28. LANGIT, LILI, DAN GERHANA

1.5K 344 107
                                    

Lili asik sibuk menggulirkan layar ponselnya, jam ke empat dan kelima pelajaran sedang jamkos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lili asik sibuk menggulirkan layar ponselnya, jam ke empat dan kelima pelajaran sedang jamkos. Karena para guru sedang rapat untuk mendiskusikan acara karnaval minggu depan. Saat ini, ia berada di aplikasi instagramnya dan kebetulan muncullah postingan terbaru dari akun osis sekolahnya.

Hal yang membuat Lili terkejut adalah, ia melihat fotonya dan Gerhana berada dalam list yang akan menjadi maskot perwakilan tiap kelas. Apa-apaan ini? Mengapa tiba-tiba Lili dijadikan maskot, tanpa ada persetujuannya?

"Dodit!" panggil Lili. Dodit adalah ketua kelas di kelasnya.

Laki-laki gemuk dengan gaya gemulainya itu menoleh, ia menatap Lili dengan pandangan
bertanya.

"Ada apa, Shay?"

"Ini kenapa tiba-tiba gue masuk list jadi maskot perwakilan kelas?" tanya Lili tak terima.

Dodit berlagak membawa beberapa helai rambutnya ke belakang telinga, meskipun sebenarnya tidak bisa.

"Gimana sih, Shay? Gara sendiri loh yang ngajuin, karena nggak ada yang mau jadi maskot."

Lili langsung beralih menatap Gerhana yang kini menunjukkan senyum kemenangannya, laki-laki itu sungguh menyebalkan. Jika Langit tahu, bisa merajuk laki-laki itu nanti. Baru saja, ia dan Langit baikan di jam istirahat pertama tadi, ada saja masalah yang menimbulkan pertengkaran keduanya lagi.

"Tapi gue nggak dimintai persetujuan, pokoknya lo harus cabut nama gue dari daftar list maskot!" titah Lili.

"Nggak bisa, Shay. Udah dipost sama osis di IG. Berarti listnya udah fiks," balas Dodit yang sukses membuat Lili mencak-mencak di tempat.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Sebuah notif pesan muncul di layar ponselnya dan Lili buru-buru membuka pesan tersebut.

Partner Dosa
Online

|Mengirim foto
|Jangan bikin gue blender ini HP, ya!

Langit jangan marah-marah|
Takut nanti lekas tua|
Lili setia orangnya|
Takkan pernah mendua|

***

Bel istirahat kedua baru saja berbunyi, Langit kini tengah berhadapan dengan Lili yang berdiri di ambang pintu kelasnya. Gadis itu sedang cengengesan tak jelas sambil menatap ke arahnya sekarang, sedari tadi dia mencoba merayu Langit yang tengah marah.

"Kenapa lo masih di sini?" cibir Langit sambil bersedekap dada.

"Kak Langit emang mau ke mana?" tanya Lili menunjukkan tampang polosnya.

Langit menyipitkan matanya sewot, "Ditanya kok malah nanya balik, gue mau ke kantin!" semburnya yang sukses membuat Lili mengelus dadanya sendiri.

Infinite Feelings [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang