-16-

215 21 13
                                    


WINWIN'S POV

"Winwin?".

Aku bisa lihat alur napasnya yang tampak terengah-engah. Tatapan matanya itu sedikit membuatku takut, genangan air disudut matanya membuatku memiringkan kepalaku sedikit. Kenapa dia menangis? Itu yang saat ini kutanyakan dalam diam ku.

'Ada apa dengan pemuda itu?'. Pertanyaan selanjutnya yang terus mendiami pikiranku menguak kepermukaan.

Kebingungan di dalam diriku bertambah saat Jaehyun memelukku tanpa keraguan. Membawaku kedalam dekapannya, membuatku merasakan aroma tubuhnya.

Aku yang memang bodoh hanya bisa diam saja saat menerima perlakuan seperti itu.

Tapi? Jaehyun tidak marah padaku, kan?

"A-aku... Aku menyukaimu, Win!".

Kalimat itu...

Aku tidak salah dengar...

Siapa yang mengatakannya?

Itu... Terasa... Sangat nyata.

Aku membulatkan mataku saat Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya. Aku terdiam tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun, bibirku terkatup rapat, aku gugup, sangat amat gugup.

Sedikit lama Jaehyun memelukku, bahkan kepalanya ia benamkan di sisi leherku. Dia terlihat nyaman melakukan itu. Jadi ya... Aku membiarkannya tetap seperti itu untuk beberapa waktu, lagipula aku tidak keberatan.

Aku tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Tapi aku yakin dia tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Lalu... Kenapa? Ada apa dengan dirinya? Apa dia sakit? Atau... Jangan-jangan...

Ah... Tidak mungkin! Tidak mungkin Jaehyun mendengar percakapan terakhirku dengan Yuta, kan?

"Oh-Eh... Jae?!". Panggilku. Sedikit gugup tentunya.

Tapi Jaehyun tak kunjung mengangkat kepalanya. Ia masih betah disana. Membenamkan wajahnya di ceruk leherku. Senyaman itukah? Atau... Dia tertidur?

"Jae?!". Panggilku lagi.

Masih sama. Tak ada jawaban. Pemuda itu masih bungkam.

Deru napasnya terasa begitu hangat saat menerpa kulitku. Bersamaan dengan bulir air mata yang juga ikut jatuh. Iya, Jaehyun menangis. Aku memang sudah tahu. Tapi yang tidak kutahu adalah penyebab tangisnya.

Sedetik kemudian, Jaehyun sedikit mengangkat kepalanya. Ia ingin menatapku, tapi ada banyak keraguan di sana. Dan aku tahu itu!

Dia masih tidak menatapku saat kepalanya berhasil terangkat sepenuhnya. Tapi air matanya tetap turun membentuk jejak di pipinya. Tangannya bergetar, bibirnya juga.

'Kau kenapa, Jae?'. Hanya sebatas di kepalaku. Tak sampai pada Jaehyun.

"Aku menyukaimu, Win!".

Kalimat itu... Ini kedua kalinya aku mendengar kalimat itu.

Jaehyun yang mengatakannya?

Aku diam. Aku tidak berani menatapnya. Tidak berani bergerak juga. Jangankan bergerak, mengucapkan sepatah kata pun aku masih tidak sanggup.

Tangannya terkepal kuat, masih tidak juga menatapku, Jaehyun terisak di tempatnya berdiri. Ini... Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku melihatnya menangis. Kupikir dia pemuda yang kuat, ternyata... Kau punya sifat yang lemah ya, Jae?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang