BAB 12

3.9K 819 156
                                    

Haru Tanaka menatap adiknya Hana Tanaka yang tengah berteriak histeris dengan bingung. Ketika ia bisa melihat dirinya dan adiknya, ia menyadari kalau ia dan Hana sangat berbeda. Hana memiliki rambut pendek tidak sepertinya dengan rambut panjang, wajah Hana selalu terlihat cantik dengan rias wajah sementara dirinya sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Hana juga lebih tinggi darinya membuat Haru terlihat sangat kecil. Sekarang, adiknya yang baru saja berteriak di tengah-tengah restoran yang menjual fried chicken wings membuat semua pelanggan yang menikmati makanan mereka terkejut. "Apa kamu mendengarnya baru saja Haru?" tanya Hana kepada kakaknya.

Tentu saja Haru mendengarnya, siaran radio On-Air terdengar di tengah-tengah keramaian restoran Chick a Wing dan Hana berteriak karena mendengarkan Han Seon-Ho membacakan surat dari seorang staf yang pernah bekerja dengan pria itu. "Siapa wanita itu?!" tanya Hana membuat beberapa mata memandanginya. "Siapa wanita yang berani terjatuh di depan Han Seon-Ho dan ditolong oleh Oppa?"

"Hmm, anybody?" tanya Haru. "Duduklah Hana, ya Tuhan, semua orang memerhatikanmu."

Hana bertanya kepada Haru, "Kamu mendengarnya juga kan Haru?"

"Ya, semua orang di restoran ini mendengarnya," kata Haru menghabiskan ayam goreng yang tengah ia makan dengan santai. "Duduklah." Ia belum memberitahukan kepada Hana kalau sekarang dirinya bekerja untuk program Six Brothers dimana ia bisa bertemu dengan Han Seon-Ho dua minggu sekali selama dua hari penuh. Kalau saja adiknya tahu, Hana Tanaka akan berteriak sama seperti sekarang dan membuat dirinya lebih malu dan tidak bisa menikmati makan siangnya.

Tapi Haru tahu ia tidak akan bisa selamanya menyimpan fakta kalau memang ia bekerja dengan Han Seon-Ho. "Hmm, Hana?" katanya.

"Ya?" tanya Hana yang sekarang sibuk memikirkan siapa wanita yang pernah terjatuh dan ditolong Han Seon-Ho. "Apa kamu tahu siapa wanita yang—"

"Aku bekerja dengan Han Seon-Ho!" Haru menutup matanya dan menunggu hingga Hana memberikan komentar. "Hana?" tanya Haru tapi adikknya telah berjalan ke arah kasir dengan tangan kotor memesan lima ayam goreng lagi untuk dirinya.

"Hana?" Haru membalikkan tubuhnya dan mendesah.

Ketika Hana kembali dan duduk, ia bertanya kepada kakaknya, "Ya, kamu tadi ingin bercerita apa? Maaf aku terlalu lapar."

"Tidak, tidak, makanlah," kata Haru dan kembali ia mendesah.

___

Keesokan harinya Haru berjalan masuk ke dalam ruang rapat dan duduk disebelah Jung Min-Ah, ia menyapa Min-Ah yang sedang memperbaiki skrip yang akan mereka diskusikan dengan penulis lainnya ketika ia datang, "Annyeong," kata Haru menyapa Min-Ah.

"Annyeong, Haru. Shin PD hari ini katanya akan memberitahu peraturan baru kepada para staf," kata Min-Ah yang lalu berkonsentrasi dengan laptop dihadapannya.

Shin PD memasuki ruang rapat dan menyapa semua orang dengan senyum lebar, sekitar tiga puluh tim inti yang sudah bergabung bergabung hari itu dan mendengarkan Shin Geul-Yi. "Selamat pagi semua," kata Shin PD kepada semua orang.

"Pagi," jawab beberapa orang sementara yang lainnya mengangguk atau tersenyum. Min-Ah mendongak dari laptop-nya ketika Shin PD telah memulai rapatnya dan Haru mendengarkan dengan baik. "Saya sangat mengerti dengan naiknya kepopuleran Han Seon-Ho ssi beberapa bulan ini. Saya yakin ia juga akan menjadi sangat terkenal dengan Six Brothers dan drama terbarunya yang akan dimulai pertengahan tahun nanti. Saya mendengar di acara radio On-Air kemarin bersama dengan Kim Cheol ssi, kalau ada salah satu staf yang menceritakan kebaikan Han Seon-Ho ketika mereka bekerjasama. Tentu saja Han Seon-Ho ssi tidak keberatan membacakan surat pembaca tersebut dan tidak ada hubungan staf kita dengan siaran On-Air kemarin. Tapi karena hasil siaran kemarin saya hanya ingin menegaskan kalau hubungan diantara para cast members Six Brothers dan para staf staf program sama sekali tidak diperbolehkan. Hal ini juga sesuai dengan peraturan perusahaan CWBS.

"Sebaik apapun Han Seon-Ho ssi ataupun cast member lainnya, saya mohon kalian semua untuk menjaga sikap profesionalisme kalian selama bekerja," Shin PD menjelaskan. "Mari kita membuat program Six Brothers untuk waktu yang sangat lama."

"Ya," Shin PD melihat beberapa orang mengangguk kepadanya. "Baiklah, saya hari ini juga akan membahas timeline...."

___

Haru melihat secarik kertas yang ia pegang dan merobeknya.

Ketika ia tidak memiliki keberanian untuk mengatakan perasaannya ia akan menyimpannya saja untuk dirinya sendiri. Ia membuat kertas tersebut di dalam kamar kecil dan berkata kepada dirinya sendiri, "Kamu sudah sedekat itu dengannya, itu saja cukup."

...

...

Haru berjalan keluar dari kamar kecil dan memperbaiki tag namanya—'Haru Tanaka, Asisten Produser CWBS'— dan menegakkan tubuhnya. Ia akan memulai lagi.

Bagaimana caranya Han Seon-Ho mengenalnya?

"Ouch!" Haru tiba-tiba kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke lantai ketika seseorang menabraknya dengan sangat cepat. Ketika ia membuka matanya, ia melihat seorang pria menabraknya dengan skateboard. Bagaimana bisa pria ini diizinkan masuk ke dalam CWBS? Tapi ketika ia mendongak ia melihat pria itu mengenakan jas dan kemeja yang sangat rapih. Siapa pria ini? "Maaf apa kamu baik-baik saja?" tanyanya.

"Sajang-nim!"

"Sajang-nim!" Beberapa pria mengenakan jas hitam berlari dan terlihat terengah-engah ketika mereka berhenti tepat dihadapan Haru mengelilinginya. "Sajang-nim, apa wanita ini menyakiti Sajang-nim?"

"Sajang?" Direktur? Haru mengerutkan dahinya. "Anda siapa?" tanya Haru yang masih berada di lantai, pria itu memberikan tangannya untuk membantu Haru dan tersenyum, "Aku?" Lalu pria itu melihat tag nama Haru dan memegangnya ketika ia sudah berdiri kembali. "Haru Tanaka—asisten produser. I see."

Haru menyipitkan matanya dan menepis tangan pria itu di tag namanya, "Jangan sentuh tag namaku."

Pria itu kembali tersenyum, "Kenapa? Aku pemilik stasiun televisi ini."

"Apa?"

Kembali pria itu menaiki skateboard-nya dan menunduk kepada Haru dengan senyum yang tidak disembunyikannya, "Namaku Jakson Woo, Haru Tanaka."

On-Air | #Love No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang