- Only You -

2K 254 103
                                    

Suara gebrakan meja terdengar dari dalam ruang konferensi di Istana Garnet. Orang yang melakukannya tentu Sang Kaisar, Claude menggebrak meja dengan penuh amarah setelah mendengar penolakan dari beberapa bangsawan.

"Dengar! Aku ini Kaisar Obelia! Aku yang punya hak untuk memilih Ratuku! Semua tertulis di hukum yang berlaku. Tidak ada yang bisa mengatur dengan siapa keluarga kekaisaran akan menikah!"

Dia tau para bangsawan akan keberatan dengan keinginannya untuk menikahi Diana, tapi mereka sungguh tidak punya hak sama sekali untuk mengatur kehidupan pribadinya.  Pengumumannya hari ini hanyalah sekedar formalitas. Tidak ada yang bisa menghentikan Sang Kaisar untuk menikah dengan pujaan hatinya.

"Paduka, tolong pertimbangkan sekali lagi. Masih banyak putri dari Kerajaan tetangga yang bisa Anda pilih atau putri dari para bangsawan yang sudah melayani Anda selama ini. Menikahi Lady Diana yang hanya seorang penari tidak akan membawa keuntungan apapun untuk Kekaisaran Obelia." Baron Calzava tampaknya punya nyali cukup besar hingga bisa menyampaikan pendapatnya yang merendahkan kekasih Sang Kaisar.

'Apa dia gila?'

'Hentikan bodoh!'

'Aku akan menutup mataku."

Bangsawan lain yang mendengar ucapan kurang ajar Baron Calzava mulai berkeringat dingin. Beberapa bahkan sudah menundukan kepalanya. Mereka sudah tau apa yang akan terjadi pada bangsawan bodoh yang baru dianugerahi gelar Baron itu. Ah hidupnya sebagai bangsawan sungguh singkat.

"ARRRGHH!" Baron Calzava berteriak histeris setelah badannya terangkat dari kursi.  Lehernya serasa dicekik oleh tangan yang tidak terlihat. Tulang di pergelangan tangan dan kakinya membuat suara yang membuat linu. Nafasnya tersengal sengal setelah suplai oksigen yang masuk ke paru parunya berkurang secara drastis. Wajahnya mulai membiru, diikuti dengan busa putih yang mengalir dari bibirnya.

Tak lama dia terjatuh ke lantai. Mulutnya sudah tidak bergerak lagi dan suaranya yang membuat Claude kesal tidak terdengar lagi. Ruangan itu sunyi. Semua bangsawan ketakutan setelah melihat apa yang telah dilakukan Sang Kaisar. Baron Calzava pingsan hingga sampai terlihat seperti orang mati dengan beberapa patah tulang di sekujur tubuhnya.

"Kalian lihat apa yang akan terjadi jika kalian merendahkan kekasihku. Jangan sampai aku mendengar nama Diana keluar dari mulut kotor kalian. Lupakan soal wanita wanita jalang yang akan kalian tawarkan padaku. Mereka semua hanya akan menghancurkan Obelia."

Claude menatap dingin satu persatu bangsawan yang menghadiri konferensi siang itu. Hingga matanya bertemu dengan mata Duke Alpheus yang sedari tadi hanya memperhatikan keadaan. Penjilat ulung itu tidak biasanya diam saat konferensi.

"Jika kalian lupa akan ku beritahu salah satu wanita jalang yang berhasil masuk Istana. Penelope. Kau dekat dengannya kan Duke Alpheus?" Claude menyebut nama mantan tunangannya dengan nada sarkatis. "Apa kabarnya? Apa dia masih hidup? Dia lari begitu saja saat kakakku menghembuskan nafas terakhirnya di pundakku. Benar benar wanita ular."

Claude mendengus mengingat kelakuan mantan tunangannya. Wanita ular itu secara terang terangan menggoda kakaknya setelah menyadari Claude tidak mungkin bisa membuatnya menjadi Ratu. Tubuh polos Penelope yang terbaring di sebelah Anastacius sungguh membuatnya sangat jijik. Claude tidak mengerti bagaimana dia bisa sempat menyukai Penelope saat masih remaja. Wajahnya biasa saja jika dibandingkan kekasihnya saat ini, bahkan lebih menyerupai nenek sihir dalam cerita dongeng. Senyumnya tidak tulus, lipstick merah menyala yang dia pakai sejak masih remaja membuat Claude teringat pada Ibu tirinya.

"Penelope sudah tiada, Paduka." Duke Alpheus menjawab dengan wajah sedih yang dibuat buat. Tidak mungkin dia merasa sedih dengan kematian sepupu jauhnya itu, dia sendiri mengenal sifat jahat Penelope.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now