Haru Tanaka dibantu oleh ayahnya untuk duduk ketika mereka sampai di teater Sejong Center dan memasuki aula utama. Tempat duduk mereka terletak di tengah-tengah menghadap panggung tapi Haru sama sekali tidak bisa melihat dan memedulikan hal tersebut. "Apa kamu nyaman, Haru?" tanya Reagan Tanaka kepada anaknya. Istrinya dan Hana—adik Haru, duduk disebelahnya dan Reagan membantu Haru untuk membuka syal wool yang ia kenakan. "Apa kamu haus? Papa bisa membelikan minuman untukmu sebelum pertunjukan dimulai. Kita masih mempunyai sepuluh menit sebelum tirai dibuka dan babak pertama dimulai. Kita beruntung jalan raya tidak macet tadi."
Haru menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak perlu Papa, aku baik-baik saja."
"Dingin?" tanya Reagan kepada Haru.
"Tidak, tidak, aku baik-baik saja. Pertunjukan ini, berapa lama? Aku lapar."
"Two hours, with one intermission."
"Oh...." kata Haru membayangkan ia baru bisa memakan odeng-guk dan tteokbokki dua jam lagi. "Baiklah, aku akan tidur kalau begitu Papa."
Reagan Tanaka mengerutkan dahinya dan Maureen istrinya bertanya, "Apa yang Haru katakan baru saja?" tanyanya.
"Ia ingin tidur," kata Reagan kepada istrinya. "Jangan memarahinya lagi, Maureen. It's okay. Biarkan Haru melakukan apa yang ia inginkan. Setidaknya ia tidak menangis lagi."
"You always have a soft spot with Haru, Reagan," bisik Maureen ketika mereka mendengar pengumuman dari atas panggung pertunjukan akan dimulai sebentar lagi.
"I have a soft spot for you, Haru, and Hana."
Maureen menepuk dada suaminya yang memakai jas berwarna hitam dengan kemeja putih tanpa dasi, "Reagan Tanaka, you're my man."
Babak pertama "White as Snow" dibuka dengan adegan karakter Kim Rue-Jin yang bernama Sara yang tengah menangis karena ibunya baru saja meninggal dan adiknya Jim bermain judi. Sara bekerja keras sebagai penyanyi live di sebuah kafe yang banyak dikunjungi hanya oleh orang-orang mabuk. Suatu malam ketika kafe sudah tutup, ia melihat seorang wanita yang tertidur di meja.
"Siapa dia?" tanya Sara kepada pelayan bernama Frank yang memiliki shift malam dan harus membersihkan kekacauan para pelanggan yang telah meninggalkan kafe.
"Tidak tahu," jawab Frank dengan acuh tak acuh.
"Apa tidak ada yang bisa membawanya pulang?" tanya Sara. Wanita itu terlihat mabuk dan tidak memedulikan dirinya dimana. Sara memijat keningnya dan para penonton dengan serius mendengarkan dialog selanjutkan diantara kedua aktor di atas panggung tersebut.
"Aku tidak peduli. Penjaga diluar akan mengusirnya Sara," kata Frank.
Sara mencoba membangunkan wanita itu tapi ia hanya bergumam tidak jelas. "Hei," Sara mencoba lagi, "Hei, bangun." Wanita itu berteriak dan kembali ia tertidur dengan kepalanya di atas meja.
"Biarkan saja," Frank yang sedang menyapu lantai berkata kepada Sara, "Aku akan memanggil Doug untuk mengusir wanita ini."
"Maaf!" tiba-tiba dari kanan panggung Han Seon-Ho berjalan ke tengah panggung, seolah-olah ia memasuki kafe. "Apa Anda melihat adik saya?"
"Adik Anda?" tanya Sara kepada karakter Han Seon-Ho yang bernama Daniel.
"Ya, pacarnya meninggalkannya disini," kata Seon-Ho kepada karakter Rue-Jin, Sara.
Sara menunjuk kearah wanita mabuk dan Seon-Ho menahan napasnya, tentu saja seluruh penonton terpukau melihat kedatangan Seon-Ho diatas panggung yang sedang membantu adiknya yang mabuk berdiri. Kecuali Haru Tanaka yang tertidur di babak awal pertunjukan dan sama sekali tidak tahu siapa Han Seon-Ho.

KAMU SEDANG MEMBACA
On-Air | #Love No. 1
ChickLitSUDAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) ON-AIR. © 2021, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indo...