Reina, Teman Sekelas

266 5 0
                                    


Matahari mulai muncul, menandakan bahwa sebentar lagi hari kita akan segera dimulai. Setelah tidur beralaskan kursi dan beratapkan langit malam, kita tentu saja tidak ingin merasakan hal itu untuk kedua kalinya. Jadi hari ini kita harus berusaha keras mencari tempat tinggal. Setelah berkeliling-keliling cukup lama namun masih tak kunjung menemukan tempat untuk kita tinggali. Kita pun menunda pencarian dengan sarapan terlebih dahulu, agar kita lebih berstamina dalam mencari lagi.

Setelah berkeliling-keliling kembali, kita malah lupa jalan dan tidak tahu arah, lalu kita pun bertanya kepada seseorang. Dia bilang bahwa dia juga perantau baru dan tidak tahu jalan. Namun, dia bilang bahwa di arah sana ada sebuah stasiun dimana kita bisa bertanya disana. Mendengar hal itu, aku berasumsi bahwa itu adalah stasiun dimana kita datang pertama kali. Setelah mendatangi stasiun tersebut, ternyata benar, itu adalah stasiun kita pertama kali kesini. Jadi selama satu hari kemarin, kita tidak menghasilkan apa-apa.

Sesaat setelah rasa keputusasaan itu menghampiri, kita melihat dari kejauhan ada seorang perempuan yang terlihat seperti dibuntuti oleh 2 orang. Perempuan itu terlihat membawa tas yang besar, kemungkinan dia juga perantau baru seperti kita. Dan sepertinya mereka diikuti oleh 2 orang preman. Menyadari hal itu, aku dan Cola pun bergegas mengikuti mereka dari belakang sambil menunggu saat yang tepat.

Setelah keadaan dirasa tepat, aku pun memanggil kedua preman itu. Dengan kaget, mereka langsung menoleh ke belakang sambil kebingungan. Dengan segera, aku melemparkan bubuk cabe yang telah kusiapkan sesaat sebelumnya. Pada saat kedua preman itu menjerit keperihan, Cola langsung sigap menarik tangan perempuan itu dan kita bertiga lari dari preman itu.

Setelah pelarian yang melelahkan, kita bertiga pun berhenti saat keadaan dirasa sudah aman. Mba, mba gak papa? Tanya Cola pada perempuan itu. Namun, seketika itu juga Cola terkejut.

"Ehh? Re-Reina?" ucap Cola dengan gugup.

"Reina?" ucapku setelah mendengar ucapan Cola.

"Aku terkejut kalian masih bisa kenal aku, iya ini aku Reina" jawab perempuan itu.

Alasan kita terkejut sama Reina bukan karena dia datang ke kota, melainkan penampilannya yang berubah 180 derajat. Karena itu kita tidak mengenalinya dari jauh dan menganggap dia hanya orang asing. Reina waktu dulu orangnya sangat fashionable dengan gaya ala-ala Bad Girl, tapi sekarang, penampilan Reina sangat rapi dan sopan, dia jadi terlihat lebih elegan dengan setelan serba kasual.

Kemudian Reina mengajak kita pergi ke suatu tempat sambil ingin berterimakasih karena telah menolongnya. Reina juga menceritakan alasan kenapa dia mengganti penampilannya dan alasan dia pergi ke kota. Sepanjang perjalanan, dia bercerita bahwa dia pergi ke kota karena disuruh ibunya. Sebelumnya, ibunya menyuruhnya menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu. Baru kemudian setelah lulus, ibunya menyuruh untuk datang ke kota, karena ibunya tinggal di kota.

Dan alasan dia mengganti penampilannya karena sosok Reina yang ibunya tahu adalah Reina yang rapi dan sopan, bukan seperti dirinya waktu SMA. Jadi sosok Reina waktu SMA dulu hanyalah keinginan Reina sendiri untuk menjadi ala-ala Bad Girl selama SMA. Reina sendiri tidak membenci penampilannya yang rapi dan sopan, namun dia menginginkan hal yang baru pada saat dia SMA.

Setelah berjalan cukup lama, sampailah kita di tempat yang dimaksud oleh Reina. Tak lain dan tak bukan adalah rumah ibunya Reina. Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam, terdengar suara perempuan yang menjawab salamnya dan berteriak "Tunggu". Kita pun menunggu sejenak agar penghuni rumah dapat membuka pintunya dan menemui kita. Tak lama kemudian, seorang wanita yang tinggi nan putih dengan penampilan yang rapi dan sopan dengan rambut hitamnya yang panjang keluar dengan membuka pintu. Tak lain dan tak bukan ialah ibu dari Reina. Reina pun sontak langsung menghampiri ibunya dan memeluknya.

Setelah reuni singkat yang mengharukan, barulah ibunya Reina mempertanyakan keberadaan kita. Kita pun mulai memperkenalkan diri yang kemudian disusul cerita Reina tentang para preman tadi hingga masa kita SMA. Ibunya Reina pun dengan hangat menyambut kedatangan kita dan mempersilahkan kita untuk masuk. Meski seharusnya kita segera mencari tempat tinggal, apa salahnya jika kita bersilaturahmi sebentar, karena dengan menjalin tali persaudaraan, aku yakin tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi, malah akan timbul hal yang baik nantinya.

Setelah berbincang ringan, Ibunya Reina pun mulai mempertanyakan alasan kita datang ke kota ini. Kita pun menjelaskan semuanya tentang kehidupan SMP dan SMA kita. Ibunya Reina terlihat kagum pada kita karena sudah bisa hidup mandiri sejak SMP. Diiringi cerita-cerita tentang masa lalu Reina, kita pun lanjut berbincang sambil bercanda. Reina yang ikut mendengarkan pun terlihat tersipu malu saat mendengarnya. Benar-benar berbeda dengan Reina yang kita kenal waktu SMA.

"Bu, sebenernya mereka itu lagi nyari tempat tinggal disini" ucap Reina dengan memotong percakapan.

Mendengar hal itu, kita pun terdiam sejenak karena kaget. Kita tidak menceritakan bahwa kita sedang mencari tempat tinggal pas di perjalanan, tapi Reina bisa tahu hal itu, merupakan suatu keanehan. Saat kita bertanya kenapa Reina bisa tahu hal itu, Reina hanya bilang "Udah 2 hari disini, tapi masih gendong-gendong tas gede? Apalagi kalo bukan ga punya tempat tinggal" itu yang Reina katakan.

"Eh? Kalian beneran lagi nyari tempat tinggal?" tanya Ibunya Reina dengan wajah sumringah.

"Iya bu".

"Yaudah, kalian tinggal disini aja?"

"Ehh?"

Meraih MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang