- Him -

1.6K 221 62
                                    

"Tuan Putri, sedang apa di bawah sana?"

Lily yang baru kembali dari dapur melihat Athanasia sedang telungkup di atas karpet sambil menggoyang goyangkan kakinya. Terdengar pula senandung riang yang keluar dari mulut sang putri.

"Athy lagi gambar-gambar. Ini gambar Lily cantik. Athy kasih buat Lily!" Athanasia dengan bangga menyerahkan karyanya ke tangan pengasuh kesayangannya.

"Terima kasih Tuan Putri." Lilian menerimanya dengan senang hati. Di matanya gambar sederhana dari Athanasia sudah seperti karya seni terbaik yang pernah ada.

Cukup lama Ia memandangi gambar dirinya dan sebuah lingkaran merah di sampingnya.

"Hmm di sebelah saya ini siapa Tuan Putri?" tanyanya sedikit bingung.

"Masa Lily gak tau, yang kepalanya merah kan cuma Felix." Athanasia menjawab dengan santai. Dia sangat suka melihat Lilian bersama ksatria penjaganya jadi dia menggambarnya seperti itu.

"Papa disini, Athy di tengah, Mama disini. Ah gambar Athy bagus sekali. Papa sama Mama pasti suka!" Tangan mungilnya yang memegang crayon berhenti bergerak setelah membuat satu garisan melengkung di wajah orang terakhir yang dia gambar. Ia mengangkat karyanya tinggi-tinggi lalu tersenyum puas.

"Tuan Putri memang berbakat." Lily bertepuk tangan melihat gambar sederhana milik Athanasia. Kata katanya tidak dikatakan hanya untuk menyenangkan hati sang putri, Lilian benar benar memuji Athanasia dengan tulus. Walaupun bukan ibu kandungnya, Lilian sangat menyayangi Athanasia seperti anaknya sendiri.

"Hehehe. Athy mau ke tempat papa mama!"

Setelah gambarnya selesai Athanasia segera berdiri, dia mau langsung memperlihatkan hasil karyanya pada kedua orang tuanya.

"Ah jangan sekarang Tuan Putri!"

Teriakan Lily tidak didengar oleh sang putri. Athanasia sudah berlari menuju Istana Garnet dengan kecepatan penuh. Pita merah muda yang terikat di pinggangnya tampak bergerak ke sana ke mari mengikuti pergerakannya.

"Tuan Putri! Mau kema..na?" Felix yang bertemu dengan Athanasia di koridor diacuhkan begitu saja. Saat ini Athanasia hanya ingin segera bertemu papa dan mamanya.

"Haah.. Lagi-lagi Tuan Putri akan mengganggu orang tuanya." ujar Lilian seraya menghembuskan nafas.

"Tuan Putri kita sungguh sangat ceria. Paduka pasti akan senang menyambutnya."

Felix yang berdiri di sampingnya malah terlihat senang. Entah apa maksud di balik senyumnya yang terlihat sedikit mencurigakan.

....

...

"Diana.."

"Paduka..Ini masih sore. Aku masih harus menyiapkan menu makan malam Athanasia."

Diana menahan wajah tampan Claude yang semakin mendekat ke wajahnya. Mata pria itu terlihat sedikit sendu. Sudah tidak perlu diragukan lagi apa yang diinginkan Sang Kaisar dari permaisurinya.

"Sekali saja. Masih banyak waktu sampai makan malam. Aku belakangan sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu denganmu." rajuk Claude sambil kembali mendekatkan wajahnya.

"Kamu ini bicara apa. Tadi pagi saja Felix sampai berteriak teriak di luar kamar karena kamu bersikeras tidak mau beranjak dari tempat tidur." omel Diana.

Suaminya sungguh membuat Felix repot. Diana dan Lilian bahkan mulai khawatir pita suara Felix akan putus suatu hari nanti. Belum lagi dengan setumpuk dokumen yang malah menjadi tugas Felix sehari-hari. Kantung mata pria itu jadi kian hitam karena kurang tidur dan kelelahan.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now