15.

22.3K 1.1K 11
                                    

Adelina masih berpikir mengapa James mengingatkannya untuk berhati-hati dengan Daniel Mc Queen. Apa dia pria berbahaya? Menurutnya tidak seperti itu. Dalam pikiran Adelina, Daniel adalah pria yang sangat menyayangi anaknya. Terbukti ia selalu menyempatkan diri mengantar putranya.
Seperti hari ini.

"Selamat pagi Mr. Mc Queen, Petter..."
Sapa Adelina saat mereka bertemu kembali di halaman parkir sekolah.

"Selamat pagi Adelina... Dan Hai! Justin! "
Tampak Daniel berusaha ramah pada Justin. Sementara yang disapa hanya menatapnya datar.

"Bisakah Petter ikut masuk bersama kalian? "

"Sure... Tentu Mr. Mc. Queen. "

Adelina menyodorkan tangannya untuk Petter. Dan sekarang dua tangannya seimbang menggandeng dua lelaki kecil. Bibir Daniel sedikit terangkat melihat pemandangan itu. Indah.... Batinnya.

Tiga jam menunggu keluarnya Justin terasa singkat. Kini dari kejauhan Adelina sudah melihat bocah kecil itu berlari ke arahnya. Tapi kali ini dia tidak sendiri. Ada bocah lucu lainnya di samping Justin! Peter.

Apa dia belum dijemput? Pikir Adelina. Dan ternyata hari ini dia kembali dijemput telat. Apa sopir keluarga nya selalu tidak profesional? Demi rasa kemanusiaan akhirnya Adelina menemani Peter menunggu jemputan. Walau sebenarnya bisa saja Peter menunggu di dalam gedung dengan penjagaan suster. Namun karena dia sudah bersama Justin maka Adelina merasa bertanggungjawab untuk itu.

Hampir setengah jam Adelina dan Justin menemani Peter. Sampai akhirnya muncul seorang pria matang dengan gaya maskulin nan tampan datang ke arah mereka. Ternyata Peter dijemput papinya. Tentu saja akan terlambat mengingat ayah Peter yang tampaknya orang sibuk. Walau Adelina tak tahu persis profesi Daniel. Namun melihat penampilan dan jas mahal yang dipakainya, Adelina yakin Daniel bukan orang sembarangan.

"Hallo boy... " Pria itu mengusap pucuk kepala putranya. " Hai Justin!" lalu memandang ke arah Justin.

"Terima kasih Adelina, maaf merepotkanmu lagi... " ia berganti memandang Adelina. Bibirnya tersenyum simpul namun justru terlihat seksi. Pikir Adelina yang segera dibuangnya jauh-jauh.

"Emm Justin, apa kau mau es krim? " tawar Daniel tiba-tiba yang langsung diangguki mantab oleh Justin. Bahkan Peter ikut merajuk seakan ikut terprovokasi. Daniel menaikkan alis dan tersenyum ke arah Adelina, seakan mengatakan 'bagaimana? '

Akhirnya dengan terpaksa Adelina mengikuti langkah mereka bertiga menuju Lykan Hypersport milik Daniel.

Tak sampai 20 menit akhirnya mobil berhenti disebuah restoran mewah nan asri. Sungguh bodoh tadi Adellina sempat berpikir Daniel akan mengajak mereka ke supermarket. Sehingga Adelina tidak menolak karena berpikir hanya sebentar. Tapi ini...

" Sekalian makan siang, bukan kah sudah waktunya makan siang? Dan tentunya... Disana ada es krim." Melihat ketidak nyamanan Adelina, Daniel berusaha menjelaskan.

"Mr... Saya pikir ini.. "

"Nanti aku yang akan telpon James... kalau itu yang kau cemaskan, Adelina." cepat-cepat Daniel memotong ucapan Adelina.

"Eh... Tidak perlu, nanti saya akan mengatakannya sendiri saat pulang. "
secepat mungkin Adelina mencegah Daniel. Tentu saja James tidak boleh tahu hal ini, atau dia akan berfikir berlebihan.

Hampir semua pesanan dipilih oleh Daniel.

Dengan rasa yang tidak nyaman akhirnya Adelina berusaha tenang ditempat duduknya. Sementara Justin dan Peter terlihat asyik dengan dunia mereka. Saling bermain tangan satu sama lain dengan permainan adu jari tampaknya. Suara riuh canda keduanya sedikit bisa meredam rasa canggung yang menyerang Adellina saat itu.

Love You Forever (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang