↳⑤┊ TOLD TWICE

4.9K 690 1K
                                    

˗ˏˋ 'ˎ˗ 𝚃𝙾𝙻𝙳 𝚃𝚆𝙸𝙲𝙴 ˗ˏˋ 'ˎ˗
═════ ◈ ═════
©𝓐𝓻𝓭𝓱𝓿__








































“OH YEAH GREAT! ini masih tengah malam,” bentak [Name] kesal saat gadis itu sadar sekarang masih dini hari.

“Kau bisa tidur dulu kalau mau,” ujar Five sembari tersenyum tipis.

Meritech masih tutup, tidak ada siapapun disana. Five dan [Name] memutuskan untuk tetap di mobil. Sampai mereka melihat para pegawai meritech berdatangan.

[Name] melirik Five. “Kau yang seharusnya istirahat bukan? Setelah berhasil kembali dari sana, kau sama sekali belum beristirahat.”

“Ah  ... Yeahhh.” Benar memang lelaki itu belum sempat tidur— bukan tidak sempat. Tetapi siapa yang bisa tidur, kalau kau satu-satunya orang yang tahu kapan kiamat terjadi?

Five mengamati lagi bola mata kaca di tangannya, kepalanya penuh dengan beban pikiran. [Name] yang melihat itu hanya menatap prihatin. Sambil menidurkan dirinya di kursi kemudi.

“Mata itu kau temukan dimana?”

Five menatap sejenak [Name] yang sekarang tampak sama seperti dirinya. “Saat apocalypse.”

“Menurutmu orang yang menyebabkan terjadinya kiamat, adalah orang yang memiliki mata ini?”

Five terlihat berpikir sejenak, memutuskan apa dia bisa memberitahu [Name] tentang ini?

Tetapi gadis itu mempercayainya, sampai repot mempertaruhkan hidup.

“Kau ingat bukan, saat kubilang aku orang yang terakhir hidup?” Five memutuskan untuk bercerita.

“Aku melihat mayat kalian,” ujarnya tertahan. “Mati terbujur kaku.”

“Jelas kalian semua mencoba menghentikan kiamat, tetapi tidak berhasil.” [Name] hanya mengangguk pelan mendengarkan.

Gadis itu kira mendengarkan ocehan Five, bisa mengatasi rasa kantuknya. Ternyata dia salah.

“Hal yang kutemukan, yang mungkin bisa jadi petunjuk hanyalah mata ini.” Five kembali memperhatikan mata itu lamat.

“Luther menggenggamnya.”

[Name] terkantuk-kantuk mendengar penuturan Five. Satu hari ini jelas sangat melelahkan bagi dirinya.

“Kami semua mati hahaha, tidak berguna.” [Name] berkomentar sarkastis, nyatanya sekuat apapun mereka. Tidak ada yang berhasil menghentikan kiamat.

“Kau tidak mati.”

[Name] menatap Five bingung. “Aku mencari keberadaanmu tetapi tidak ada.”

“Mungkin kematianku berbeda? Ekstensiku berakhir misalnya.” [Name] mengoam malas, rasanya semakin berat saja untuk fokus.

“Ya mungkin saja benar-benar terjadi, mungkin saja kau benar-benar menghilang.”

“[Name] dengar, kau masih bisa mundur. Ini belum terlambat.”

Five menoleh saat dia merasakan tidak ada jawaban dari [Name]. Mendapati gadis itu sudah tertidur lelap sambil mendengkur halus.

Five menghela napas pelan, kemudian  mengelus rambut [Name] mengacak nya gemas. Senyuman kecil Five berikan pada gadis itu. Walaupun [Name] tidak sadar.

𝐂𝐇𝐈𝐋𝐃𝐇𝐎𝐎𝐃 || ƒ. нαяgяєєνєѕ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang