James keluar dari mobil. Sudah setengah jam lebih ia duduk menunggu. Menurut informasi targetnya baru berada di pusat perbelanjaan. Ya... Akhirnya ia menemukan keberadaan gadis itu.
Adelina.
Kemarin malam....
Rasa penasaran James akan sosok gadis yang dilihatnya mirip Adelina akhirnya terjawab. Karena ketangkasan para bodyguardnya, mereka cepat mendapat rekaman CCTV gedung. Dan alhasil, tampaklah sosok gadis yang dicari-cari.
Dari rekaman sangat jelas menampilkan gambar Adelina dan hampir semua aktivitasnya digedung itu.
Berbekal informasi awal, akhirnya kini James tahu betul dimana Adelina bekerja dan tinggal. Bahkan apa yang sedang dilakukannya hari ini.
Uang memang menyelesaikan segalanya.
Dari kacamata hitamnya, James kini fokus pada sosok gadis dengan kaos kasual hitam dan celana jeans seatas lutut yang baru keluar dari mall.
Adelina...
Seperti mantra. Berkali James membisikkan nama itu. Suaranya bergetar syarat kerinduan. Dadanya berdetak kencang. Ingin secepatnya ia berlari kearah gadis itu, memeluknya erat, menyalurkan kerinduan yang dipendamnya selama ini. Namun pikiran sadarnya cepat-cepat mengenyahkan keinginan itu. Takut membuat Adelina semakin jauh berlari.
Maka inilah yang bisa dilakukannya saat ini. Memandangi gadis itu dari jauh. Bersembunyi dibalik kemudi.
Namun.....tunggu....
James memicingkan mata. Memperhatikan betul sosok pria yang datang menghampiri Adelina dengan bocah kecil dalam gendongannya.
Siapa pria dan anak kecil itu? Apa hubungannya dengan Adelina?
-------------------
Adelina Pov
Ryan memang pria yang selalu bisa diandalkan. Apapun kesulitanku ia selalu ada. Bahkan dititipi bocah kecil sekalipun ia selalu siaga. Seperti saat ini.
Pengasuh Aldo baru sakit, maka terpaksa aku harus mengajak Al ke Mall untuk membeli keperluan desainku. Siapa sangka, Ryan menawarkan diri menemani. Kebetulan Al sangat familiar dengan Ryan. Bagaimanapun Ryan pulalah yang dulu membantu proses kehamilan sampai kelahiran Al. Bagi Ryan, Al sudah seperti anaknya sendiri. Bahkan memang sering disalah pahami seperti itu.
"Terimakasih Ryan...., mau mampir minum teh dulu? "
Basa-basi aku menawarkan pada Ryan sebagai balasan terima kasih sudah merepotkannya hari ini."Bolehkan? " ia tampak tak percaya.
"Hei.. Sure...! Mengapa kau bertanya begitu? " kataku memastikan
"Karena tampaknya kau hanya basa basi saja"
"Lalu kenapa kau mau? "
Jawabku dengan mimik bingung. "Dasar...!! Ayo turun!! " Tak bisa kutahan tawa.Akhirnya Ryan mengikuti langkahku masuk ke rumah.
Saat melihat kedekatan kami, orang akan salah paham. Apalagi bila ada Al diantara kami. Kami dikira pasangan yang harmonis.
Bagiku posisi Ryan tidak akan pernah berubah. Ia tetap sahabat terbaik ku. Bahkan aku selalu mendoakan ia segera bertemu jodohnya.
---------------
James masih duduk didalam mobil mengamati interaksi antara Adelina dan Ryan. Tangannya mengepal menahan marah. Jadi karena dia kau meninggalkanku? Terbesit pikiran berdasarkan apa yang dilihatnya barusan. Ada sesak yang tiba-tiba menyerang. Seperti ada bongkahan batu besar yang menghambat aliran oksigen pada tubuhnya.
Seperti inikah akhirnya? Tiga tahun dilaluinya penuh penantian, dan kini terpampang jelas didepannya. Gadis yang dicintainya sudah dimiliki pria lain.
Siapa yang pendosa disini?
Apakah ia yang tak sengaja pernah menyakiti sang gadis?
Atau gadis itu yang sengaja menyakiti nya dengan memberi harapan lalu meninggalkannya?
James berkutat dengan pertanyaan retorik.
Apakah dia memang pria naif? Bisa memiliki segalanya tapi tidak untuk wanita yang dicintainya?
Terdengar gigi gemeretak. Rahang pria itu mengetat. Ia marah dan kecewa. Tapi tidak tahu pada siapa. Mungkin dengan apa yang kini dilihatnya.....
Ia menggeleng, berusaha mengenyahkan pikiran kecewanya. Bukankah dari data yang diperoleh tertulis Adelina belum menikah? Bukankah ini berarti bahwa ia masih punya kesempatan? Tapi anak itu....
Apa mereka pasangan tanpa nikah yang sudah memiliki anak?
Bukankah itu hal biasa di negara paman sam yang menganut paham liberal?
Yah...di negara-negara yang menganut paham liberal memang sangat menghargai kebebasan individu. Semua orang bebas melakukan apa saja dalam hidupnya. Termasuk mengenai status. Pasangan hidup bersama tanpa menikah sudah biasa disini.
Tapi.....
Apakah Adelina bisa melakukan itu?
Tidak!
Kau bukan wanita seperti itu Adelina........
James berusaha membuang pikiran buruknya.
Namun..
Apa ia masih punya kesempatan?
----------------------
Biarkan pada salah paham dulu ya...... Biar seru.
Atau gitu aja? Adelia-Ryan dan James-Angela? Gimana....Vote dulu yukkkk, aku kasih bonus pic dech
Ryan VS James ,
Ayo... Cakepan siapa? Kalau aku sih tetep konsisten pilih James. He.. He
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Forever (END)
Romance(Warning 18+) Jika dengan menjual diriku aku bisa menyelesaikan masalah, akan kulakukan ! Kupikir nasib seperti ini hanya dialami gadis mengenaskan di dalam novel, ternyata akupun harus mengalami. Terluka? Jelas! Marah? Tentu! Tapi apa dayaku...