09. Jackpot

4.4K 509 9
                                    

Happy Reading 😘

____


"Lo lagi ada masalah Val?" Valerie yang sedang duduk sendiri di tempat duduknya tersentak dan menoleh ke arahku.

Sebenarnya pertanyaan ini sudah ingin ku tanyakan dari seminggu yang lalu setelah kejadian di kantin hari itu.

Tapi sayangnya saat itu aku tidak bisa menemukan waktu dimana hanya ada aku dan Valerie

Ditambah aku juga sedang fokus untuk menjalankan rencanaku.

Saat melihat Valerie yang tengah duduk sendirian di ruang kelas pagi ini, aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bertanya kepadanya. Walaupun memang dia sudah tidak terlihat murung lagi. Tepi hal tersebut tetap terpikir olehku.

"Gue? Enggak. Kenapa emang?" saat Valerie menjawab pertanyaanku, aku sudah mendudukkan diri di bangku ku. Berhadapan dengan Valerie.

Aku menghela napas sejenak.

"Kenapa Lo putus sama Galant?"kupikir ini pertanyaan yang tidak terduga bagi Valerie. Terbukti dari dia yang sedikit tersentak.

"Ya-ya karna gue udah bosanlah."

Aku menatap datar Valerie saat mendengar jawabannya. Mungkin Irene dan Stella akan tertipu, tapi tidak denganku.

"Gue pikir bukan karna itu."

"Terus kalau bukan emang karena apa lagi? Lo kenal gue gimana kan Fe?"

"Hah, justru karna gue kenal Lo makanya gue nanya Val. Lo pikir gue nggak bisa liat gimana raut wajah Lo saat Lo liat Galant lagi suap-suapan sama cewek itu Val?" aku berhenti sejenak menunggu tanggapan dari Valerie tetapi sepertinya dia tidak mau menanggapi sama sekali.

"Lo pikir gue nggak denger saat Lo sendiri ragu buat bilang Lo udah putus sama Galant? Gue denger Val. Gue tau Lo juga mulai naruh rasa sama dia. Gue juga tau yang mutusin hubungan bukan Lo, tapi Galant kan?" Valerie bergeming. Masih memilih bungkam.

Kalimat terakhir hanya tebakanku semata. Tapi melihat reaksi Valerie tak bergerak sedikit pun membuatku yakin bahwa tebakanku tepat sasaran.

Aku masih sedikit tidak percaya. Biasanya Valerie lah yang sering memutuskan hubungan. Bahkan seingatku, hanya sekali dia pernah diputuskan.

Itu adalah hubungan pertama Valerie dengan seorang laki-laki. Cinta pertamanya.

Ini semakin rumit sampai-sampai aku mengeluarkan napas gusar.

"Ya udah, kalau Lo nggak mau cerita ke gue juga nggak masalah. Tapi inget! Jangan pendam semua masalah Lo sendiri. Kami bertiga siap kapan pun denger semua keluh kesah Lo atau Lo bisa lampiasin dengan mem-bully orang kayak biasanya."

Kulihat Valerie membuka mulutnya hendak bicara. Tetapi kedatangan Irene mengurungkan niatnya dan digantikan dengan sebuah senyuman yang menyiratkan bahwa dirinya lelah dengan semua ini. Kubalas senyuman itu dengan senyuman menenangkan.

Aku tidak akan memaksa kalau dia tidak mau membicarakan masalahnya kepadaku pada akhirnya. Tetapi setelah menjalani semua hal dalam hidup, aku mengerti akan satu hal.

Semua masalah tidak bisa kamu tampung sendiri. Berbagilah pada orang yang kamu percaya sedikit masalahmu. Mereka akan membantumu untuk membuatnya terasa lebih ringan.

Tapi juga perlu diingat, tidak semua masalah bisa kamu bagi. Ada beberapa bagian dari masalah itu yang memang harus kamu simpan sendiri.

"Kalian kenapa senyum-senyum?"

"Enggak ada yang spesial kok Ai, kami senyum karna liat Lo dateng bawa makanan gratis lagi," benar saja kata Valerie, ku lihat Irene sedang menenteng sebuah kantong plastik dan menaruhnya di atas meja.

Better VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang