'Brruaaakkk'.
Satu hentakan keras di pintu kamar mandi yang Yuta masuki beberapa menit yang lalu membuat Winwin terkejut, membuatnya mati kutu dan tidak bisa bergerak dalam beberapa detik. Ia menoleh kearah pintu kamar mandi itu, matanya melotot saat seseorang di baliknya menyandarkan punggungnya dengan aman disana.
Ya, pintu kamar mandi dikamar Yuta bukanlah pintu kayu tetapi pintu kaca Frosted glass, dimana pintu itu memiliki tekstur buram dan sulit untuk dilalui cahaya. Setidaknya Winwin bisa bernafas lega karena yang menimbulkan suara keras seperti itu adalah Yuta yang tidak sengaja menyandarkan punggungnya ke pintu, karena tidak berhati-hati tampaknya Yuta terlalu kencang menghempaskan punggung mulusnya itu pada pintu, dan yang lebih menguntungkannya lagi, Yuta tidak bisa melihatnya karena kaca pintu kamar mandinya yang buram. Beberapa detik yang lalu bahkan Yuta berteriak meminta maaf kepada Winwin dari dalam kamar mandi karena ia merasa mungkin telah mengagetkan namja manis itu, entah apa yang dilakukan Yuta di dalam sana, sungguh Winwin tidak ingin tahu itu, ia hanya ingin segera pergi secepatnya dari rumah Yuta.
'Hampir saja ketahuan!'. Batin Winwin. 'Aku harus cepat-cepat kabur dari sini sebelum Yuta menyelesaikan urusannya di kamar mandi'. Ucapnya lagi. Winwin berjalan dengan berjinjit, berusaha sekuat tenaga untuk tidak menimbulkan suara apapun yang dapat mengundang perhatian Yuta. Dengan kunci ditangannya, berulang kali Winwin mencoba membuka pintu kamar Yuta dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara keras ataupun decitan pintu yang dapat mengundang bahaya untuk dirinya.
Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Yuta pun bisa bernapas lega sekarang. Ia memutuskan untuk kembali ke kamar agar bisa melanjutkan urusannya dengan Winwin. Tapi saat ia membuka pintu kamar mandi ia tidak mendapati Winwin di kamar. Kunci kamar Yuta yang menancap di lubang pintu serta pintu kamarnya yang sedikit terbuka tentu saja hal itu mengundang langkah Yuta untuk berjalan kearahnya. Yuta menyembulkan kepalanya keluar pintu, ia tidak berani melangkah lebih jauh dari itu karena dirinya yang tengah bertelanjang bulat. Yuta sama sekali tidak memiliki pikiran bahwa Winwin akan kabur darinya jadi saat pergi ke kamar mandi dia percaya saja dan bersikap tenang saat meninggalkan Winwin di ranjang.
"Berani banget lo kabur dari gua, Win? Gua gak mau nyakitin lo jauh lebih dari ini, tapi karena lo termasuk orang yang gak tau berterima kasih, jadi ya... Gimana kalo kita bermain sedikit lebih nakal kali ini?".
•
Jalanan di daerah rumah Yuta sangat sepi, tapi itu sama sekali tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berlari. Bahkan Winwin baru sadar jika ia bertelanjang kaki, ia lupa membawa kembali sepatunya yang sempat Yuta lepas saat mereka akan melakukan adegan panas di kamar Yuta.
Terik matahari membuat aspal jalan menjadi sangat panas, kaki Winwin yang berlarian diatasnya tanpa alas kaki membuatnya mengaduh kesakitan karena panas terik matahari membakar kakinya.
"Owh... Akhh... Ini panas sekali".
Walaupun begitu Winwin tetap berlari meski larinya tidak sekencang di awal tadi. Maklum... Panas aspal benar-benar membatasi langkahnya.
Ditengah-tengah larinya sesekali Winwin juga menengok kebelakang, takut-takut Yuta akan mengejarnya. Lebih bahaya lagi jika tiba-tiba Yuta sudah berada dibelakangnya tanpa Winwin sadari, kan?
Dan benar saja, dari kejauhan Winwin melihat mobil berwarna hitam yang sangat familiar.
"Gawat, jika sampai tertangkap aku bisa habis olehnya". Saking paniknya Winwin sampai membatu ditempat ia berdiri sekarang. Menatap mobil hitam Yuta yang berjarak belasan meter didepannya itu yang kini mulai mendekat.
'Grep!'.
"Emppphhfff...". Seseorang membekap mulut Winwin dari belakang, menyeretnya beberapa langkah ke arah semak-semak lebat di pinggir jalan. Menundukkan kepala Winwin di belakang semak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
FanfictionYuta: "Gua tau Jaehyun sayang banget sama lo Win... Gua gak pernah ngebahagiain Jaehyun sebagai adik gua. Gua cuma mau dia bahagia. Gua ikhlas kalo lo menikah sama Jaehyun. Mungkin... Memang kita gak ditakdirkan bersama Win, tapi satu hal yang perlu...