CERITA INI AKU RE-PUBLISH, BEBERAPA ALUR ADA YANG AKU BUAT BEDA. BUAT KALIAN PEMBACA LAMA AKU, SEKITARAN PART 10-AN KE ATAS AKU SEDIKIT UBAH ALURNYA, KALAU MAU BACA DARI AWAL SILAHKAN😊
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.
Gadis berambut hitam lurus itu sedang memakaikan lipbalm di bibirnya. Ia mengedipkan sebelah matanya sambil menatap cermin di depannya dengan gaya genit, ia merasa menjadi gadis paling cantik di dunia saat ini.
Gadis itu kemudian keluar dari kamarnya, berjalan menuju meja makan untuk segera sarapan. Tetapi saat sudah tiba, meja makannya ternyata masih kosong penghuni, hanya tersedia makanan saja di sana.
"Oh, Ibu dan Ayah selamat pagi ... ku pergi sekolah samperin sini ...." Gadis itu bersenandung ria, sedikit berteriak berharap kedua orang tuanya segera keluar dari kamarnya.
"Lintang!" panggil seseorang dari lantai atas. Gadis itu langsung menoleh dan mendapati Pria muda yang menatap kesal ke arahnya sekarang.
"Salam Yang Mulia Raja," ucap gadis itu sambil memberikan salam khas orang mughal, India.
"Nggak usah banyak drama kamu, mana sabuk Papa?" tanya Papanya sambil berkacak pinggang ke arahnya."Yang Mulia Raja Chandragupta Mauria, jangan kayak orang miskin dong. Masa sabuk aja masih ditanyain, kalau hilang ya beli lagi." Gadis itu menaik-nurunkan alisnya menatap Chandra dengan wajah tidak bersalah.
"Kalau hilang sih nggak papa, tapi masalahnya sabuk Papa kamu jual ke teman-teman kamu, itu yang jadi masalah, apalagi jualnya murah lagi." Chandra memejamkan matanya sejenak sambil memijat pangkal hidungnya.
"Urgent, Pa! Oh iya, jangan manggil aku Lintang dong. Call me Lili," ucap Lili sambil cengengesan tak jelas ke arah Chandra.
Sudah cukup, Chandra tidak kuat lagi. Dari kecil ia sudah menghadapi sifat Istrinya yang tidak ada akhlak dan sekarang ia dihadapkan kembali dengan copy an sifat istrinya, bahkan lebih parah lagi.
"Bodo amat, terus nanti Papa kerja pakai sabuk apa? Kamu itu senang banget jualin barang Papa," gerutu Chandra mulai sebal.
"Barang Papa branded, jadi Lili tergiur untuk menjualnya." Lili terkekeh setelah mengucapkan itu.
"Mentari!" panggil Chandra setengah berteriak, ia sudah tidak kuat menghadapi sifat putrinya. Tak lama kemudian, datanglah seorang wanita muda dengan berjalan sempoyongan ke arahnya. Wanita itu masih memakai piyama tidurnya dengan rambut acak-acakan.
"Ada apa sih, Sinchan?" tanya Mentari sambil membuka kacamata tidurnya, ia lalu menguap di depan Chandra karena habis bangun tidur.
"Ini kasih tahu anak kamu, jangan jualin barang aku dong!" keluh Chandra.
Mentari menatap Chandra dari atas sampai bawah, "Aku yang nyuruh."
"A–apa?"
"Aku yang nyuruh," ucap Mentari sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Feelings [END]
Jugendliteratur[RE-PUBLISH] Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya. Tetapi sialnya, ia malah d...