Setelah perginya Satria dengan wanita berambut coklat sebahu yang Nara ketahui bernama Karin itu,Nara tak bisa lagi fokus tanah liat di hadapanya.
"Sial,gue penasaran lagi siapa karin tapi kaya gue kenal tapi siapa ya?" batin Nara sedikit kesal.
Ia segera melepas celemeknya dan meninggalkan tempat itu begitu saja
Ia memilih berjalan-jalan untuk mengalihkan pikiranya dan kakinya terhenti saat melihat sebuah stand batik.
"Nara?" panggil seseorang dari belakang.
Nara menoleh dan tersenyum,
"Jerry?,kapan balik?" tanya Nara sambil memeluk sahabatnya saat SMA dulu."Kemarin sih,tapi ya cuma seminggu di sini sist" jawab Jerry
"Kangen deh sama kamu,gimana US?" Nara masih merangkul lengan pria itu.
"Bebas banget beb,gue bisa lakuin apa aja disana termasuk itu" Nara hanya tersenyum mengerti dengan apa yang dimaksud Jerry.
"Good deh kalo lo happy,liat batik juga kan masuk yuk" ajak Nara.
"Yuk,pasti banyak kain lucu" mereka memasuki stand itu.
Baru beberapa menit Nara berada disana dan melihat-lihat kain yang ada di sana.
"Kinar,ayo pulang" ajak sebuah suara yang sudah ia hapal karena tak ada yang memanggilnya seperti itu selain Satria.
"Loh,mas bukanya nganterin temenya kok ada disini?" tanya Nara bingung melihat Satria.
"Temen saya naik taksi,ayo pulang udah jam makan siang" ajak Satria sekali lagi kali ini dengan menarik tangan Nara.
"Tu-tunggu mas,aku pamit dulu sama temen aku" ujar Nara menarik kembali tanganya dari Satria
Nara menghampiri Jerry dan menoelnya,
"Gue balik dulu ya""Kok buru-buru beb?,sama gue aja balik nya" balas Jerry
"Iya soalnya,ada-"
"Dia pulang sama saya,saya calon suaminya" potong Satria dengan dingin.
Nara hanya tersenyum canggung dan ia sedikit bingung karena tiba-tiba sekali Satria seperti ini.
"You mau nikah beb?" tanya Jery tak percaya.
"Hahaha...doin aja ya,ya udah gue pulang dulu bye kapan-kapan kita ngopi cantik ya" Nara bercipika-cipiki dengan Jerry.
"Sure,calon suami lo ganteng banget,pasangan yang cocok" setelah itu Nara menarik tangan Satria karena sedari tadi Satria menatap mereka dengan tajam.
"Siapa dia?" tanya Satria
"Ha?"
"Siapa dia Kinar?" ulang Satria dengan nada tegas dan datarnya.
"Ehm-dia temen waktu SMA dia baru balik dari Amerika" jelas Nara sedikit gugup.
'Sial malah gugup kaya cewe keciduk selingkuh' maki Nara dalam hati.
"Kamu udah kebiasaan ya kecup pipi cowo kaya gitu?" sarkas Satria.
Dahi Nara mengerut tak mengerti,
"Maksudnya gimana ya mas?""Saya tanya kamu udah biasa cium pipi cowo sembarangan" ulang Satria.
"Apaan sih,terserah aku ya mau cium pipi cowo mana lagian itu gak ada ruginya buat kamu mas" semprot Nara walau masih berusaha sabar.
"Kamu mulai kasar Kinar,saya gak suka" pengakuan Satria membuat Nara terdiam.
"Lagian kamu dulu mas yang mulai seolah-olah aku tuh perempuan murahan yang mau cium pipi cowo sembarangan" ungkap Nara
"Ya udah saya minta maaf,mending kita pulang aja" ajak Satria menurunkan egonya
"Tapi Syfa?"
"Udah pulang"
"Ha?,kok gak bilang ke aku" tanya Nara mencoba mengecek hp nya takut Syfa menghubunginya tapi ia tidak dengar namun nihil.
"Katanya ada urusan mendadak jadi minta saya nganterin kamu tadi,sekarang malah temen saya naik taksi padahal saya yang ajak dia kesini" ujar Satria membuat Nara kesal karena seolah-olah ini salahnya.
"Mas,aku kan udah bilang kalo gak mau nganterin ya udah,aku masih bisa pulang sama Jerry selalu terkesan terpaksa" habis sudah kesabaran seorang Nara.
Satria menghela napas dan memilih mengandeng tangan Nara lalu membawanya ke mobil.
Di dalam mobil hanya ada keheningan karena Nara lebih memilih menghadap jendela sedangkan Satria sibuk dengan stirnya dan jalanan di depan,
"Aku mau nyalain radio boleh kan?" izin Nara
"Nyalain aja Kinar" setelah mendapat izin Nara menyalakan radio dan mengalun lagu kesukaan Nara dari hivi! siapkah kau tuk jatuh cinta lagi.
"Meski bibir ini tak berkata bukan berati ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita" Nara mulai bersenandung.
Tanpa sadar Satria tersenyum mendengar suara Nara,lucu menurutnya.
"Abis ini mau kemana?" tanya Satria.
"Gak ada,pulang terus tidur" jujur Nara
"Mau main ke apartement saya Kinar?" Nara hanya mengangguk atas tawaran Satria.
"Ya kalo gak terpaksa sih" sinis Nara
Entah kerasukan apa dengan berani Satria menggengam salah satu tangan Nara membuat si empunya menegang.
"Saya gak maksud buat kamu marah Kinar,tapi enggak tahu saya cuma gak suka liat kamu sama cowo lain" ujar Satria sedikit mengusap punggung tangan Nara dengan jempolnya.
"Ta-tapi dia gak suka cewe" lirih Nara karena tenggorokanya terasa sangat keing dan jantungnya berdegup kencang.
"Apa?"
"Iya,dia itu gay mungkin dia lebih tertarik sama mas Satria daripada aku" jawaban Nara sambil terkekeh geli membuat Satria memaki dalam hati.
Tak lama kemudian mereka telah tiba di apartement mewah milik Satria mungkin bisa di bilang pethouse.
Sebelum ke sini mereka sudah berbelanja untuk makan siang,karena Nara ingin memasak untuk Satria.
"Kodenya tangga lahir kita" ujar Satria saat melihat Nara menunggu.
"2410 Kinar kenapa malah bengong" Satria menekan angka itu dan masuk di ikuti Nara yang masih bingung.
'Gimana ceritanya dia biasa tahu tanggal lahir gue kan kita baru kenal tiga hari,kok serem rasanya' batin Nara sedikit was-was.
****
Mulai was-was ya bund dan yeah double up semoga happy ya
Jangan lupa vote dan komen
Sorry for typo dan happy new year beberapa jam ke depan.
Love
Viadoa❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om Pilot!
RomanceKinara Wijaksono seorang model terkenal yang menyukai kakak dari sahabatnya sendiri.Seorang pria tampan beprofesi sebagai pilot dan sifatnya yang dingin membuat Kinara tergila-gila.