Han Seon-Ho membenarkan kacamata yang dikenakannya, rambutnya yang sudah tidak tertata rapih dengan pomade sekarang terjatuh dengan natural di depan dahinya. Seon-Ho meniup pelan rambutnya yang mengganggu matanya ketika ia melihat Jung-Yoon manajernya memasuki ruang gantinya. Seon-Ho lalu menyipitkan matanya ketika melihat seorang gadis remaja berjalan masuk ke ruang gantinya terlihat terluka di dagunya. Jung-Yoon terlihat panik dan meminta gadis remaja itu untuk duduk. "Duduklah."
Seon-Ho terlihat canggung dan berdiri dari kursi, "Apa kamu mengenalnya? Ia terluka Jung-Yoon. Apa yang terjadi?"
"Hyeong, kelinci ini tiba-tiba berjalan masuk ke panggung dan terjatuh, bukan salahku."
Seon-Ho mencari kotak pertolongan pertama yang diletakkan oleh para staf teater di setiap ruang ganti para aktor dan mendekati Jung-Yoon dan gadis remaja tersebut. "Dagumu berdarah." Seon-Ho berjongkok di depan gadis remaja yang duduk di kursi.
Jung-Yoon ikut berjongkok dan membuka kotak pertolongan pertama. Tangannya bergemetar melihat darah dan napasnya menjadi pendek, "Aku takut," ucapnya.
Seon-Ho berkata kepada Jung-Yoon, "Biar aku saja. Ambilah minum Jung-Yoon dan tenangkan dirimu." Walaupun ia tidak tahu siapa gadis remaja yang dibawa Jung-Yoon ke ruang gantinya, Seon-Ho tahu kalau diantara dirinya dan manajernya yang takut akan darah, ia adalah opsi yang lebih baik untuk mengobati sekarang.
"Annyeong," kata Seon-Ho dan ia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang dalam. Haru menerka kalau suara tersebut bukan milik Jung-Yoon karena pria yang sekarang berjongkok dihadapannya memiliki suara yang lebih dalam dan menenangkan.
"Annyeonghaseyo."[1]
"Siapa namamu?" tanya pria itu kepada Haru.
"Haru."
"Seperti 'hari'?"
"Seperti 'musim semi' di bahasa Jepang," jawab Haru. "Aku baik-baik saja. Apa kamu bisa membantuku berjalan keluar dari belakang panggung?"
Seon-Ho menyadari satu hal pada saat itu—gadis remaja itu tidak bisa melihat. "Oh, hmm, bagaimana kalau aku mengobati lukamu terlebih dahulu? Jung-Yoon akan membantumu keluar setelah itu."
Haru mendesah, "Adikku akan mengkhawatirkanku."
"Dimana adikmu menunggu?" tanya Seon-Ho kepada Haru.
"Di luar teater dan syalku masih tertinggal."
Seon-Ho mengangguk walaupun Haru tidak bisa melihat dan membalikkan kepalanya kepada manajernya, "Jung-Yoon, apa kamu bisa keluar dan membantu mencari syal gadis ini?"
Jung-Yoon mengerutkan dahinya dan baru saja menyadari kalau ia harus meninggalkan Seon-Ho dengan seseorang yang hampir tidak dikenalnya. Bagaimana kalau gadis remaja itu bohong dan sebenarnya fans fanatik Han Seon-Ho?
"Aku akan baik-baik saja Jung-Yoon," kata Seon-Ho. "Apa kamu ingat tempat dudukmu?" tanya Seon-Ho kepada Haru.
"Barisan 'G' ," jawab Haru dan Jung-Yoon meninggalkan mereka berdua untuk mencari syal gadis itu. "Adikku, bagaimana?" tanya Haru kepada Seon-Ho.
"Aku akan cepat mengobati lukamu," kata Seon-Ho kepada gadis itu.
Haru memegang lukanya di dagu yang berdarah dan Seon-Ho berkata, "Jangan pegang lukanya, aku harus membersihkannya terlebih dahulu."
"Kenapa kamu baik kepadaku?"
"Karena manajerku takut darah. Aku baik terhadap Jung-Yoon. Ia akan pingsan kalau saja aku tidak menolongnya. Ditambah ia sangat lelah dan belum tidur selama dua hari ini—aku tidak ingin mengangkat Jung-Yoon yang tergeletak di lantai. Aku akan membersihkan lukamu sekarang," kata Seon-Ho mendekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
On-Air | #Love No. 1
Romanzi rosa / ChickLitSUDAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) ON-AIR. © 2021, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indo...