- The Emperor and His Baby -

2.6K 283 51
                                    

Peri kecil yang baru menghirup udara di luar perut Ibunya selama dua bulan mengerjapkan matanya yang berwarna biru sapphire. Dia melihat boneka kelinci yang berada di atas kepalanya. Mainan itu bergerak kesana kemari digerakkan oleh tangan kuat seorang pria. Entah sebenarnya dia memegang atau meremas boneka itu, wajah kelinci malang itu sedikit bengkok kesana kemari.

"Kenapa dia tidak berespon?"

"Karena yang sedang Anda lakukan tidak menarik baginya. Tidak ada suara, tidak ada sentuhan. Apa Paduka pikir itu bisa menarik perhatian bayi dua bulan? Kamu membuatnya seperti boneka kelinci itu musuhmu yang harus dihancurkan."

Diana menggelengkan kepalanya melihat Sang kekasih yang tidak mengerti caranya bermain dengan seorang bayi.

"Kemarikan bonekanya."

".... ?" Claude menyerahkan bonekanya dengan wajah penuh tanda tanya.

Diana mendekati putrinya dengan boneka kelinci yang wajahnya tersenyum.

See the little bunnies sleeping til it’s nearly noon
Shall we wake them with a merry tune?
They're so still, are they ill?
No! Wake up bunnies!
Hop little bunnies, hop, hop, hop
Hop little bunnies, hop, hop, hop
Hop little bunnies, hop, hop, hop
Hop little bunnies, hop and stop

Athanasia tertawa mendengar suara tinggi Ibunya yang menyanyi sambil menggerakkan gerakkan boneka kelinci di atas kepalanya dan sesekali menggesekkan kepala sang kelinci ke perut gembulnya. Diana menyanyi dengan raut wajah yang sangat ekspresif. Dan berhasil menarik perhatian Athanasia.

"Wake up bunny~ Hahaha. Athy bunny nya Mama yang paling imut." Diana mencium pipi putrinya yang masih tertawa tawa.

Pemandangan yang membuat hati hangat itu seharusnya membuat Sang Kaisar bahagia, tapi tidak. Dia tampak cemberut melihat putrinya tertawa tawa bersama kekasihnya.

"Jadi aku harus menyanyi?"

"Hah? Hmm. Itu caraku, Athanasia senang mendengarkan lagu yang kunyanyikan. Ya kan? Papa tidak mengerti Athy suka dinyanyikan lagu."

"Kamu meremehkanku?" Claude mengernyitkan alisnya setelah Diana meliriknya sekilas dengan sinis dan kembali berinteraksi dengan Athanasia. Tangan mungil bayi itu terlihat berusaha menggapai rambut pirang Ibunya yang tergerai indah bagaikan emas.

"Tentu tidak Paduka. Saya mengerti jika Paduka belum pernah berinteraksi dengan bayi sebelumnya. Rambut Mama jangan ditarik sayang."

Claude tampak berpikir sejenak sebelum mendorong pelan Diana agak menjauh dari putri mereka. Kemudian dia mengambil boneka kelincinya kembali.

"See the little bunnies sleeping til it’s nearly noon."

Diana terkesiap mendengar suara Sang Kaisar menyanyi tanpa nada. Dan juga tanpa ekspresi.

"Waa?Baa?" Athanasia hanya mengerjapkan matanya seperti tadi dan sedikit memiringkan kepalanya, dia bingung melihat Ayahnya.

"Claude? Apa kamu sedang menyanyi?"

"Ya. Apalagi kalau bukan menyanyi? Bukankah kamu tadi bilang kalau Athanasia suka mendengarkan lagu?"

'Lagu yang ada nadanya Paduka! Bukan lagu yang dibawakan seperti pidato!!' Diana memukul dahinya dengan tangan. Dia tidak pernah mengira jika kekasihnya yang selalu terlihat sempurna ternyata buta nada.

"Dia tetap tidak berespon Diana."

"Ahahaha. Coba buat suara Anda sedikit naik turun Paduka." Diana tertawa canggung menanggapi Claude yang tampaknya tidak sadar sama sekali jika dia buta nada.

The Two Fairies ( Who Made Me A Princess Fanfiction)Where stories live. Discover now