- The Young Royal Magician -

1.5K 203 61
                                    

'Athanasia De Alger Obelia. Anda akan mendapatkan hadiah sejumlah 500 keping emas jika melihat dan melaporkan gadis kecil ini berkeliaran di sekitar lingkungan Anda.'

"Apa ini?" Lucas mengerutkan dahinya begitu melihat poster yang ditempel di salah satu dinding bangunan di tengah kota Kekaisaran. 

Wajah Athanasia yang sedang tersenyum lebar terpampang jelas dalam poster tersebut. 

Bukan hanya poster, patung gadis kecil bermata biru permata itu juga menghiasi beberapa sudut kota. Seolah semua orang harus tau mengenai wajah dan nama gadis kecil kesayangan Sang Kaisar. 

Athanasia saat baru lahir

Athanasia saat mulai merangkak

Athanasia saat mulai berjalan

Berbagai rekaman cerita perjalanan tumbuh kembang Sang Putri pun tidak lupa diputar di tengah keramaian kota. 

"Hah! Kaisar gila macam apa yang memerintah Obelia saat ini." Lucas memperhatikan rekaman Athanasia yang sedang digandeng oleh Ayah dan Ibunya. 

Pria itu jelas bukan Kaisar yang dikenal olehnya. Itu bukan Kailum. Kailum tidak mempunyai istri berambut pirang keemasan bagai peri. Dan seingat Lucas, Kailum tidak memiliki wajah serupawan pria dalam rekaman singkat di hadapannya. 

"Tuan Putri tidak bisa mengundang kita untuk bermain. Ibuku bilang Yang Mulia Permaisuri sedang marah jadi Putri dibiarkan bermain sendiri di Istana Emerald untuk sementara waktu." ujar seorang gadis kecil yang lewat di belakang Lucas dengan payung rendanya yang cukup besar.

"Kasihan Tuan Putri.. Dia pasti kesepian sekali sekarang." gadis kecil lainnya ikut bersimpati mendengar berita mengenai Athanasia. "Kalau begitu kita harus mengirimkan surat yang banyak untuknya." 

"Ya ayo kita kirimkan. Oh! Dan juga coklat! Tuan Putri suka sekali dengan coklat." 

Sekumpulan gadis-gadis kecil itu sama-sama mengangguk penuh antusias lalu pergi dengan riang menuju salah satu toko es krim.

"Hee.. Sepertinya bocah berisik itu sedang terkena masalah sekarang." komentar Lucas setelah mendengar pembicaraan mereka. 

Tidak heran. Saat itu Athy terlihat sangat ketakutan dan menangis sangat keras di tengah hutan. Orang tuanya pasti tidak tau gadis itu kabur sendirian kesana. 

Lucas berpikir sejenak lalu tersenyum menyeringai. Dia tau hadiah apa yang pantas diberikan untuk putri nakal bernama Athanasia itu. 

"Ekspresi gadis itu pasti akan sangat menarik." 

Hembusan angin menerpa rambut hitam panjang Lucas dan membawanya menuju kediaman Sang Putri yang kesepian. Lucas tidak berbohong, mereka sungguh akan bertemu lagi. Dan kali ini tidak akan sebentar. Lucas ingin menghabiskan banyak waktu luangnya bersama 'teman' barunya. 

…. 

"Blackie~! Ayo kita main!" 

"Blackie~! Ayo kita mamam choco. Athy punya banyak choco!" 

"Blackie~ Ayo kita mandi bersama!" 

Di luar perkiraan Helena dan kawan-kawannya, Athanasia sama sekali tidak kesepian sekarang. Dia sedang asyik bermain dengan hewan peliharaan barunya. Tidak peduli siang ataupun malam. 

"Makhluk apa yang kamu bawa itu, Athanasia?" tanya Claude saat menyadari adanya tamu asing dalam pelukan putrinya. Dengan tatapan ngeri, dia menunjuk Blackie yang meringkuk ketakutan dalam pelukan Athanasia. 

"Ini Blackie, Papa! Teman baru Athy!" jawab Athanasia dengan gembira sambil mengangkat Blackie ke dekat Ayahnya. 

Tidak perlu ditanyakan lagi respon Sang Ayah. Claude mendorong Blackie menjauh dengan perlahan. Pria itu tidak suka dengan hewan kecil berbulu. Menurutnya hewan semacam itu terlalu lemah dan sama sekali tidak berguna

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now