- Friends -

2K 240 60
                                    

"Mama! Mama!" Gadis kecil berusia tiga tahun itu berlari menuju Ibunya yang sedang duduk di taman.

"Ada apa Athy sayang?" Diana menaruh cangkir tehnya lalu menyambut putri kecilnya yang sampai di depannya dengan terengah engah.

Di usianya yang ketiga, Athanasia yang sering dipanggil Athy, sudah bisa berlari kencang kesana kemari hingga membuat seisi istana kerepotan mengejarnya.

"Kapan teman teman Athy datang? Athy gak sabar mau main!" ucap gadis kecil itu penuh semangat. Matanya yang seperti batu permata berkilauan ditimpa sinar matahari siang itu.

Diana yang melihat betapa bersemangat putrinya untuk bertemu dengan teman-teman barunya jadi ikut bersemangat.
"Nanti sebentar lagi mereka datang."

"Sebentar lagi itu kapan? Apa saat Athy itung sampai sepuluh mereka akan datang?" Athanasia menutup matanya dengan kedua tangan dan berniat menghitung sampai sepuluh. "Satu.. Duaaa.. Tigaaa~"

Ibunya tertawa. Kepolosan putrinya sungguh menjadi hiburan baru bagi dirinya dan suaminya.

"Athanasia. Lihat jam ini." Diana membuka kedua tangan putrinya dan menunjukan jam saku miliknya. "Teman-temanmu akan datang saat jarum panjangnya menunjukan ke angka yang seperti angsa ini, angka 2."

"Angka dua?"

"Ya angka dua. Sekarang Athy pegang jam nya lalu ikut Lilian pergi ke dalam untuk ganti pakaian. Siapa yang mau berteman dengan gadis kecil yang masih memakai gaun penuh coklat?"

Mulut dan gaun Athanasia penuh dengan noda coklat yang entah dia dapat darimana. Diana sudah sering memberitahu para dayang agar tidak terlalu sering memberikan coklat pada putrinya. Tapi sepertinya rayuan Athanasia sudah menumbangkan mereka semua.

"Oh! Iya tidak ada yang mau berteman sama gadis yang gak bersih! Athy ganti baju dulu, Mama!" Athanasia kaget melihat gaunnya. Dia sendiri tidak sadar jika gaunnya kotor akibat tangannya yang penuh dengan coklat.

"Lilian, tolong cuci tangan Athy dan ganti pakaiannya. Aku yang akan mengatur susunan piring dan cangkirnya."

"Baik, Yang Mulia. Ayo Tuan Putri."

Lilian menggiring Athanasia untuk kembali masuk ke dalam Istana Emerald. Istana yang kini mulai digunakan sebagai Istana untuk Putri Athanasia.

Kamar gadis kecil itu sudah siap sejak umur Athanasia menginjak dua tahun. Tapi seperti dugaan banyak orang, Athanasia tetap sering merengek ingin tidur dengan kedua orang tuanya. Mau tidak mau, Claude harus mengalah dan membiarkan Athanasia tidur di antara dirinya dan Diana.

Baru saat Athanasia berulang tahun ketiga, dia berani untuk tidur sendiri di kamarnya. Tentu dengan Lilian yang tidur di kamar sebelahnya.

"Yang Mulia, beberapa nyonya bangsawan sudah tiba di depan Istana Garnet." Seorang penjaga gerbang mengabari Sang Ratu.

"Oh benarkah? Padahal baru setengah jam lagi acara minum tehnya dimulai."

Dengan terburu-buru Diana menyelesaikan susunan peralatan minum teh dan kue kue yang akan disajikan di meja.

"Teh apa yang harus kami sediakan, Yang Mulia?" Seorang dayang muda bertanya pada Diana.

"Sst! Tentu saja teh lippe! Maaf Yang Mulia, dia baru seminggu bekerja di Istana ini." Seth memarahi juniornya lalu segera mengajaknya mengambil teh lippe favorit Diana.

"Ah maaf Seth, bisakah kamu mengambil kue madeleine yang sengaja aku panggang untuk Nyonya Elaine? Aku lupa memberitahu para koki untuk membawanya kesini."

"Tentu Yang Mulia."

"Fiuh.. Kurasa sudah cukup. Biarkan mereka masuk."

Setiap hari rabu di minggu pertama dan minggu ketiga, Diana selalu mengadakan acara minum teh rutin di Istana. Pada awalnya dia tidak menyukainya, tapi seiringnya waktu dia mulai sadar manfaat dari minum teh bersama para nyonya kaya itu.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now