3. MEMULAI MISI

2.2K 367 80
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.

Lili memasuki kelasnya dengan senyum cerah di bibirnya, tetapi baru satu langkah ia masuk, sudah disambut heboh oleh satu kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lili memasuki kelasnya dengan senyum cerah di bibirnya, tetapi baru satu langkah ia masuk, sudah disambut heboh oleh satu kelas.

"Li, ada gosip nggak?" tanya salah satu teman sekelasnya.

Lili berkacak pinggang menatap mereka, "Bisa nggak sehari aja jangan bikin gue dosa?!"

"Ah ... nggak seru lo, Li!" balas temannya tadi.

"Nggak seru pala lo, cari aja gosip sendiri sana!" Lili menatap kesal temannya itu. Mengabaikan cibiran mereka, Lili memilih melangkah ke arah bangkunya yang bersebelahan dengan bangku Melodi.

"Lo kenapa? Tumben wajah lo kayak orang mikir?" tanya Melodi.

Lili mendudukkan pantatnya di atas kursinya, "Gue lagi ada misi," jawab Lili.

Melodi yang semula menyandarkan wajahnya di atas meja, langsung menegakkan badannya penasaran.

"Misi apaan? Lagak lo kayak detektif aja," cibir Melodi.

"Bisa dibilang gitu, karena ini merupakan kasus yang sedikit sulit. Biasanya gue nanganin kasus, karena gue kenal si target. Tapi yang ini, kenal aja baru kemarin." Melodi semakin dibuat penasaran.

"Siapa emang?"

"Namanya Langit, lo kenal nggak?" tanya Lili.

Melodi terlihat berpikir sejenak, pandangannya lalu menatap Galaksi dan Gerhana yang asik mengobrol di bangku mereka.

"Coba lo tanya Galaksi deh, gue kok baru tahu kalau ada yang namanya Langit di sekolah ini."

Tuh kan, berati bukan Lili saja yang tidak tahu. Laki-laki itu memang misterius, bisa-bisanya Clara tertarik dengan laki-laki seperti Langit.

"Gal!" panggil Lili yang membuat Galaksi mendongak menatap gadis itu.

"Apaan?" tanya Galaksi.

"Sini, penting."

Lili hanya memanggil Galaksi, tetapi Gerhana juga ikut menghampirinya.

"Gue manggil Galaksi doang padahal," delik Lili menatap Gerhana galak.

Gerhana menyipitkan matanya curiga, "Oh ... lo mau ngomongin gue, ya?" tuduh Gerhana.

"Ogah gue ngomongin lo," balas Lili sewot.

"Dah lah, ada apaan?" tanya Galaksi memotong perdebatan tidak penting mereka, karena ia sudah dibuat penasaran sekarang.

Pandangan Lili kembali menatap Galaksi, "Gal, lo kenal Langit nggak?" tanya Lili balik.

Kedua laki-laki itu seketika mengernyitkan dahinya heran, "Langit ... dia anak futsal, kan?" tanya Galaksi pada Gerhana.

"Iya, dia anak futsal." Jawaban Gerhana barusan sukses membuat Lili mengangguk-angguk paham.

Infinite Feelings [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang