˗ˏˋ 'ˎ˗ғᴇᴇʟɪɴɢ˗ˏˋ 'ˎ˗
═════ ◈ ═════
©𝓐𝓻𝓭𝓱𝓿__FIVE MEMBUKA MATANYA perlahan, memperhatikan cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya sebelum akhirnya lelaki dalam wujud anak-anak itu mengulum senyum berseri dengan lengsung pipi yang tampak di kedua rahang tegas Five.
Kaki Five memijak lantai, merasakan sensasi dingin yang menusuk telapak kaki sang pemuda. Namun Five tidak ambil pusing, apalagi harus repot-repot berganti pakaian. Lelaki itu langsung menuju nakas pintu, memutar kenopnya. Dan bersitatap dengan [Name] yang baru saja keluar kamar.
[Name] tampak kaget melihat kehadiran Five disana; canggung sepertinya. [Name] bahkan tidak berani menatap kedua iris emerald yang bersebrangan dengannya, boro-boro mata. Wajah saja tidak sanggup.
Five berdeham sedikit, mengusir kecanggungan antara dirinya dengan gadis bersurai pirang cerah di depannya. "Good morning, [Name]."
"Y-yeah! Aku pergi dulu, b-bye!" ujar [Name] terbata-bata tanpa memandang Five barang sekalipun, dan berlalu pergi karena panggilan Klaus yang menyuruh mereka semua kebawah.
Five menghela napas, memperhatikan tubuh [Name] yang semakin lama semakin hilang di telan tikungan. "I shouldn't kiss her last night."
═════ ◈ ═════
Di dapur, terlihat Klaus sedang menyiapkan sarapan. Luther yang terlihat depresi dengan hoodienya, dan [Name] yang berusaha menutupi apa yang terjadi tadi malam.
"Luther kau tidur dengan wanita?" tanya [Name] akhirnya, Luther tidak merespon dan memilih untuk memutar matanya sedangkan Klaus mencoba membenarkan.
"Jangan menghakimi Luther [Name], kau sendiri? Tidak ada bedanya dengan Luther."
Klaus menuangkan secangkir kopi kepada Luther, belum sempat lelaki besar meminumnya. Cangkir berisi kopi tersebut telah berpindah tangan.
Five dengan senyum sumringah, seolah tidak terjadi apa-apa. Duduk bersebrangan dengan [Name] dan arwah Ben. Five menyesap kopinya dengan cepat dan memandangi [Name] yang memasang tampang jutek; berakting sepertinya.
[Name] menoleh ke arah Klaus, "Sudah, my first kiss was stolen. Aku sudah dewasa."
Five tersedak kopinya sedikit. Klaus menatap tidak percaya sambil memegang cangkir, hanya Luther yang tidak berekspresi.
"Asal kau tahu saja [Name], itu bukan ciuman pertamamu." Luther menjawab tidak penuh minat.
Five menatap tajam ke arah Luther, seolah bertanya sejak kapan dia tahu hal tersebut. Luther yang ogah-ogahan hanya menjawab cepat. "Saat kau mabuk, kau mengicau tidak jelas tentang aibmu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐈𝐋𝐃𝐇𝐎𝐎𝐃 || ƒ. нαяgяєєνєѕ
Fanfiction❝𝙄 𝙇𝙄𝙆𝙀 𝙔𝙊𝙐 [𝙉𝘼𝙈𝙀], 𝙈𝙊𝙍𝙀 𝙏𝙃𝘼𝙉 𝘼𝙉𝙔𝙊𝙉𝙀 𝙀𝙇𝙎𝙀.❞ ❝𝙎𝙊 ... 𝘼𝙈 𝙄 𝙔𝙊𝙐𝙍 𝙁𝘼𝙑𝙊𝙍𝙄𝙏𝙀 𝙎𝙄𝘽𝙇𝙄𝙉𝙂𝙎?❞ ─◌✰್↯ ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇; 𝘍𝘪𝘷𝘦 𝘏𝘢𝘳𝘨𝘳𝘦𝘦𝘷𝘦𝘴 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘳𝘦𝘥𝘪𝘬𝘴�...