Satu dari Kita

109 2 0
                                    

                Selesai kita makan malam bersama di rumah Reina, kita pun kembali ke kosan untuk beristirahat agar besok kita punya banyak tenaga untuk bekerja.

Di kosan, aku menjelaskan kepada Cola bahwa apa yang dia lihat tadi hanya salah paham. Aku tidak menyatakan cinta kepada Reina atau apapun. Jadi dia masih punya kesempatan buat deketin Reina. Seketika itu, Cola langsung tersenyum lega.

"Apa lu senyum-senyum, serem woi"

"Apa sih orang lagi seneng juga"

"Lu punya kesempatan pun, lu belum tentu bisa dapetin dia"

"Ya gw berusaha lah"

Keesokan harinya, kita berangkat kerja seperti biasa. Meskipun sekarang Cola berbeda tempat kerja dengan kita, kita bertiga selalu berangkat bersama. Hari itu, hari berjalan seperti biasanya, aku berangkat pagi dan pulang kerja malam hari. Tapi kali ini, aku dan Reina menunggu Cola pulang kerja. Karena tempat kerja Cola melewati Restoran, jadi kita menunggu di depan Restoran agar bisa pulang bareng. Cola pun datang menghampiri, dan kita pun pulang bersama.

Seminggu telah berlalu semenjak itu. Kita bertiga selalu berangkat dan pulang kerja bersama. Hari itu di kosan, Cola memberitahuku bahwa dia mendapat tawaran dari bosnya.

"Gw udah seminggu kerja disana, dan pak bos suka sama kerja gw. Beliau pengen gw jaga shift malem, karena penjaga shift malem sebelumnya udah resign karena dia udah kerja bertahun-tahun di perusahaan itu. Pak Bos nawarin gw, katanya gajinya lebih besar daripada penjaga shift siang. Apa menurut lu gw ambil aja ya?"

"Yaudah ambil aja, lumayan buat nambah-nambahin penghasilan kita"

"Yaudah gw ambil nih ya?"

"Iya"

Besoknya, Cola berbicara kepada pak bosnya bahwa dia akan mengambil shift itu. Mulai dari sekarang, jadwal kita akan sedikit berubah. Aku berangkat kerja setiap hari bersama Reina pada jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Karena aku sekarang merupakan koki tetap di restoran itu, jadi jam kerjaku lebih panjang. Shift Reina pun sama, mulai dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Kemudian dilanjutkan kembali pada jam 6 sore sampai jam 9 malam di hari yang sama. Disaat aku pulang dari restoran, disaat itu pula Cola mulai berangkat kerja. Dia mulai kerja dari jam 7 malam sampai jam 5 pagi. Meskipun kelihatannya seperti hal sepele, tapi hal ini akan menimbulkan masalah yang lain di masa mendatang.

Hari itu, aku bangun pagi seperti biasa, masak seperti biasa, dan bersiap-siap bekerja seperti biasa. Bedanya adalah, hanya ada aku dan Reina di meja makan. Bagaikan suatu ritual, kita bertiga selalu sarapan bersama di kosan kita. Namun kali ini dan mungkin seterusnya, hanya akan ada aku dan Reina di meja makan.

Cola tengah tertidur setelah bertugas semalaman suntuk, dan kemungkinan dia bangun sekitar siang hari. Aku selalu meninggalkan memo untuknya agar menghangatkan makanannya sebelum dimakan. Tapi entah dia menghangatkannya dahulu atau tidak, aku tidak tahu.

Karena Reina pulang pada siang hari, dia sering kali bertemu Cola dan mengobrol dengannya. Saat ini, Reina seperti menjadi penghubung kita. Karena aku dan Cola sudah hampir tidak pernah berkomunikasi belakangan ini. Reina juga merasa "aneh" karena dia seperti berbicara kepada 2 orang yang sedang berjauhan, padahal kita satu kosan. Kita tidak pernah berkomunikasi melalui HP, karena kita jarang memegang HP pada jam kerja. Lagipula kita memang jarang berkomunikasi lewat HP. Akhir-akhir ini kita hanya berkomunikasi lewat memo dan Reina saja.

Tak terasa, sudah hampir 1 bulan kita menjalani keseharian seperti itu. Bagi kita, Kita sudah bisa beradaptasi dengan keseharian seperti ini, ini bukanlah masalah yang besar. Justru Reina lah yang mengkhawatirkan hubungan kita. Dia bahkan meminta kepada Pak Manajer untuk mengurangi jam kerjaku. Namun, itu bukanlah hal yang mudah. Karena aku sudah menjadi koki utama di restoran. Aku berusaha menjelaskan kepada Reina agar dia menerima semua ini terjadi.

Suatu hari, saat aku terbangun, aku melihat Cola sudah tidur seperti biasanya. Namun saat aku bersiap-siap untuk memasak, aku melihat kantong plastik dengan 2 bungkus nasi uduk didalamnya. Selain itu, disana juga terdapat memo.

[ Karena sekarang gw gabisa makan bareng kalian, seenggaknya gw pengen siapin makanan buat kalian. Tapi, karena gw gabisa masak, jadi gw beli aja. Lu gausah masak hari ini, gw udah makan juga pas pulang. Kalo buat nanti siang, gw bisa cari makan sendiri. Pas lu istirahat kerja, gw mau ke restoran ]

Aku bertanya-tanya kenapa Cola mau repot-repot ke restoran. Mungkin saja dia kangen sama teman-teman kerjanya dulu. Saat Reina datang untuk sarapan bersama, aku menunjukkan memo itu kepadanya.

Seolah seperti memiliki firasat buruk, Reina buru-buru berbicara setelah melihat memo itu.

"Aduh, aku punya firasat buruk nih, mending kamu minta ganti jam kerja deh sama Pak Manajer, atau kamu suruh Cola kerja di restoran lagi. Gak papa gajinya kecil juga, yang penting hubungan kalian ga kenapa-kenapa"

"Emangnya hubungan kita kenapa-kenapa kenapa? Perasaan biasa aja hubungan kita"

"Biasa aja gimana, kalian udah sebulan ga ngobrol satu sama lain dan kamu bilang itu biasa aja?"

"Ya positif thinking aja, mungkin aja ini udah takdir kehidupan. Lagian bisa aja orang lain ada yang lebih buruk daripada ini, bisa 3 bulan, atau bertahun-tahun mungkin, Ini masih jauh lebih baik"

"Ya iya sih, tapi kan...." ucap Reina sambil mengerutkan dahinya.

"Kamu tenang aja, pasti ga akan ada apa-apa kok"

Setelah selesai sarapan dan Reina pun telah tenang kembali, kita pun berangkat kerja seperti biasa.

Jam sudah menunjukkan waktu siang hari, menandakan waktu berakhirnya shift Reina juga bertepatan dengan waktu istirahatku. Reina berkata bahwa dia ingin ngobrol bareng kita bertiga lagi, karena udah lama kita ga ngobrol bertiga. Aku pun membolehkannya, Cola juga pasti membolehkannya. Aku beristirahat di ruang tunggu karyawan sambil menunggu Cola datang. Dia berkata bahwa dia akan kesini pas jam istirahatku.

Beberapa saat kemudian Cola pun datang, tak lupa ia memberi salam hangat kepada teman-teman lamanya. Kemudian Cola pun menemuiku di ruang tunggu karyawan. Disana sudah ada Reina dan aku yang sedang menunggu. Cola pun kemudian duduk dan mulai membicarakan sesuatu.

"Ada yang pengen gw bicarain"

"Apa?"

"Seminggu yang lalu, gw ditawarin kerjaan lagi"

"Oh, gitu ya. Terus kerja apa?"

"Masih jadi security, cuma ditawarin kontrak kerja tetap"

"Wih, bagus dong"

"Gajinya juga jauh lebih gede, tapi...."

"Tapi apa?"

"Gw harus menjaga disana selama 24 jam, dan gw harus tinggal disana juga"

"...."

Meraih MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang