BAB 19

3.6K 770 191
                                    

"Ya," kata Ashton kepada ibunya, Jane Woo. "Semua rencananya berjalan lancar. Kecuali satu hal kecil—Haru Tanaka. Wanita itu menghalangiku, Mama."

Jane Woo tidak mengatakan apapun dan untuk sesaat keheningan di antara percakapan telepon mereka tergantikan oleh bisingnya jalan raya. Ashton berdeham dan baru saja ia ingin memastikan kalau ia masih berbicara dengan ibunya, Jane Woo berkata terlebih dahulu, "Ashton, ayahmu tidak memiliki cukup banyak waktu di dunia ini, dan Mama hanya akan mengatakan ini sekali—Woo Group tidak boleh turun ke tangan Jackson. Kamu harus bergerak cepat. Sebelum anak itu.... Anak yang bukan milikku memiliki kekayaan ayahmu. Kamu mengerti?"

"Ya," jawab Ashton kepada ibunya dengan dingin. Ia tahu apa yang harus ia lakukan dan tidak perlu diingatkan ibunya. "Aku tahu," jelasnya.

"Kalau kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, kamu seharusnya sudah menyelesaikan masalah ini sebelum Jackson menduduki posisi direktur utama CWBS, Ashton."

"Ya," jawab Ashton.

"You are my son—my first son that will inherit Woo Group. Bukan Jackson, kamu mengerti?"

"Ya, Mama."

"Ayahmu harus memilih putra pertamanya, Ashton. Kamu harus melakukan semua cara untuk membuatnya melihatmu. Apa kamu telah melakukan apa yang kita rencanakan?" tanya ibunya.

"Aku telah menjual CWBS kepada Reagan Tanaka."

"Bagus, kita pastikan pria itu menurunkan Jackson dan CWBS dengan begitu kamu bisa membangunnya kembali," kata Jane Woo kepada anaknya. "Kamu harus membuatku bangga, Ashton."

"Aku akan membuatmu bangga, Mama."

"Sekarang kamu akan pergi kemana?" tanya ibunya. "Apa kamu akan mengunjungiku Ashton? Ayahmu masih berada di Hong Kong dengan wanita jalang itu, dan kamu tahu betapa kesepiannya Mama tanpa kamu."

Ashton lalu menjawab ibunya, "Aku akan mengunjungimu besok."

"Kemana kamu pergi hari ini? Apa kamu di jalan?"

"Ulleungdo."

"Pulau Ulleungdo? Untuk apa?"

"Jackson berada disana. Dengan Haru Tanaka."

"Apa yang ia rencanakan?"

"Sepertinya membuat wanita itu sekutunya. Jackson bukanlah pria yang bodoh, Mama."

Jane membalas, "Apa aku pernah mengatakan kepadamu kalau adik tirimu adalah pria yang bodoh? Ia jauh lebih pintar daripadamu, Ashton. Setidaknya dalam satu hal ia lebih pintar, ia tahu apa yang ia bisa lakukan untuk menjatuhkanmu."

Ashton memijat pelipisnya dan menutup matanya sejenak. Mr. Lee sekretaris pribadi yang telah mengabdi seumur hidupnya kepada keluarga Woo berkata di kursi pengemudi ketika melihat Ashton terlihat pucat, "Apa kita harus kembali, Tuan Muda?"

"Tidak. Berapa lama lagi kita akan sampai ke Pohang?"

"Sekitar satu jam Tuan Muda. Tapi Anda harus mengambil ferry berikutnya."

"Hmm," Ashton menjawab dengan bergumam. "Aku ingin sampai bersamaan dengan semua tim Six Brothers, Jackson dan juga Haru Tanaka."

"Helikopter kalau begitu Tuan Muda?"

"Mr. Lee kamu sangat mengerti diriku," kata Ashton tersenyum dengan sinis. "Oh ya, apa yang Anda ketahui mengenai Haru Tanaka?"

Sebelum ia pergi menemui Reagan Tanaka siang hari ini, ia meminta Mr. Lee untuk mencari tahu siapa Haru Tanaka, ia lalu berkata, "Kata ayahnya, ia pernah tidak bisa melihat."

"Ya, ia terlahir buta, Tuan Muda."

Ashton tersenyum dengan sinis, "Apa yang sebenarnya Jackson inginkan dari wanita buta itu dan kenapa wanita itu sangat tergila-gila kepada Han Seon-Ho?"

Mr. Lee menjawab tuan mudanya, "Han Seon-Ho adalah aktor yang tengah—"

"Aku tidak perlu tahu aktor itu, Mr. Lee. Aku hanya ingin tahu apa memang Haru Tanaka adalah tantangan bagiku atau tidak. Karena Jackson tiba-tiba sangat menginginkannya dan ayahnya siap membeli CWBS untuk putrinya yang buta itu—pernah buta," kata Ashton memperbaiki kata-katanya sendiri. "Mr. Lee aku perlu beberapa orang untuk mengikuti Haru Tanaka."

"Semua gerak-geriknya, ataupun kegilaannya terhadap aktor itu, aku ingin tahu. Tapi yang terpenting adalah ketika Jackson Woo mendekatinya. Aku ingin tahu."

"Ya, baik Tuan Muda. Apa yang Anda akan lakukan terhadap Haru Tanaka?" tanya Mr. Lee.

"Aku akan membuatnya buta lagi kalau sampai ia menggagalkan rencanaku."

Mr. Lee mengangguk dan tidak berkomentar. Ia telah mengetahui sifat asli putra sulung Raphael Woo semenjak lama dan ia telah membiasakan dirinya untuk hanya melakukan tugasnya dengan baik. Keputusan apapun keluarga Woo ambil, bukan untuk dirinya pertanyakan. 

On-Air | #Love No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang