12.

24.2K 1.1K 11
                                    

Perhatian dan kelembutan James menghilangkan kekhawatiran Adellina. Benar, untuk apa Adellina merisaukan hal yang tidak perlu. Yang harus dilakukannya saat ini adalah fokus mencintai James.

"Apa yang kau risaukan? "

Pertanyaan James muncul saat menatap gadisnya yang tak seperti biasa.

"James... Aku pikir, apakah kita tidak terlalu terburu-buru? "
Adellina tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

"James... Sebaiknya.... "

Cup!

James seakan tahu apa yang akan diucapkan Adellina. Ia langsung menutup bibir Adelina dengan ciumannya.

Pagutan itu semakin dalam dan menuntut. Tak peduli sang gadis sudah tersengal kehabisan nafas James masih berusaha menahan tengkuk Adellina. Ciuman yang hangat itu menjadi panas. Dia baru berhenti saat sang gadis menghantam dada bidangnya.

Sebelum terhuyung kebelakang, James langsung meraih gadis itu kedalam pelukannya.

Kini James memposisikan bibirnya disamping telinga Adellina.
"Adellina... Saat kau menerima diriku sebagai kekasihmu, maka kau harus menerima duniaku. Terimalah diriku seutuhnya. Aku hanya butuh cintamu. Selain itu, aku yang akan memberikan segalanya padamu... "
Bisik James.

Pria itu tahu apa yang dirisaukan gadisnya.

===============

Seperti biasa Adellina menggandeng Justin menuju gerbang sekolah. Melalui nego yang panjang akhirnya Tuan Arthur memperbolehkan sopir menurunkan mereka agak jauh dari sekolah sehingga ada kesempatan bagi keduanya untuk berjalan kaki. Dan itu sangat menyenangkan Justin.

Gedung itu terlihat sangat elit. Tentu saja, hanya anak-anak orang kaya yang bisa sekolah disini. Biayanya sangat mahal. Kadang Adellina tak habis pikir, bagaimana bisa biaya sekolah setiap bulan seharga 1 mobil baru di Indonesia. Ck.... Ck..
Sungguh ironis, padahal dia dulu sekolah di tingkat atas kejuruan biaya perbulan tidak sampai 100 ribu. Betapa murah pendidikan di Indonesia.

Terlintas kembali kenangan masa SMK nya di Indonesia 3 tahun lalu.
Saat itu ujian akhir praktik peragaan busana hasil karya siswa-siswi disekolahnya. Hasil desain Adellina berupa gaun pesta berbahan broklat ternyata mendapat penilaian terbaik. Bahkan mengalahkan milik Ryan, siswa andalan dijurusannya. Sejak awal Ryan memang menjadi kandidat juara diajang paling bergengsi di SMKnya. Selain karena anaknya yg memang berbakat, ia juga anak dari desainer kondang Rolland Hadi, si pemilik butik mewah di kawasan Jakarta pusat juga beberapa butik di Amerika. Bagaimana dengan kabar teman-temannya sekarang? Adellina sangat merindukan mereka...

"Hai, Justin....!"
Suara anak kecil membuyarkan lamunan Adellina.

Terlihat sosok kecil lucu sedang digandeng lelaki dewasa didekat mobil sport mewah mereka. Lykan Hypersport warna abu metalic.
Wajah kecil itu tampan dan lucu seperti Justin. Entahlan... Mungkin anak-anak di Australia memang terlihat manis menggemaskan. Ia tersenyum lebar menampakkan giginya yang rapi. Sementara lelaki dewasa didekatnya, mungkin papanya, menatap Adellina dan Justin intens. Tidak... Tepatnya menatap Adellina. Menyelidik penuh kekaguman.

Jujur, Adelina merasa risih dengan tatapan tidak sopan itu. Ia berusaha menelisik penampilannya. Tidak ada yang aneh.

"Hai juga.... Siapa namamu? "
Balas Adelina mencairkan suasana sambil menjongkok mensejajarkan dirinya dengan anak kecil didepannya.

" Peter"
Jawabannya pendek dengan suara khas anak kecil.
Adellina tersenyun.

"Mau masuk bersama kami? "
Tawar Adellina dengan mimik menggemaskan.
Peter menengadahkan wajahnya meminta persetujuan lelaki dewasa disebelahnya.

Adelina lupa, sangat tidak wajar beramah tamah dengan orang asing disini. Maka ia berdiri, sekarang berhadapan dengan pria dewasa didepannya.

" Maaf jika saya lancang, perkenalkan.... nama saya Adelina, pengasuh Justin, tuan..."
Adelina memperkenalkan dirinya tanpa mengulurkan tangan. Ia takut kembali melakukan kesalahan lagi.

Pria didepannya tersenyum, mata birunya berbinar cerah. Sambil mengulurkan tangan.
"Saya Daniel, Daniel Mc Queen. "
Adelina menyambut tangan Daniel.
Saat bertatapan, Adelina baru menyadari ketampanan pria didepannya. Sialan ! Adelina kembali sadar dan membuang jauh pikirannya. Ia pria beristri Adellina!

Pria itu tersenyum kepada Peter menandakan persetujuannya.
Akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan pria yang masih setia memperhatikan kepergian sosok yang menyedot perhatiannya dari tadi. Bahkan ketika sosok itu benar-benar sudah menghilang dari jangkauan mata Daniel, ia masih setia bertengger di pintu mobilnya.
Bahkan tanpa sadar melafalkan nama " Adelina...... "

============

Mulai episode besok akan ada konflik ya... Biar seru.

Ayo vote dulu dong biar semangat nulisnya!!!

Love You Forever (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang