Jaehyun sudah boleh pulang hari itu juga, walaupun dengan luka jahit di kepala dan dagunya.
Orang tua Jaehyun dan Yuta sama sekali tidak tahu soal Jaehyun yang sampai harus masuk rumah sakit akibat perlakuan Yuta.
Taksi yang Winwin pesan sudah berhenti di depan rumah sakit sejak 15 menit yang lalu.
"Aku sudah catat nomor ponselku di sana", Winwin menunjuk ponsel Yuta dengan dagunya. "Namaku Winwin". Winwin mengulurkan tangannya.
Yuta mengangguk, "Yuta!!". Tanpa menyambut jabatan tangan Winwin, bahkan tanpa menatap Winwin sekalipun.
Kini tangan Winwin ia sodorkan ke arah Jaehyun yang sudah lebih dulu masuk dan duduk di dalam taksi. "Namaku Winwin". Ujarnya.
"Aku Jaehyun!". Jaehyun menyambut jabatan tangan Winwin dengan senang hati. "Terimakasih sudah menolongku!". Winwin mengangguk.
"Jae...". Panggil Winwin.
"I-iya".
"Kalo si brengsek ini macem-macem lagi sama kamu, jangan hubungi aku, ya?".
Jaehyun maupun Yuta sama-sama terkejut saat Winwin mengatakan hal itu.
Dengan berat hati Jaehyun mengangguk mengiyakan. Namun Winwin malah tertawa puas melihat tingkah Jaehyun maupun ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh Yuta.
"Ya emang ngapain juga hubungi Lo... Kayak Lo orang penting aja". Sahut Yuta.
"Iya, Jae... Jangan hubungi aku, kalo dia macem-macem lagi sama kamu, kamu langsung hubungi polisi aja biar dia dipenjara".
Jaehyun tertawa kecil, hingga menampakkan deretan giginya. Sedangkan Yuta, wajahnya sudah muram masam setelah mendengar perkataan Winwin tentangnya.
"Oh iya... Win?! Kamu pulang naik apa?". Tanya Jaehyun.
"Naik Busway".
"Gak bareng kita aja, biar nanti sekalian nganterin kamu balik". Ujar Jaehyun.
Winwin menggeleng, "Kasihan kamu kalo masih harus nganterin aku pulang dulu, kamu harus cepat istirahat, besok juga aku harus masuk kuliah jadi harus pulang cepat".
"Pak, tolong anterin dia ke alamat ini ya...". Yuta menunjuk Jaehyun dengan dagunya, lalu menunjukkan ponselnya yang menampilkan alamat lengkap tempat tinggalnya. "Dan Lo Jae... Lo bisa kan balik sendiri, gua mau anterin nih cowok cupu".
"Loh, kok... Kamu gila ya? Kamu mau ninggalin Jaehyun sendirian kayak gitu?". Protes Winwin. "Jangan, Pak! Tunggu".
"Kamu masuk sekarang, Yut! Kamu jangan jadi pengecut. Bilang sama keluarganya, jelasin sama mereka siapa yang sudah buat Jaehyun seperti ini".
"Jae... Kalo dia gak tanggung jawab sama apa yang sudah dia lakuin ke kamu, kamu telpon aku... Biar aku yang laporin dia ke polisi".
Untuk kesekian kalinya, Winwin kembali melihat Yuta menunjukkan senyum remehnya. Tanpa banyak babibu lagi Yuta segera masuk ke dalam taksi yang sama dengan Jaehyun.
"Gua bakal tanggung jawab... Gua bakal buktiin ke Lo kalo gua bukan cowok pengecut kayak yang Lo bilang". Ujar Yuta dari dalam mobil, Yuta bahkan masih menatap Winwin untuk beberapa saat sampai kemudian ia menutup kaca mobil taksi yang ia tumpangi. "Ayo jalan, Pak!". Perintah Yuta kepada supir taksi itu.
Sekarang Yuta sudah berada di ruang tamu rumahnya, sedangkan Jaehyun... Supir taksi itu yang memapahnya hingga sampai kedalam rumah. Betapa terkejutnya Yuta dan Jaehyun saat melihat Ayah dan Nyonya Jung sudah menunggu kepulangan 2 putranya dengan perasaan khawatir. Nyonya Jung segera menghampiri Jaehyun saat ia melihat perban menutupi kepala Jaehyun. Nyonya Jung menangis dengan histeris saat melihat kondisi anaknya itu. Sedangkan Tuan Nakamoto yang merupakan Ayah Yuta dan Jaehyun tampak menatap Yuta dengan tajam, seolah sudah tahu siapa pelakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
FanfictionYuta: "Gua tau Jaehyun sayang banget sama lo Win... Gua gak pernah ngebahagiain Jaehyun sebagai adik gua. Gua cuma mau dia bahagia. Gua ikhlas kalo lo menikah sama Jaehyun. Mungkin... Memang kita gak ditakdirkan bersama Win, tapi satu hal yang perlu...