desis Jihoon, Mereka berdua melirik pisau dan pistol yang bahkan belum sempat di pakai. Diantara tubuh-tubuh telentang tanpa daya di bawah sana.

"Hey kau?!" Jihoon menunjuk orang yang masih meringkuk di hadapannya itu.

"Yy-ya?"

"Siapa yang mengirimmu?"

Orang itu menutup mulut, Ia menggeleng meskipun takut.

"Xin berikan aku pistolmu.." Jihoon mengulurkan tangan, dengan santai ke arah wanita tinggi itu.

🔞My Psycho Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang