JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.
Lili mengetuk-ngetuk ujung sepatunya ke tanah berulang kali, ia menatap lututnya yang berdarah karena jatuh dari sepeda tadi. Sial sekali dirinya, apalagi sepeda Langit menjadi rusak karenanya.Untungnya, lokasi mereka jatuh dan bengkel sangat dekat.
Lili menoleh ke arah Langit yang masih berbincang-bincang dengan tukang bengkel di dalam sana, sedangkan dirinya, memilih menunggu di luar.
Sambil menunggu, ia memilih menggulirkan layar ponselnya untuk mencari berita-berita hot yang bisa ia sebarkan besok. Tetapi pandangannya seketika mendongak, ketika mendapati sosok laki-laki jangkung yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya.
"Eh, Kak Sakha!" sapa Lili, tetapi sayangnya Sakha enggan menanggapinya.
Sombong sekali!
Tapi, kebetulan sekali ia bertemu dengan kakak kelasnya itu di sini. Ia juga ingin mengorek sebuah informasi dari laki-laki itu, karena belum mendapatkan jawaban yang akurat selama ini.
"Kak Sakha pacaran sama Kak Jingga, ya?" tanya Lili tiba-tiba.
Sakha yang awalnya ingin melangkah pergi, harus mengurungkan niatnya sejenak. Ia lalu menoleh ke arah Lili yang terlihat penasaran untuk mendengar jawaban darinya.
"Nggak," jawab Sakha singkat.
"Masa, sih?" tanya Lili lagi.
"Ngapain gue pacaran sama babu," jawab Sakha dengan ketus, hal itu sontak membuat Lili mengelus dada karena saking terkejutnya.
Jarang sekali Lili berbincang dengan laki-laki itu, tetapi sekali berbincang pedasnya bukan main.
"Kok Kak Sakha bilang gitu sih ...," cicit Lili merasa aneh dengan sebutan 'babu' tadi. "Kalau gitu, Kak Sakha tahu nggak. Kalau Bang Awan sama Kak Jingga itu, pacaran atau nggak?" tanya Lili masih gencar untuk mencari informasi.
Pandangan Sakha seketika memicing sinis ke arah Lili, "nggak akan. Jingga cuma milik gue!" sentak Sakha dengan wajah tak bersahabat. Laki-laki jangkung itu langsung berlalu begitu saja, meninggalkan Lili yang tak percaya mendengar jawabannya barusan.
"Buset, dikira barang apa!" cibir Lili sambil geleng-geleng sendiri.
"Ngapain? Dzikir?" celetuk Langit yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
Gadis itu sedikit terperanjat, kemudian setelah itu terkekeh sendiri.
"Lo ngapain ngomong sama dia?" tanya Langit sambil melirik sinis ke arah Sakha, laki-laki jangkung itu sekarang terlihat berbincang-bincang dengan tukang bengkel.
"Kenapa emang?" tanya Lili balik.
Langit mendengus sebal, "Gue nggak suka."
Lili memicingkan matanya, "Cemburu?" tanya Lili sambil menaik-nurunkan alisnya menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Feelings [END]
Teen Fiction[RE-PUBLISH] Lili tidak menyangka, bagaimana bisa ia terjebak dalam friendzone yang membuat dirinya jungkir balik sendiri. Meskipun mengetahui jika si doi menyukai orang lain, Lili masih gencar mempertahankan perasaannya. Tetapi sialnya, ia malah d...