[RE-PUBLISH]
Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya.
Tetapi sialnya, ia malah d...
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari Jum'at, seluruh murid SMA Cendana akan melaksanakan kegiatan senam SKJ di lapangan. Beberapa guru ada yang turun tangan untuk membariskan mereka, ada yang menurut atau berbaris sendiri, ada juga yang sedikit bandel hingga membuat kegiatan SKJ ini semakin molor.
Yah, seperti yang dilakukan Lili sekarang.
"Lili di sini aja, Pak." Lili masih dengan pendiriannya, gadis itu sekarang berbaris di barisan anak kelas dua belas yang membuat pak Ladushing kesal bukan main.
"Anak kelas sebelas di sana, Lili. Jangan mentang-mentang Awan kakak kamu, kamu baris seenaknya sendiri di sini dan tidak mentaati perintah saya!" Pak Ladushing mengomeli Lili, entah sudah berapa lama tetapi Lili masih enggan melaksanakannya.
"Kenapa sih, Pak. Adik kelas selalu dinistakan? Kenapa barisan anak kelas dua belas teduh bagaikan surga sedangkan barisan anak kelas sepuluh dan kelas sebelas sumpek bagaikan neraka?" tanya Lili tak terima.
Bagaimana Lili tidak kesal, selalu saja anak kelas sepuluh dan sebelas dijadikan satu di lapangan tengah yang biasa dipakai upacara dan itu akan membuat Lili merasa pengap. Sedangkan, kelas dua belas dibariskan di lapangan sebelahnya yang masih longgar jika dipakai hanya satu angkatan saja.
Lili nggak bisa diginiin!
"Sudah lah, Pak. Biarin Lili di sini aja. Masa setiap mau senam SKJ, Bapak sama Lili selalu aja ribut." Awan akhirnya ikut bersuara, dari Lili kelas sepuluh sampai kelas sebelas, gadis itu selalu berselisih dengan pak Ladushing.
Keduanya seperti Tom and Jerry nya SMA Cendana.
"Adik kamu itu yang nyebelin, susah banget dikasih tahu. Ibu kamu pas hamil dia ngidam apaan sih?" tanya pak Ladushing kesal.
"Permisi, Pak." Pak Ladushing sontak menoleh ke asal suara tersebut. Bibir Lili sontak dibuat tersungging ketika melihat kehadiran Galaksi, Gerhana, dan Melodi di sini.
"Lah, ini kalian juga ngapain di sini?" tanya pak Ladushing sambil memijat keningnya, kepalanya semakin dibuat pusing ketika melihat kehadiran ketiganya.
"Kami mau baris, Pak. Lapangan tengah udah penuh," jawab Galaksi yang membuat pak Ladushing menghembuskan napasnya kasar.
"Ya sudah, sana baris!" titah pak Ladushing akhirnya. Sebelum pria itu pergi, ia sempat melirik ke arah Lili yang menunjukkan senyum kemenangannya sekarang.
"Dibilang juga apa," sewot Lili sambil tertawa senang dibuatnya.
Mereka bertiga langsung membariskan diri ke tempat yang masih kosong dengan meluruskan shaf dan banjar. Tetapi sedetik kemudian, senyum Lili yang awalnya tersungging indah, dibuat luntur seketika.