06. Tujuan

6K 624 44
                                    

Happy reading ^^

___________

Tadi saat aku ke kelas bersama Nina, Stella, dan Valerie menggoda ku habis-habisan. Sampai-sampai aku menjadi sebal karena mereka tak kunjung berhenti bahkan sampai jam istirahat usai.

Kemudian Stella berkata, untuk merayakan aku yang sudah mendapat beberapa teman baru belakangan ini, mereka bertiga akan mentraktir ku sepulang sekolah. Aku tentu tidak keberatan. Senang malah. Kapan lagi aku di traktir oleh mereka bertiga. Dan di sini lah kami sekarang. Di salah satu kafe yang sedang terkenal di kalangan remaja saat ini.

"Mau pesan apa kak?" tanya seorang pelayan wanita dengan ramah kepada kami berempat.

"Gue ramen udang sama thai tea," saat Valerie menyebutkan pesanan nya, aku masih membolak-balikkan buku menu. Masih bingung untuk memilih apa yang akan ku makan nanti.

"... Fe, Fe," Stella menepuk pelan pundak ku.

"Di panggilin juga ni anak dari tadi, pesanan Lo apa, tinggal Lo doang yang belum," aku menggaruk tengkuk ku yang bahkan tidak gatal saat Stella menatap ku jengah.

"Hmm... Gue pesen ramen original, burger jumbo, terus... Sama segelas jus jeruk nipis," setelah aku menyelesaikan pesanan ku, mereka berempat, termasuk pelayanan yang mencatat pesanan ku pun menatap ku tidak percaya. Mencoba bersikap profesional, pelayan tersebut mengulang pesanan kami sebelum pergi untuk menyiapkanya.

"Lo yakin Fe? Muat di perut Lo?" Valerie menanyakan pertanyaan yang sepertinya telah dia tahan dari tadi. Bagiku pribadi, aku merasa kalau aku bisa menghabiskanya. Bahkan bisa lebih dari itu.

"Yakin lah, lagian gue harus manfaatin kesempatan ini sebaik-baiknya. Kapan lagi kan kalian traktirin gue," ucapku sambil menaik turunkan alis kepada mereka.

Kemudian setelah kami cukup lama berbincang-bincang, pesanan kami pun datang. Aku makan dalam diam begitu pula dengan mereka bertiga. Tapi sesekali bersuara saat melihat sesuatu yang menarik perhatian kami.

Seperti yang ku katakan pada mereka bertiga tadi, aku berhasil menghabiskan semua yang ku pesan. Bahkan hampir tidak ada sisa di mangkuk, piring, dan gelas ku. Tapi ku rasakan sesuatu akan keluar dari dalam diriku. Langsung saja aku izin pergi ke toilet.

Setelah urusanku dengan toilet beres, aku langsung pergi menghampiri ketiga temanku. Lega rasanya setelah buang air kecil.

Lima langkah lagi, maka aku akan sampai di meja ku. Tapi sepertinya takdir berkata lain. Aku menabrak seseorang sebelum berhasil sampai. Aku yakin ini bukan salah ku. Pandangan ku terus fokus ke depan dari tadi. Ini pasti salah pria ini.

"Maaf," katanya. Hmm, suaranya cukup bagus untuk di dengar.

"Hmm, lain kali jalan jangan sambil main ponsel," ucap ku agak kesal setelah melirik salah satu tangannya memegang ponsel dengan layar yang menyala. Kemudian ku alihkan pandangan ku ke wajahnya. Wah, nikmat mana lagi yang aku dustakan?

GANTENG CUY!

Ganteng parah!

Aku rasa dia lebih ganteng dari Trey. Mata pemuda ini berwarna hitam gelap, alis mata tebal, dan bibir merah muda, sangat kontras dengan kulitnya yang bisa di bilang agak putih. Saat aku menatap kedua bola matanya, dia juga menatap balik mata ku. Entah kenapa aku seperti tersedot ke dalam iris nya yang kelam itu.

"Lah, Kharel?"

Suara Irene membuat waktu mengagumi wajah tampan pemuda ini jadi terusik. Ku lihat Irene, Stella, dan Valerie berada dua langkah di depan ku. Mungkin mereka memilih menghampri ku saat melihat ku menabrak seseorang. Ralat. Melihat ku ditabrak seseorang.

Better VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang