JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.
Anonymous Chat
Boy/Girl?|
|Boy
Wow, where are you from?|
|Bandung
|You girl?Yes, I am girl|
What is bandung?||Indonesia🇮🇩
Wow, I love Indonesia🇮🇩|
|Where are you from?
I am from jakarta|
|Tai
Lili sontak tertawa terpingkal-pingkal membaca respon chat terakhir orang itu, seru sekali mengerjai orang lain. Ini lah hidup, jika bukan kita yang mencari hiburan untuk diri sendiri, siapa lagi?
"Udah selesai ketawanya?" Suara itu membuat kepala Lili seketika mendongak ke arah pemilik suara tersebut, sosok Langit kini duduk di depannya sambil bersedekap dada.
Lili sampai lupa, jika dirinya masih di rumah Langit. Dahinya berkerut heran, ketika Langit sedang menyiapkan sebuah kertas dengan pulpen di atas meja.
"Buat apaan? Apa ada ujian?" tanya Lili heran.
"Karena lo nggak mau ngakuin perasaan lo secara langsung ke Gara, kita nggak ada pilihan lain."
Ucapan Langit barusan, membuat Lili semakin penasaran. "Terus pilihannya apa?" tanyanya.
"Lo harus jadi pengagum rahasia Gara," jelas Langit.
Lili memutar bola matanya malas, "Dari dulu gue udah jadi pengagum rahasianya Gara."
"Tau!" sewot Langit. "Bedanya, kita harus buat Gara tau kalau ada seseorang yang udah lama suka sama dia."
Seseorang yang sudah lama suka sama dia? Lili bahkan tidak pernah menegaskan itu, ia selama ini hanya bisa diam tanpa berusaha sedikit pun menggapai Gerhana.
Langit menyerahkan kertas itu pada Lili, "Tulis di sini, besok Gara pasti akan baca isi suratnya."
Lili tercenung sejenak menatap kertas di depannya, ia lalu mengangguk mengerti sekarang. Kenapa dari dulu dirinya tidak kepikiran melakukan ini? Pasti ini gara-gara dirinya terlalu lama bergaul dengan Galaksi.
"Apa yang harus gue tulis?" Lili menggaruk dahinya bingung, pandangannya menatap Langit, berharap laki-laki itu memberikan sebuah ide padanya.
"Lo bisa tulis ... cuaca hari ini dingin, siapa aja yang kena skandal di sekolah, guru-guru yang terlibat cinlok atau—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Feelings [END]
Fiksi Remaja[RE-PUBLISH] Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya. Tetapi sialnya, ia malah d...