- Be My Queen -

2.4K 242 48
                                    

Setelah fenomena ajaib yang dialami Diana malam itu, kehidupan Claude dan Diana sekarang kembali diwarnai kebahagiaan. Tidak ada tangisan Diana dan teriakan Claude lagi di malam hari. Tapi lain hal nya dengan kehidupan Felix, dia pikir sekarang dia tidak perlu berurusan dengan mood buruk Sang Kaisar dan bisa hidup damai. Dia salah besar, hidupnya kini kian tersiksa.

"Felix, kau yang kerjakan ini semua. Aku ingin menemui Diana." Claude melemparkan stempel kerajaan yang berbentuk unik ke tangan Felix.

"Paduka.. Bagaimana bisa saya mengerjakan pekerjaan Anda. Dan ini.. Ini kan stempel kerajaan yang sangat berharga."

"Kau pasti bisa Felix. Aku sibuk, tidak ada waktu memeriksa laporan sampah dari para bangsawan yang kerjanya hanya meminta anggaran untuk pesta tidak penting. Kau pasti tau mana yang akan ku setujui dan yang tidak."

"Pa.. Paduka!" Rasanya Felix sudah ingin menangis. Dia ini Ksatria yang kerjanya menebas lawan dengan pedang, bukan menggores kertas dengan pena.

Claude berjalan keluar ruangan kerjanya tanpa melihat lagi ke belakang. Dia yakin Ksatria berambut merah itu bisa melakukan segalanya, termasuk pekerjaan administrasi kerajaan. Pikiran dan hati Claude saat ini hanya tertuju pada kekasihnya yang sedang hamil. Dia penasaran sedang apa kekasihnya saat ini. Pagi pagi dia sudah ribut ingin makan buah berry liar yang tumbuh di hutan. Tapi dia marah ketika Claude menyuruh para dayang memetiknya. Entah apa yang sebenarnya dia inginkan.

Claude sampai di Istana Ruby dalam sekejap.  Jika nanti mereka sudah menikah, dia ingin memindahkan Diana ke Istana Garnet agar mudah ditemui. Tapi sekarang dia harus puas dengan menemuinya di Istana Ruby.

"Pa.. Paduka?" Beberapa dayang tampak kaget melihat Sang Kaisar sudah masuk ke dalam Istana. Mereka tidak berani menghentikannya. Padahal ada sesuatu yang perlu mereka rahasiakan dari Sang Kaisar.

"Diana."

Claude masuk ke kamar Diana tanpa mengetuk pintu. Tetapi kamar itu kosong. Kekasihnya tidak ada disana.

"Dimana dia?"

"Lady.. Lady sedang.. " Seorang datang tampak ragu memberitahukan keberadaan Diana.

"Jawab Aku cepat!"

Suara keras Sang Kaisar mengagetkan para dayang. Wajah mereka pucat, kaki mereka bergetar.

"Lady Diana sedang berada di hutan Paduka."

Akhirnya mereka membuka rahasia yang sangat diwanti wanti oleh Diana agar tidak sampai bocor ke telinga Kaisar. Kesenangannya akan segera berakhir jika Claude sampai tau.

"Hah? Sedang apa dia di hutan? Ah jangan jangan.. "

"Lady Diana masih ingin makan buah berry hutan yang dia petik sendiri Paduka. Jadi.."

"Wanita itu! Apa dia tidak sadar dirinya sedang hamil?" Claude menggeram membayangkan kekasihnya yang berperut buncit itu berjalan jalan di hutan Istana yang penuh dengan tanaman berduri dan jalan penuh batu.

"Kami akan segera mencari Lady, Paduka!"

Beberapa dayang segera berbalik dan mulai berlari menuju hutan Istana.

"Tidak. Biar aku sendiri yang mencarinya." Claude menghentikan para dayang.

Dia ingin melihat sendiri kekasih liarnya yang senang bermain di hutan. Kesehatan Diana benar benar sudah pulih. Energinya meluap luap hingga bisa berjalan jalan sendiri tanpa dibantu para dayang.

....

..

"Astaga Lily! Yang ini manis sekali! Ini, kamu juga coba." Diana memasukan buah berry berwarna ungu tua ke dalam mulut Lilian, dayang baru yang langsung mengatakan ingin mengabdikan hidupnya untuk melayani Lady Diana.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now