JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.
Lili berlari tergopoh-gopoh menuju kelas Langit, pandangannya mengedar ke seisi kelas untuk mencari sosok Langit. Pandangannya tanpa sengaja bertemu dengan Gemintang, tetapi sedetik kemudian keduanya sama-sama saling membuang muka.
"Kak Angkasa!" panggil Lili.
"Eh, Li. Kebetulan lo ke sini, yuk—"
"Tahu Kak Langit ke mana?" potong Lili dengan cepat.
"Nggak tahu, mungkin masih di perpus. Tadi ada pelajaran di san—" Lili mengangguk paham, tanpa permisi ia langsung berlari begitu saja meninggalkan kelas.
"Oh ... sontoloyo!" ejek Angkasa kesal.
Gadis itu terus berlari menyusuri koridor sekolah, ia seperti orang kesetanan sekarang. Beberapa kali ia menabrak bahu murid-murid Cendana, tetapi langkah Lili masih tidak berhenti untuk berlari.
Saat sudah di depan perpustakaan, Lili langsung masuk begitu saja. Hal itu membuat penjaga perpustakaan dan beberapa murid-murid Cendana yang sedang berkunjung ke perpustakaan dibuat terkejut dengan kehadiran Lili.
"Astaga, Lili! Sepatunya dilepas dulu!" tegur penjaga perpustakaan yang diabaikan oleh Lili.
Pandangannya kini mengedar ke seisi perpustakaan, tetapi sayangnya sosok Langit tidak bisa ia temukan.
Ke mana laki-laki itu?
Tanpa permisi, Lili langsung keluar dari perpustakaan dengan tergopoh-gopoh. Mengabaikan teguran penjaga perpustakaan yang kini berteriak kesal dengan tingkahnya tadi.
Kaki pendeknya terus berlari menyusuri koridor, ia mencari ke mana-mana laki-laki itu. Dari kamar mandi, lab laboratorium, taman sekolah, bahkan setiap kelas Lili periksa semua.
Tetapi masih sama, sosok Langit tidak ada di sana.
"Li." Langkah Lili terpaksa berhenti ketika mendapat panggilan dari seseorang, ia langsung menoleh ke asal suara tersebut. Mata Lili mulai berkaca-kaca, ketika melihat sosok Langit kini berdiri di belakangnya.
"Lo kenapa? Perasaan dari tadi gue lihat kayak orang kebingungan gitu?" tanya Langit heran.
Pasalnya sedari tadi ia memperhatikan Lili berjalan tergesa-gesa seperti orang kebingungan, saat ia bertanya ke salah satu siswi yang sempat mengobrol dengan Lili tadi. Kata gadis itu, Lili sedang mencarinya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Koridor yang keduanya pijaki sekarang sepi, membuat Lili buru-buru menabrak tubuh Langit dan langsung memeluknya dengan erat.
"Kak ... Gala jahat sama gue." Lili mengatakan itu dengan sesenggukan, air matanya jatuh dari sudut matanya sekarang.
Kini tangan Langit terulur mengelus-elus surai hitam milik Lili, "Jahat kenapa? Dia apain lo?" tanya Langit penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Feelings [END]
Ficção Adolescente[RE-PUBLISH] Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya. Tetapi sialnya, ia malah d...