Yuta dan Winwin sudah sama-sama puas menikmati wahana di taman hiburan. Winwin malu saat tiba-tiba cacing di perutnya bunyi karena ia merasa lapar.
Yuta dengan sangat jelas mendengar itu semua, dia pun mengajak Winwin ke sebuah restaurant favorit keluarga Nakamoto.
"Lo pesen aja... Hari ini karena gua baik, gua yang bakal traktir".
Winwin mengangguk.
"Kau mau pesan apa Yut?". Tanya Winwin.
Yuta membolak-balik halaman daftar menu ditangannya. "Gua lagi pengen makan Udon sama... Ehmm... Kari aja, terus minumnya... Americano aja deh".
Winwin yang mendengar Yuta menyebutkan semua menu yang ingin dia pesan segera memanggil waitress.
"Ingin pesan apa Tuan?". Tanya seorang waitress yang sudah berdiri di samping meja Yuta dan Winwin.
"Hem... 2 porsi Udon, 2 porsi Kari, dan... 2 cangkir Americano saja". Jelas Winwin kepada waitress.
"Hanya itu saja Tuan?".
Winwin mengangguk.
"Silahkan ditunggu pesanannya, kami akan segera mengantarkannya ke meja Anda". Waitress itu pun menuju kearah dapur untuk menyampaikan pesanan Winwin dan Yuta.
"Lo nyamain menunya sama menu gua? Lo yakin mau makan makanan yang gua pesan? Gak mau pesan menu yang lain aja?". Tanya Yuta heran saat mengetahui Winwin menyamakan menu yang akan dia makan dengan menunya.
Winwin menggeleng.
"Oke, kalo lo gak suka sama menu yang gua pesan jangan salahin gua ya? Kan lo sendiri yang nyamain menunya sama menu gua". Titah Yuta.
Winwin hanya mengangguk tanpa berkomentar apapun.
Yuta mulai awkward berada lama-lama didekat Winwin, padahal biasanya dia masa bodoh dengan orang yang baru saja ia kenal. Tapi mengapa bersama Winwin Yuta malah merasa enggan untuk berlama-lama berada didekatnya.
Untuk mencairkan suasana sambil menunggu pesanan mereka datang, Yuta berniat membuka percakapan. Dia ingin tahu uang yang Yuta transfer kemarin akan Winwin gunakan untuk apa.
"Cowok cupu...". Panggil Yuta.
Winwin yang sedari tadi hanya menunduk segera mengangkat kepalanya, kemudian menegakkan tubuhnya menghadap dan menatap dengan serius wajah Yuta.
Yuta yang tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti itu dari Winwin seakan kehilangan banyak kata-kata. Perasaan awkward itu semakin menguasai pikiran Yuta.
"Kenapa?". Tanya Winwin yang sepertinya sudah siap dengan 1000 pertanyaan yang akan Yuta tanyakan kepadanya.
"Eh... Ekhem...". Yuta gelagapan. Iya bahkan berdeham sebelum memulai percakapan. Itu artinya perasaan gugup sedang menguasai setidaknya 93% tubuh dan pikirannya.
"Soal... Uang yang udah gua transfer, rencananya mau lo pake buat apa Win?". Tanya Yuta cepat.
"Ohh... Uang itu, rencananya akan aku gunakan untuk membayar kuliahku".
Yuta mengangguk. Dia paham sekarang untuk apa selama ini Winwin bekerja menjadi barista.
Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin Yuta tanyakan, ia sangat sadar untuk apa sekarang ia mendekati Winwin. Dia ingin cepat dan tepat saat melakukannya. Jadi Yuta tidak ingin gegabah.
Tak lama 2 orang waitress datang sambil membawa pesanan Winwin dan Yuta.
Setelah meletakkan semua pesanan di meja Yuta dan Winwin, 2 orang waitress itupun segera meninggalkan meja mereka, Winwin maupun Yuta tak lupa mengucapkan terima kasih kepada kedua waitress restaurant tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
FanfictionYuta: "Gua tau Jaehyun sayang banget sama lo Win... Gua gak pernah ngebahagiain Jaehyun sebagai adik gua. Gua cuma mau dia bahagia. Gua ikhlas kalo lo menikah sama Jaehyun. Mungkin... Memang kita gak ditakdirkan bersama Win, tapi satu hal yang perlu...