4.

29.1K 1.5K 22
                                    

Semua tampak sibuk hari ini.
Hal yang tak biasa terlihat. Orang berlalu-lalang dengan tugasnya masing-masing. Seluruh maid yang jumlahnya 12 orang tak ada yang menganggur. Pun Adellina. Ia juga tengah disibukkan dengan tingkah Justin yang agak berbeda hari ini. Seperti inikah penyambutan tuan besar dirumah ini? Apa karena takut? Atau karena kangen dengan kehadiran pemilik asli mension ini?

Terlihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman. Membuat semua maid dan pekerja lainnya berbondong mensejajarkan diri mereka didepan pintu. Pun Adellina.

Sopir membukakan pintu untuk sang majikan. Terlihat sesosok pria berkemeja putih dengan kaca mata hitam keluar dari mobil. Dengan performa yang sangat menawan ia berjalan menuju mension. Semua tersenyum senang melihat kedatangannya. Pria itu makin mendekat hingga tampak jelas siapa dia.

Dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan.............

Kaki Adellina terasa lemas tiba-tiba. Pandangannya kabur. Wajah dan tangannya berkeringat. Dadanya berdegup keras. Kecemasan terlihat diwajahnya. Dari milyaran orang didunia mengapa dia? Mengapa harus pria itu?

Adellina ingin cepat-cepat menghilang sehingga terhindar dari penglihatan pria itu segera. Tapi sungguh ia tidak tahu caranya. Apakah jalan keluar terbaik yang harus dilakukannya untuk menghindari pria ini sekarang. Setidaknya untuk saat ini saja. Terserah untuk setelahnya. Dia akan memikirkannya nanti. Kalau ia harus tiba-tiba lari jelas tak mungkin. Itu sangat mencurigakan. Akhirnya hanya satu yang terpikir olehnya...

" Aku ke toilet dulu Barbara, perutku tiba-tiba sakit...... "

Pamit Adellina pada kepala maid yang kebetulan berdiri di sampingnya.

Barbara hanya menoleh tanpa memberi jawaban.

"Uncle..!!!!!!!! "
Teriak Jusstin sambil menyerbu ke arah James. Teriakan itu terdengar Adellina sampai di belakang.

Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukan? Ya Tuhan.... Please help me. Kata-kata itu yang terus dilafalkan Adellina dalam hati. Ia mondar-mandir gelisah. Bagaimana bisa?

Adellina mencoba menggali kembali pikirannya ..........

Barbara memang pernah bercerita bahwa majikan rumah ini bernama James Arthur. Empat bulan lalu saat bertemu pria itu juga memperkenalkan dirinya sebagai James Arthur. Tapi siapa sangka mereka adalah Arthur yang sama? Apa didunia ini yang namanya James Arthur hanya dia?

Oh... Hell..

Tamatlah riwayat Adellina.

Dia pikir dengan pergi ke Australia sudah terlalu jauh untuk terjangkau orang-orang yang ingin dihindarinya. Termasuk pria itu. Tapi siapa sangka ia justru mendatangi kediaman pria yang ingin dilupakannya seumur hidup? Oh.. Please...

Akhirnya dengan mengenakan masker Adellina berusaha kembali ke ruangan dimana semuanya berkumpul.

Adellina memposisikan dirinya paling belakang diantara para maid yang berdiri melingkar menghadap Tuan Arthur dan Justin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adellina memposisikan dirinya paling belakang diantara para maid yang berdiri melingkar menghadap Tuan Arthur dan Justin. Paman dan ponakannya itu baru bercengkerama melepas rindu mereka. Berkali-kali tawa kecil hadir diobrolan mereka. Semua ikut bercengkerama menanggapi gurauan yang sesekali muncul diantara mereka. Suasana tampak hangat. Ternyata tuan rumah ini bukan tipe majikan yang mendominasi. Ia terlihat memperlakukan para pekerja seperti keluarganya sendiri. Pantas saja semua senang dengan kedatangannya.
"Dari tadi kau hanya menceritakan tentang pengasuhmu Justin. Mana gadis yang kau ceritakan itu, hem? "

Tiba-tiba pria itu menanyakan keberadaan Adellina yang sontak membuat semua mata mengarah padanya. Gadis itu menahan salivanya. Ia gemetar. Ya Tuhan... Apalagi ini? Dari banyaknya pekerja yang ada mengapa namanya yang terpanggil?

Adellina masih terpaku ditempatnya berdiri. Ia bingung dengan kondisi ini. Lari jelas tak mungkin.
Maka dengan takut dan terpaksa ia berusaha memajukan posisinya dan membungkukkan badan.

" Ya, Saya tuan. "

Tuan Arthur tampak tersenyum.

"Baiklah... Semoga kau sabar dengan anak kecil ini." Ucap James Arthur sambil tersenyum.

"I am not a little boy! "

Dan seperti biasa, Justin akan marah saat orang mengatainya anak kecil. Tapi wajah marahnya lagi-lagi justru membuat orang tertawa. Maka riuhlah suasana ruangan itu. Semua menertawakan kelucuan Justin.
Syukurlah... Akhirnya semua kembali fokus ke bintang hari ini. James Arthur dan Justin. Memberi kesempatan pada Adelina untuk segera undur ke posisinya semula. Ia menghela nafas lega. Tuhan masih menyelamatkannya hari ini.....

--------------------
Ayo... Yang mau lanjut jangan lupa vote, ok?

Love You Forever (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang