- Athy and Choco -

1.7K 227 29
                                    

Waktu kembali berlalu, Tuan Putri Athanasia tumbuh menjadi anak yang sangat manis. Semua orang di Istana sangat menyukai Putri kecil. Hanya mereka kerepotan jika Athanasia mulai pergi berpetualang mengitari Istana.

Seluruh Istana bagai diserang badai karena Claude berteriak akan membunuh mereka semua jika tidak bisa menemukan putrinya.

Sementara Athanasia hanya terkekeh geli di bawah salah satu sofa di Istana Garnet yang dia sebut sebagai gua rahasia Athy. Ia senang membuat panik Papanya dan para kakak dayang. Satu orang yang sangat sulit dikelabui hanyalah Ibunya. Ibunya akan segera menemukannya dalam beberapa menit. Jika sudah begitu maka sudah diketahui apa yang akan terjadi pada Athanasia.

Ibunya akan membawakan sayuran untuk Athanasia makan sebagai hukuman. Lalu..
Dia tidak boleh makan coklat selama seminggu. Menurut gadis kecil itu hukuman yang diberikan Ibunya sangatlah kejam dan dia lebih memilih berdiri berjam-jam di depan ruang kerja Ibunya.

Athanasia tidak bisa hidup tanpa choco kesayangannya. Maka dari itu dia selalu mencari cara agar dia bisa bertahan hidup di tengah kesulitan choco yang dia alami. Ia juga sama sekali tidak peduli dengan giginya yang sudah sempat berlubang beberapa kali.

"Kakak kakak, Athy mau choco." ujar Sang Putri kecil sambil membuka kedua belah tangannya.

"Aih Tuan Putri yang manis mau choco?"

"Iya, mau choco yang banyak banyak."

Hannah hari ini menjadi target Sang Putri. Dengan wajah berseri, mata membulat lebar dan suara super imut, Athanasia melancarkan misinya untuk membuat Hannah memberikan sebungkus coklat padanya.

"Tuan Putri, suka sekali choco ya?"

"Iya, Athy suka choco. Suka sekali! Hannah juga suka! Berikan Athy choco." Athanasia meraih celemek milik Hannah. Dia bukan hanya suka sekali, coklat sudah menjadi obsesinya.

"Hannah, ada apa ini? Bukannya Lilian sudah berpesan agar tidak memberikan makanan manis terlalu sering pada Tuan Putri? Ini perintah langsung dari Yang Mulia Ratu." Seth datang menegur temannya yang berhati lemah.

"Aku pikir jika hanya satu tidak akan apa apa."

"Masalahnya yang berhati lemah sepertimu bukan hanya satu."

"Kakak, athy mau mam choco." Athanasia menembakkan bintang bintang kecil dari matanya yang bulat seperti bola pingpong berwarna biru sapphire.

"Tuan Putri, tidak boleh." Seth kembali melarang.

"Benar tidak boleh?" rajuk Athanasia dengan suara lirih.

Hati Seth ikut melemah melihat keimutan sang putri yang tak terbatas. Akhirnya dia memberikan apa yang Athanasia mau. Sebungkus coklat.

"Rahasiakan pada Lilian dan Yang Mulia Ratu ya Tuan Putri." bisik Seth sambil menoleh ke segala arah.

"Makasih Kakak. Athy cuka cekali sama kakak!" Athanasia mencium pipi Seth. Dia memang pintar menarik hati orang di sekitarnya.

Dengan hati gembira, gadis kecil itu memasukan sebungkus coklat ke dalam saku gaunnya. Ia bahkan sempat bersenandung sebelum suara yang dia takutkan terdengar dari ujung lorong.

"A.THA.NA.SI.A~ Sedang apa disana? Kamu dapat apa dari para kakak dayang?" tanya Sang Permaisuri dengan nada menyeramkan.

Hannah dan Seth langsung mundur beberapa langkah setelah mendengar suara Diana.

"Ugh. Mama!! Athy gak dapat apa apa kok dari kakak-kakak dayang."

Athanasia segera pura-pura tidak mendapatkan apapun dari para dayang. Mamanya bisa mengamuk jika melihat apa yang ada di dalam kantong gaunnya. Sebisa mungkin dia harus melindungi choco yang sudah dia dapatkan dengan susah payah.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now