- The Queen (Part 1) -

2.4K 262 59
                                    

Diana yang menggendong Athanasia memperhatikan para dayang yang tampak sangat bersemangat memilih gaun pengantin yang paling cocok untuk Diana. Mereka berebut memberikan rekomendasi berdasarkan selera mereka masing masing.

"Lady Diana sudah sangat cantik, tidak perlu memakai gaun yang terlalu banyak ornamen seperti ini." Dayang muda bernama Seth mendorong gaun dengan ornamen berkilauan di sekelilingnya.

"Ya ampun. Justru karena banyak ornamen berkilauan jadi wajah cantik Lady bisa terlihat lebih menonjol lagi." Dayang muda lainnya yang bernama Hannah menunjukan lagi gaun yang dia pilih. Permata berkilauan tampak menghiasi di sekeliling gaun berwarna putih.

"Kalian ini berisik sekali. Biarkan Lady yang memilihnya sendiri." Lilian yang sudah kesal dengan suara berisik yang tidak ada habisnya itu akhirnya menengahi mereka berdua.

Diana sendiri hanya tersenyum melihat mereka. Hari pernikahannya tinggal menghitung jari. Tapi dia sama sekali tidak sempat merasa berbunga bunga menunggu hari yang sakral itu. Setiap hari dia begitu sibuk dengan Athanasia dan pelatihannya untuk menjadi seorang pendamping Kaisar. Belum lagi dengan para wanita bangsawan yang meminta untuk bertemu dengannya untuk sekedar berbasa basi.

Bahkan rasanya sekarang dia tidak begitu peduli dengan gaun yang akan dia pakai nanti saat menikah dengan Sang Kaisar. Yang dia pikirkan hanya Athanasia, bisakah bayi enam bulan ini diam saat berada di dalam acara pernikahan? Bisakah dia menyusui dengan gaun yang terlihat merepotkan itu? Bagaimana jika Athanasia tidak mau lepas darinya saat dia harus berjalan menuju altar bersama Claude?

".. 'Bwing! 'Bwing!" Athanasia menunjuk nunjuk gaun yang dijejerkan oleh para dayang. Dia suka segala hal yang berkilauan seperti emas dan perhiasan.

"Nah Tuan Putri suka yang mana? Yang ini atau yang itu?" Hannah menunjukan gaun yang tadi dipilih olehnya dan Seth di depan bayi enam bulan itu. Jika Athanasia yang memilih tentu dia akan menang dengan gaun penuh ornamen berkilau.

".... Nggg" Athanasia menaruh jarinya di bibir dan terlihat menimbang nimbang di antara dua pilihan.

Para wanita di sekitarnya tampak menunggu jawabannya dengan harap harap cemas. Sang Putri bisa dikatakan sangat cerdas untuk bayi seusianya. Diana dan Lilian bahkan kadang sering bercanda jika jiwa Athanasia sebenarnya sudah dewasa, bayi itu terlalu pintar menangkap maksud pembicaraan para orang dewasa.

".. Nii.. Nii. Ma.. Nii!! Mama!!" Athanasia meraih salah satu gaun dan menariknya ke depan Ibunya. ".. Kai!!" (Pakai!)

"Tuh kan sudah kubilang yang berkilauan itu memang cantik sekali. Tuan Putri saja setuju." Hannah terlihat sangat bangga setelah pilihannya disetujui Athanasia. "Silahkan Lady dicoba dulu gaunnya. Tuan Putri juga pasti ingin melihatnya kan? Ya kan?"

Athanasia mengangguk dengan mata berbinar binar penuh harap.

"Kalian ini lebih bersemangat dibanding aku sendiri." Calon pengantin wanita akhirnya menitipkan bayinya pada Lilian. Dia masuk ke dalam ruang ganti bersama Hannah dan Seth.

*knock* *knock*

Suara ketukan membuat para dayang berhenti memilih gaun dan melihat ke arah pintu. Begitu pula dengan Lilian dan Athanasia.

"Lady, Paduka ingin bertemu dengan Anda." Felix yang berdiri di balik pintu mengumumkan kedatangan Claude. Mereka tidak ingin sembarangan masuk saat banyak dayang sedang memilih milih gaun untuk Diana.

"Ah itu Paduka. Cepat bereskan gaun gaunnya. Jangan sampai terlihat berantakan." Lilian memberikan perintah kepada para dayang dengan tergesa gesa.

"Paaa.. Papa!!" Putri kecil sudah menyadari kedatangan Sang Ayah.

Lilian menghampiri pintu sambil menggendong Athanasia yang terlihat sangat bersemangat ingin bertemu Ayahnya.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now