-07-

145 24 6
                                    

Winwin menyerah karena tidak kunjung menemukan Doyoung sahabatnya, jadi ia memilih untuk kembali ke ruang kelasnya seorang diri. Saat ia berjalan melewati koridor ia melihat sekumpulan mahasiswa-mahasiswi sedang mengerubungi seseorang.

Merasa masa bodoh dengan kerumunan di hadapannya, jadi Winwin memilih untuk mengabaikannya saja.

Saat sampai di ruang kelas, Winwin disambut dengan dentingan ponselnya. Winwin merogoh saku celananya sambil berjalan dengan malas menuju bangkunya. "Shit!". Umpatnya saat ia melihat nama siapa yang terpampang di layar ponselnya. Sebuah pesan masuk dari seseorang dengan marga Nakamoto.

'Jemput Jaehyun di koridor sekarang, geli banget gua lihat dia di kerubungi makhluk-makhluk menjijikkan yang gak tau malu kayak gitu. Cepet! Tapi bukannya gua ngerasa kasihan sama Jaehyun, gua cuma coba buat nepati janji gua aja!'.

Ingin sekali Winwin menghajar orang ini dengan balok kayu yang sama dengan yang Yuta pakai untuk menghajar Jaehyun malam itu. Ia benar-benar kesal atas perlakuan Yuta padanya semalam.

Tapi karena ini menyangkut Jaehyun, jadi Winwin berpikir untuk bergerak cepat sekarang juga.

Winwin kembali berjalan keluar, melangkahkan kakinya menuju segerombolan mahasiswa-mahasiswi di koridor kampusnya. Ia sebenarnya tidak yakin jika orang yang berada di tengah kerumunan itu adalah Jaehyun, tapi bagaimana jika itu benar-benar Jaehyun? Tapi tunggu... Apa Jaehyun juga akan berkuliah di kampus yang sama dengannya? Apa dia sudah baikan sekarang? Dan... Hubungan Jaehyun dengan Yuta? Bagaimana bisa seorang Nakamoto Yuta bisa tahu sejauh ini soal Jaehyun?

Dengan desahan berat Winwin melangkahkan kakinya menerobos kerumunan itu dengan dorongan. "Permisi!! Bisa berikan aku jalan? Maaf... Maaf... Tolong berikan aku ruang. Permisi!! Maaf...". Ujar Winwin sambil menerobos kerumunan yang sangat padat dan sesak.

Saat sampai di barisan paling depan mulutnya terkesiap, benar... Tidak menyangka ia akan melihatnya sekarang! Tapi baguslah, dengan cara ini sekarang Winwin bisa melindungi dan mengawasi Jaehyun lebih sering.

"Aku memang akan kuliah, dan kampus ini masuk kedalam list kampus yang aku pilih, tidak disangka akan bertemu bahkan bisa satu kampus denganmu".

Winwin kembali memasukan potongan daging ayam kedalam mulutnya.

Winwin mengangguk. "Aku juga tidak percaya ternyata perkataan si 'brengsek' itu tentangmu benar,".

Jaehyun menghela nafas berat. "Aku minta maaf soal perlakuan Hyung-ku".

"Hyung? Apa maksudmu dengan Hyung?".

"Ya... Yuta Hyung! Memangnya siapa lagi?".

"Tunggu-". Winwin mengelap sisa makanan di mulutnya dengan tissue. "Aku tidak mengerti dengan apa yang kau maksud, tapi tolong jangan katakan soal status Yuta padaku. Jangan bilang dia itu kakakmu!?".

"100 untukmu!". Jaehyun mengembangkan senyumnya hingga pipinya menimbulkan dua cerukan yang membuatnya terlihat lebih manis berkali-kali lipat.

"Brengsek kau Nakamoto Yuta! Lalu kenapa ia begitu bernafsu untuk menghabisimu?".

"Ehmm... Untuk itu! Lain kali saja aku ceritakan, ya?".

Winwin mengangguk, Yah... Mungkin untuk saat ini Jaehyun belum siap untuk menceritakan semuanya. Lagi pula siapa dia yang terlalu ikut campur ke dalam masalah keluarga orang lain. Walaupun tanpa Winwin sadari, sekarang dia memang sudah terlalu mencampuri urusan keluarga orang lain.

Kampus hari ini sudah berakhir. Winwin berjalan ke luar kampus bersama dengan Jaehyun. Sedangkan Doyoung... Sahabatnya yang satu itu masih harus tinggal di kampus untuk berlatih basket.

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang