JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN ❤
Lili reflek menampol kepala Langit karena terlalu kaget dengan pernyataan laki-laki itu tadi, sedangkan Langit sekarang mendumel kesal sambil mengelus-elus kepalanya sendiri.
"Apaan sih lo, main asal tampol aja!" delik Langit mulai kesal.
"Lo yang mulai, bikin gue jantungan aja. Kalau mau ngprank bilang dong, mana kameranya?" tanya Lili sambil mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.
"Nggak ada yang ngeprank, gue beneran ngajak lo pacaran!" delik Langit sambil mendengus sebal.
Lili terdiam sejenak, "Ngadi-ngadi ya lo. Namanya orang kalau ngajak pacaran itu saling mencintai, lah kita kan nggak saling mencintai ngab." Lili berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arah Langit.
Terlihat sekarang Langit menghela napas sejenak, "Karena itu, karena kita nggak saling mencintai gue ajak lo pacaran."
Lili menatap Langit dari atas sampai bawah, sepertinya Langit minta dijorokin ke lubang galian lagi.
"Kayaknya gue melakukan kesalahan besar, Kak. Seharusnya pas gue ninggalin lo di lubang galian tadi, gue kubur lo sekalian aja di sana." Bukannya marah, Langit malah tersenyum lebar yang sukses membuat jantung Lili berdetak tak karuan.
Kok ganteng?
"Kita pacaran itu untuk kesepakatan Liliput," ucap Langit masih menyunggingkan senyumnya.
"Buat apaan?" tanya Lili penasaran.
"Gue cuma mau lihat reaksi Melodi kalau tahu gue sama lo pacaran."
Lili sontak menatap tak terima, "Enak aja lo main ngajak gue pacaran cuma gara-gara alasan itu, gue nggak diuntungkan lagi."
"Ayo lah Liliput, gue chat dia, nggak dibalas. Gue ngajak ketemuan, dia nggak mau. Dia selalu hindarin gue. Gue cuma pengen tahu, dia masih cinta nggak sama gue." Wajah Langit terlihat frustasi sekarang, hal itu membuat Lili merotasikan kedua bola matanya sebal.
"Emang benar ya, kalau cinta itu bikin orang bego. Seharusnya dari cerita lo barusan kita bisa ambil kesimpulan, kalau Melodi itu risih sama kehadiran lo." Langit sontak menatap Lili tak terima.
"Lo seharusnya dukung gue, bukan malah ngatain. Bikin gue pesimis aja lo," cibir Langit.
"Hati gue itu suci, Kak. Jadi gue nggak bisa ngibul," jawab Lili sambil cengengesan tak jelas.
"Oh iya, stop panggil gue Liliput. Panggilan Liliput adalah panggilan khusus dari Gara ke gue," lanjut Lili yang membuat Langit merotasikan bola matanya malas.
"Yaudah, berarti gue manggil lo Mak Lampir aja, gimana?" tawar Langit, sontak hal itu membuat Lili mendelik mendengarnya.
"Nggak!" tolak Lili tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Feelings [END]
Teen Fiction[RE-PUBLISH] Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya. Tetapi sialnya, ia malah d...