- Meet The Girl -

1.6K 222 107
                                    

"Jennette, disana kamu harus mendekati banyak orang." Rosalia mengingatkan keponakannya untuk kesekian kalinya.

"Tidak! Aku tidak mau, Bibi." Gadis pemalu itu terus menolak perintah bibinya. Dia takut bertemu dengan orang-orang baru yang tidak dikenalnya. "Bisakah aku tidak pergi dan tinggal di mansion bersama Ezekiel?"

"Ezekiel juga akan pergi ke Istana. Dia juga diundang datang ke pesta ulang tahun anak itu." ujar Rosalia sedikit ketus. Dia dengan berani melabeli seorang putri Kaisar sebagai 'anak itu'. "Kamu harus pergi kesana, Jennette." katanya tegas.

Jennette yang mendengar Ezekiel akan pergi ke Istana jadi tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah Bibinya. Dengan langkah gontai dia mengikuti salah satu pelayan keluarga Alpheus ke ruang ganti. Air mata terlihat sedikit menggenang di ujung matanya.

"Aku pikir Jennette belum siap bertemu dengan Sang Kaisar dan keluarganya, Rosalia. Gadis itu tidak akan bisa bersosialisasi dengan kepribadiannya yang penakut dan pemalu." Hilda, istri Duke Alpheus berkomentar.

Rosalia membuka kipas di tangannya lalu tersenyum menyeringai. "Bagaimana pun kita harus mencoba membawanya ke Istana agar dia bisa melihat ayahnya dan keluarga barunya."

"Lalu setelah itu? Apa kamu ingin membuat Jennette bersedih setelah melihat mereka?
Selain matanya, dia tidak mirip sama sekali dengan Paduka. Orang-orang hanya akan mengangkat alis mereka melihat Jennette berkeliaran di sekitar keluarga Kaisar."

"Dia mirip dengan ayahnya, Hilda! Dia anak Kaisar Claude!"

Hilda tidak mengerti jalan pikiran Rosalia dan suaminya. Setelah melihat keluarga bahagia Sang Kaisar, dia tidak akan heran jika pada akhirnya Jennette akan dibuang atau lebih parahnya akan dibunuh. Sungguh malang.
Apa sebegitu penting harta dan kekuasaan bagi mereka hingga bisa mengorbankan kebahagiaan Jennette? Hilda sama sekali tidak mengerti.

"Permaisuri harus melihat Jennette. Dia harus melihat betapa miripnya Jennette dengan Penelope. Hingga dia akan mempertanyakan hubungan Paduka dengan mantan tunanganya." ujar Rosalia diiringi tawanya yang mengerikan.

Hilda menghela nafas. Jika bisa, dia tidak ingin ikut dalam rencana busuk wanita ular itu.

.....

"Jennette, kamu tidak perlu takut. Disana akan ada banyak teman-teman seumuranmu. Lalu akan ada banyak kue dan coklat yang bisa kamu ambil sepuasnya." Ezekiel mencoba menghibur Jennette yang masih berwajah murung. "Lagipula ada aku yang akan menjagamu. Tidak akan ada orang jahat yang berani menyakitimu disana." Ezekiel berkata dengan yakin sambil memukul dadanya, layaknya ksatria pemberani yang akan melindungi sang putri.

Jennette yang mendengar perkataan Ezekiel mulai sedikit merasa tenang. 'Benar, tidak ada yang perlu ditakutkan jika ada Ezekiel di sisiku.' katanya dalam hati.

"Tersenyumlah, Jennette. Aku yakin disana akan sangat menyenangkan." lanjut Ezekiel dengan ceria. "Kudengar Tuan Putri adalah anak yang sangat pandai bergaul dan ramah. Semua anak perempuan mengagumi Tuan Putri Athanasia. Yah walaupun aku sendiri belum pernah berjumpa dengannya."

"Tuan Putri.." Jennette bergumam. "Aku ingin bertemu dengannya.. Tapi.."

Dia itu memang adikmu, Jennette. Tapi ingat, posisimu akan selalu ada di atasnya. Seharusnya kamu yang dipanggil Tuan Putri. Kamu anak yang lahir dari wanita bangsawan terhormat, tidak seperti anak itu.

Perkataan bibinya terngiang di kepalanya. Jennette tau bibinya tidak menyukai Putri Athanasia. Bibinya bahkan hampir membuang boneka Putri Athanasia yang dimiliki Jennette. Jika bukan karena Ezekiel yang diam-diam mengambilnya kembali, maka boneka kesayangan Jennette itu akan habis terbakar.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now