Sunghoon menatap burung bangau kertas yang sudah berpuluh-puluh dibuatnya.
Merasa putus asa ketika mengetahui semua hal yang direncanakannya harus pupus.
"Jay, gue serius gue mau jadi kupu-kupu buat lo. Gue mau nerima cinta lo, gu-gue....mau jadi pacar lo."
Kalimat Jake masih terbayang jelas diingatannya pula bagaimana ekspresi lelaki itu kala mengungkapkan perasaannya untuk Jay.
Menyadari bagaimana jauhnya ia tertinggal dari Jay. Sunghoon tau dirinya telah kalah telak.
Sunghoon jadi ingat bagaimana dirinya bertahun-tahun yang lalu, kala ia dan Jake masih kecil.
Waktu itu, dia memanggil Jake dengan sebutan jelek, ompong, dan bau. Mengata-ngatai Jake di rumah bahkan hingga ke sekolah.
Bertahun-tahun membuat Jake jadi bahan bualannya. Tapi, Jake dengan polos dan baik hati tak pernah sedikitpun membalas perbuatan Sunghoon.
Ingat saat dirinya juga ompong, Jake dengan senyum manis tetap mengatakan Sunghoon tampan. Menyebut-nyebut dirinya seorang pangeran.
Dulu, Sunghoon risih sekali jika didekati Jake. Tak mau sedikitpun berdekatan dengan Jake, "Gue dulu pas bocah brengsek banget haha." Gumam Sunghoon bernostalgia dengan tawa miris.
Masih ingat dirinya ketika berulang tahun, Jake memberi kado yang sangat besar. Sunghoon rasa itulah kado terbesar yang pernah ia punya.
Segala macam permainan bocah diberikan oleh Jake padanya, yang paling Sunghoon ingat adalah boneka pororo dan berbagai surat yang ditulis dengan tulisan ceker ayam milik Jake.
Bohong, Sunghoon tak pernah membuang surat itu apalagi merobeknya.
Bahkan saat awal pindah ke Swiss, Sunghoon menempelkan surat-surat Jake di dinding kamarnya.
Tiap hari di Swiss hanya hampa yang terasa oleh Sunghoon, tak ada tetangga yang akan berbuat keributan, tak ada bocah kecil yang selalu mengajaknya bermain bersama. Sunghoon mengaku kalah, kalah dari egonya, 7 tahun di Swiss diisi kerinduan membuncah dari Sunghoon yang makin hari makin bertambah dewasa.
Sunghoon mengakui jika dirinya telah jatuh pada bocah yang selalu dibullynya.
Setelah 7 tahun penantian akhirnya Sunghoon dan orang tuanya pindah lagi kesini. Merasa senang karena rindunya akan terbayar.
Sunghoon pun ingat saat hari pertama ia kembali, seseorang meneriaki namanya dari balkon seberang. Merasa dejavu pada awalnya.
Sunghoon kaget mendapati seorang pemuda cantik tersenyum manis di seberang balkon. Bahkan tanpa sengaja ia melempari bekas kaleng minuman ke kepala laki-laki yang mengaku bernama Jake tersebut.
Sunghoon benar-benar tidak menyangka Jake akan berubah semanis itu. Terbayang akan sumpah Jake padanya 7 tahun silam, mengatakan Sunghoon akan jatuh pada pesona miliknya, well, Sunghoon akan mengangguk ribuan kali mengakui dirinya sudah terjatuh. Terlalu dalam hingga ia tak ingin tau bagaimana cara keluar dari situ.
Dan kebodohan yang dilakukannya adalah ia berpura-pura, membohongi Jake dengan mengatakan Jake tak ada perubahan apapun, berbohong mengatakan dirinya tak tertarik sedikitpun pada pemuda bersurai coklat itu, bahkan berbohong mengatakan dirinya dan Jungwon berpacaran.
Sekarang ia merasa kalah, bahkan sebelum dirinya benar-benar berjuang.
Lagipula, Jake sepertinya tidak menyukainya lagi. Terlebih dengan pernyataan Jake tadi sore.
Sunghoon terkekeh. Jake pasti membencinya sekarang, mengingat tak ada hal baik yang ia lakukan pada Jake.
Sebenarnya Sunghoon ingin menyatakan perasaannya pada Jake, tapi niat itu hanya akan menjadi niat karena rasa malu dan gengsinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Glow Up, Jake - Sungjake
Fanfic❝"Pada akhirnya lo bakal jatuh dengan pesona gue." -Jake "Hahaha mana mungkin gue akan terpesona dengan cowok ompong, hitam, dan dekil kayak lo." -Sunghoon❞ Start : 9 November 2020 End : 4 Januari 2021 BxB Lokal! Lo-Gue SungJake