- Don't Leave Me -

2.7K 288 41
                                    


Malam semakin larut tapi seorang wanita masih duduk di pinggir jendela dengan wajah yang penuh kesedihan. Cahaya rembulan tampak menyinari rambut pirang nya yang bergelombang. Hatinya sakit mengingat sisa waktunya bersama pria yang dia cintai hanyalah tinggal beberapa bulan lagi. Cairan bening mulai muncul di matanya yang berwarna merah muda.

"Maaf Claude.. Maaf.. "

Suara Diana bergetar menahan kesedihan mendalam yang dia rasakan. Wanita cantik itu tidak keberatan jika harus mati demi anak yang ada dalam kandungannya. Jika itu takdirnya dia akan menerimanya. Tapi yang sekarang membuatnya sangat sedih adalah kenyataan bahwa dia harus meninggalkan kekasihnya, Kaisar Claude. Tak lama cairan bening yang sudah menggenang itu turun membasahi pipinya.

"Ck."

Claude yang dari tadi menatapnya dari ambang pintu terdengar mendecak pelan lalu berbalik meninggalkan Diana. Ini sudah malam ke berapa sejak mereka mengetahui kenyataan pahit tentang kehamilan Diana. Wanita itu selalu duduk di pinggir jendela dan mengeluarkan air mata yang membuat hati Claude teriris iris. Dia sungguh tidak mau peduli, dia ingin lari dari kenyataan ini.

Claude tumbuh dalam penderitaan dan kekejaman keluarganya. Siksaan dan pengkhianatan dari orang orang yang pernah dia kasihi membuatnya menjadi orang yang sangat dingin dan kejam. Dia naik takhta setelah berhasil membunuh kakaknya sendiri, Kaisar Anastacius. Hidupnya hampa dan tanpa tujuan. Dia hanya hidup karena tidak punya alasan untuk mati.
Kehidupannya baru berubah setelah bertemu Diana. Peri cantiknya itu seakan membawa angin segar dalam setiap hari harinya yang membosankan.

Dia sekarang tidak bisa hidup tanpa wanita itu. Jika Diana pergi dari sisinya, itu sama saja dengan membunuh Claude secara perlahan.
Pria itu terdiam di koridor. Memikirkan hidupnya tanpa Diana membuatnya putus asa. Dia segera berbalik dan berjalan cepat untuk kembali ke tempat kekasihnya.

...

..

"Aku kalah." Kedua tangan Claude mencengkram erat bahu Diana.
"Mungkin ini hanyalah permainan perasaan sejak awal hingga akhir. Jika kamu meminta, aku akan memohon padamu."

"Bagaimana.. bagaimana bisa Paduka berkata seperti itu?"

"Jika aku tidak melakukan ini, bukankah kamu akan pergi dari sisiku?"

Mana milik bayi dalam perut Diana sangat kuat hingga tubuh sang ibu melemah dari hari demi hari, hingga pada akhirnya nanti dia akan mati saat melahirkan.

Claude menggertakkan giginya melihat Diana yang masih tidak mau melepaskan anak dalam kandungannya.

"Ya aku tau. Lagi lagi ini hanyalah permainan perasaan yang konyol. Walau aku tau tapi tetap saja lagi lagi selesai dengan cara seperti ini. " Suara Claude terdengar bergetar.

"Paduka.. "

"Tidak usah pikirkan hal lain. Buatlah keputusan untuk dirimu sendiri."

Dia tidak tau bagaimana lagi caranya untuk bisa membujuk Diana. Wanita itu sungguh menyiksanya dari hari ke hari.

...

"Jangan pergi. Pilihlah aku. Sekarang, di saat ini pun. Pilihlah aku. Jangan anak yang menggerogoti nyawamu itu!"

Sang Kaisar sudah putus asa. Jika Diana mau dia akan berlutut sekarang juga.
Air mata Diana semakin mengalir dengan deras melihat wajah kekasihnya. Dia bisa merasakan kesedihan Claude, kesedihannya jauh lebih dalam dari miliknya, pria ini sungguh membutuhkan dirinya.

"Paduka.. Aku sungguh ingin memilihmu. Tapi anak ini.. Aku tidak bisa membunuhnya. Dia anak kita, darah daging kita berdua. Aku Ibunya, aku harus melindunginya."

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now