19. Tidak Terduga

2.2K 274 51
                                    

Maaf banget karena hiatusnya kelamaan. Awalnya cuma karena lagi ujian, taunya keterusan hiatus wkwkwk.

Makasih buat kalian yang masih setia nunggu kelanjutan ini cerita.

Semoga bab ini nggak ngebosenin. I Hope you all are happy 😊

Enjoy bacanya guys...
Maaf kalau ada typo, hehe
Jangan lupa kasih vote sama komen, thank you^^

_____

"Jujur aja ya guys, yang dilakuin Trey norak menurut Gue," Stella membuka suara pertama kali. Namun sepertinya Irene tidak setuju dengan pendapatnya.

"Ih... bukan norak Stell, itu tuh namanya romantis tau!"

"Dih! Kayaknya diantara kita cuma Lo yang mikir gitu deh. Ya nggak Fe?" Valerie sepertinya setuju dengan pernyataan Stella. Tentu saja aku juga. Aku mengangguk meng-iya-kan.

"Tapi gw no comment deh," ucapku sedikit tidak peduli sambil menyeruput minuman.

"Halah, kalian-nya aja yang suka julid."

"Eh, btw Gue baru tau kalau nama Hannah ada nama bokap Lo. Setahu Gue nama Lo kan nggak ada nama Om Damien nya, Fe," heran Irene mengalihkan topik.

Tampaknya tidak hanya Irene yang penasaran. Valerie dan Stella juga. Tapi aku tidak ada niat untuk membahas masalah ini dengan mereka lebih jauh. "Ya mana Gue tau, tanya aja ke bokap Gue langsung."

Jujur aku saja tidak tahu alasannya. Pernah sekali aku bertanya kepada Ayah tentang ini, tapi yang ku dapat hanyalah penolakan dan pelototan mata. Setelah itu, aku tidak lagi mengungkit masalah penamaan ini.

Bohong jika aku bilang aku tidak iri. Saat itu aku merasa apakah aku benar anak kandung dari ayahku atau tidak. Tidak hanya masalah nama aku berpikiran demikian, aku dan Hannah jelas memiliki rupa yang berbeda, tidak ada kesamaan. Aku juga tidak mirip dengan Ayah secara visual, aku lebih mirip dengan Ibuku. Sudahlah, aku tidak mau mengungkit ini lagi.

"Tapi," suara Valerie memecahkan lamunanku.

"Pantas aja Lo sering sebut adek Lo ular," aku mengernyit heran awalnya, tapi sedetik kemudian aku paham arah pembacaraan ini. Berbeda dengan ku, Stella dan Irene seperti sangat tidak mengerti.

"Bukannya Fe manggil dia ular karena sering ganjen ke Trey, ya?"

"Awalnya Gue mikir gitu juga, Ai. Tapi kayaknya ada alasan yang lebih tepat," lihat lah tampang Valerie yang sok misterius ini. Sungguh lucu.

"Apaan? Cepetan ngomong atau Gue sumpel mulut Lo pake garpu!" sepertinya Stella sudah tidak sabar dengan permainan teka-teki ala Valerie. Kulihat Valerie malah memberengut mendengar ancaman Stella.

"Ya elah, Lo berdua denger nama lengkapnya si Hannah tadi kan?" lantas keduanya mengangguk dengan sedikit ragu.

"Itu anak kan namanya ada Serpent Serpent nya," Valerie memberi jeda ucapannya, melihat reaksi kedua orang yang penasaran tersebut. Pemandangan ini sudah seperti melihat seorang Ibu memberi pelajaran kepada dua orang anak balita.

"Nah, setahu Gue nih, kalau nggak salah Serpent artinya uler dalam bahasa gue lupa apa. Bener nggak Fe?" Stella dan Irene mengangguk mendengar penuturan Valerie dan ikut menatapku untuk memeriksa kebenarannya.

Aku menunjukan kedua jempolku kepada mereka dan sudah terlihat Valerie tersenyum puas.

-BV-

Pesta Hannah sudah berakhir satu jam yang lalu, tetapi aku tidak dapat tidur sekarang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 dan besok aku harus sekolah. Ini karena ada hal yang sangat mengusikku.

Better VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang