-12-

116 21 4
                                    

"Jadi apa masalahmu dengan Yuta Hyung?".

Pertanyaan Jaehyun membuat Winwin menjadi gelisah, dia berpikir apakah dia harus menceritakan masalahnya kepada Jaehyun sekarang atau tidak?

Jaehyun sungguh penasaran masalah seperti apa yang sedang Winwin hadapi. Dan, sungguh pertanyaan bagaimana Yuta Hyung bisa dekat seperti itu dengan Winwin kini sangat memenuhi otaknya.

Tentu saja Jaehyun sangat ingin sekali tahu apa dan bagaimana bisa Winwin terjebak dalam masalah yang menurutnya sungguh sangat menyiksa batin Winwin itu.

Dengan sedikit keraguan Winwin pun mulai menghadapkan tubuhnya pada Jaehyun, menatapnya sekilas lalu kemudian memalingkan kembali wajahnya, ia masih mencoba mencari perkataan yang tepat untuk memulai percakapannya. "Mungkin ini saat yang tepat untuk menceritakan tentang masalahku dengan kakaknya, apalagi hanya ada aku dan Jaehyun dirumah ini, Taeyong Hyung dan Doyoung tak perlu tahu soal masalahku". Batin Winwin sambil memainkan cangkir kopi ditangannya.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu itu, jadi benar Yuta itu kakakmu?".

Jaehyun mengangguk. "Kakak tiriku lebih tepatnya. Dia memang membenciku, tapi aku sangat menyayanginya. Bahkan aku sudah menganggapnya seperti kakak kandungku sendiri".

Terlihat dari raut wajah Jaehyun bahwa ia begitu sangat menyayangi kakaknya.

'Pantas saja Yuta bersikap sangat dingin kepada Jaehyun. Ternyata mereka hanya saudara tiri!'.

"Sekarang giliran aku yang bertanya Win, kamu ada masalah apa dengan Yuta Hyung?". Tanya Jaehyun.

"Kakakmu... Dia brengsek, Jae!".

Mendengar penuturan Winwin, Jaehyun hanya diam, berpikir keras apakah Yuta kakaknya juga menyakiti fisik Winwin seperti ia menyakitinya?

"Apa Yuta Hyung menghajarmu? Dia menyakitimu? Katakan padaku Win!".

Winwin hanya diam saja saat Jaehyun bertanya pertanyaan yang menurutnya sangat sensitif untuk dirinya.

"Lupakan, Jae! Aku baik-baik saja". Ujarnya sambil mencoba untuk tersenyum, berusaha setegar mungkin agar terlihat baik-baik saja dihadapan Jaehyun walaupun sebenarnya tidak.

Meski mereka sudah terlihat akrab tapi tetap saja ada saat-saat dimana mereka saling terdiam karena canggung.

Jaehyun sendiri tak ingin tahu lebih banyak tentang persoalan yang tengah dihadapi Winwin, alasannya hanya karena ia tidak ingin Winwin merasa tidak nyaman dengan sikapnya yang terlalu ikut campur.

Suasana diantara keduanya masih sama, hening karena canggung. Mereka hanya saling tatap sambil mengulum senyum.

"Aku pasti akan melindungimu, Win! Bagaimana pun caranya. Aku benci melihatmu tertekan dan ketakutan seperti ini. Jika memang aku harus mempertaruhkan persaudaraan diantara aku dan Yuta Hyung, aku pasti akan melakukannya demi bisa melindungimu!". Batin Jaehyun.

"Kamu sangat berbeda dengan Yuta, Jae! Tapi semoga saja benar seperti itu, karena aku masih takut, takut jika sifatmu itu tidak jauh berbeda dengan kakakmu". Pikir Winwin.

"Yuta!".

Panggilan itu membuat Yuta menoleh saat ia melewati ruang tamu rumahnya. Yuta kebingungan, kenapa di jam segini ayahnya itu belum juga berangkat ke kantor, biasanya yang ia lihat pagi-pagi sekali dia sudah tidak melihat ayahnya itu di rumah.

"Ayah mau bicara, kemari dan duduklah!". Tuan Nakamoto meletakkan cangkir kopi yang dipegangnya, lalu menepuk-nepuk kursi sofa yang kosong di sebelahnya, mengisyaratkan agar Yuta duduk di sampingnya.

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang