BAB 16

938 91 3
                                    

Pagi ini Nara suda bersiap untuk mengantar Satria dan ia juga akan fitting baju untuk jadi bridemaid kakaknya.

Sudah dua hari ini Satria menjalani terapi dan ia mempunyai kemajuan pesat,mungkin minggu depan ia sudah bisa memakai kruk tanpa perlu duduk di kursi lagi.

"Pagi,loh mas Satria udah disini?" tanya Nara sambil mendekat dan memeluk Satria lalu beralih ke mamah dan papahnya lalu Karin.

Lalu ia duduk disamping Satria,"Mas Mada udah pulang mba?" tanya Nara karena melihat mba nya yang terus menatap ponselnya.

"Gak tahu,bilangnya sih hari ini pulang tapi kok gak ada kabar sih,niat gak sih ni orang mau nikahin gue" gerutu Karina.

Pekerja Mada calon dari kakaknya yang merupakan seorang tentara angkatan udara membuatnya sering pergi dalam waktu cukup panjang.

"Coba tanyain ke Juna mungkin dia tahu" usul Satria.

"Emang bisa?,Mas Juna itu kan angkatan laut Mas" tanya Nara,Satria hanya mengkat bahunya acuh.

"Ide gak berguna" desis Karina kesal,sudah kesal dengan sang calon suami ditambah lagi ide yang sangat tidak membantu dari Satria.

"Udah lagian kamu besok juga ketemu,gak usah cemberut udah sana mending perawatan ben wangi pas ketemu Mada" titah sang mamah menengahi.

"Ya udah,aku anter mas Satria dulu ya mah,pah" pamit Nara mencium tangan orang tuanya lalu beralih ke kakanya.

"Udah jangan cemberut nanti tambah jelek" ledek Nara membuat ia mendapat cubitan kecil di lengannya.

"Adek laknat lo,pulang fitting bawain chiken shilin ya sama matcha juga,jangan lupa martabak telor mang jajang" pinta Nana.

"Banyak mau si lo makanya mas Mada males sama lo" sinis Nara sambil berlalu keluar dengan mendorong kursi roda milik Satria.

....

Mereka telah tiba di rumah sakit,Nara dan Satria sudah duduk di depan ruangan dokter Danile menunggu antrian.

Satria tak bisa diam tanganya terus bergerak entah itu mengusap lengan Nara,atau memainkan kaca mata hitam di tangannya.

"Kamu tegang ya mas?" tanya Nara sambil menoleh.

"Gimana kalo hasilnya buruk,saya takut Kinar" bisik Satria dengan lirih menautkan genggaman mereka.

"Kita jalanin bareng kan mas,aku yakin Allah itu udah liat perjuangan kamu pasti ada jalan" balas Nara memberi kekuatan.

"Terimakasih" bisik Satria seraya mengecup bahu Nara.

"Tuan Satria" panggil salah satu perawat,Nara langsung berdiri dan mendorong kursi roda dari Satria menuju ruangan dokter Danile.

Setelah dua jam terapi akhirnya selesai dan kabar baiknya Satria sudah di bolehkan memakai kruk untuk semakin melatih kakinya.Dan perjalan mereka berjalan hingga malam.

Satria memilih garden resto untuk makan malam bersama Nara.Ia menarik kursi untuk Nara.

"Makasih mas" ujar Nara lalu Satria beralih untuk duduk di hadapan Nara.

Seorang pelaya datang dan mencatat pesanan mereka,setelah pelayan itu pergi Satria berdiri dan berjalan perlahan ke arah Nara.

"Kinara Wijaksana,ayo kita menikah" ujar Satria sambil menunjukan cincin bermata biru yang sangat indah.

"Tapi kamu udah ngelamar aku mas" balas Nara walau tak bisa ia pungkiri hatinya sangat bahagia.

"Itu keluarga saya yang melemar kamu kalo ini saya sendiri yang melamar kamu,jadi gimana?" tanya Satria.

"Yes mas,aku mau" balas Nara lalu bangkit dan meneluk Satria.

Akhirnya hal yang ia tunggu terwujud juga,Satria yang mencintainya tanpa paksaan dari siapapun.Satria tersenyum bahagia,setelah perjalanan yang melelahkan akhirnya ia menemukan pasangan sejatinya.

Satria mengurai pelukannya dan mengusap pipi Nara dengan satu tangan lalu ia menyatukan dahinya,"Terimakasih telah kembali Kinar dan saya sangat mencintaimu" ujar Satria sebelum menyatukan bibir mereka

......

Beberapa bab lagi bakal end yeass...aku emang sengaja buat cerita dengan konflik ringan dan gaje gak sih guyss?? Hehe..makasih yang udah vote dan komen

Luvvv you all
Viadoa

Kinara Wijaksana


Satria Malik


I Love You Om Pilot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang