BAB 11

1.1K 152 17
                                    

Nara terbangun saat tubuhnya di guncang pelan dan namanya di panggil oleh seseorang ia membukamatanya perlahan dan pertama yang ia lihat adalah wajah Satria yang sudah tampak segar.

"mas udah bangun?" tanya Nara dengan suara seraknya khas orang bangun tidur

"udah,ayo kamu mandi kita berangkat sekarang soalanya saya bakal brefing jam 9" terang Satria

Nara bangkit dan duduk,"terus baju aku gimana?" tanya Nara

"pakai kaos saya dulu,udah saya pilihkan" setelah itu Nara berjalan menuju kamar mandi yang di tunjukan Satria untuk membersihkan dirinya.

Lima belas menit ia habiskan untuk ritual mandinya,ia keluar dengan celana training abu-abu dan baju putih polos yang masih tampak kebesaran di tubuhnya.Saat menuruni tangga ia mendengar suara yang tak asing karena penasaran ia memilih mendekat.

"Karin,stop kaya gini kamu buat aku sulit jangan nangis kaya gini" suara frustasi Satria semakin memuat Nara penasaran dengan siapa prianya itu bicara.

"aku mohon Tria,aku juga gak mau pisah dari kamu tolong bertahan sebentar lagi dan kita berjuang bersama" mohon wanita,Nara sedikit mengerang kaena tak dapat melihat wajah wanita itu karena posisinya membelakangi-nya.

"aku udah di jodohin juga Karin,aku gak mau buat semuanya rumit" helaan napas Satria membuat Nara makin penasaran.

"kamu suka atau cinta sama dia?"

" belum tapi—"

"kalo gitu ayo kita bejuang lagi" potong wanita itu dengan lirih dan langsung mencium bibir Satria membuat Nara terdiam dan tubuhnya kaku walau begitu ia mencoba teanang dang menghampiri mereka.

"mas?" panggil Nara dengan lirih membuat dua insan itu menoleh dan melepaskn ciumanya dan mmereka juga sama terkejutnya karena melihat Nara.

"mba Nana?!" kata Nara tak percaya dengan tubuh yang mulai bergetar dan air mata yang semakin sulit ia tahan tapi ia mencoba tenang.

"Nara kamu—"tanya Satria terkejut

"Nara maaf gue—"

"LO BERDUA BOHONGIN GUE HA,SIAL" maki Nara dengan air mata yang mulai luruh.

"maaf aku gak—"

Kata-kata Satria terpotong begitu Karina meraih tangan Nara,"Nar maafin gue,gue pikir Satria itu bukan--"

"LEPAS,GUE BENCI LO,LO BOHONGIN GUE MBA"

"KINARA—,saya mohon dengerin penjelasan saya" teriak Satria membuat Nara tertawa keras rasa pedih ini sangat pedih hingga rasanya ia ingin menghilang saat ini juga.

"gue bego hiks—,kenapa gue gampang banget kemakan harapan kosong ,kenapa gue jadi bego banget hiks—,kenapa sakit banget ha—" racau Nara sambil memukul dadanya berharap rasa sakit itu hilang.

"Nara" panggil Syfa yang langsung memeluk Nara

"sakit Fa–,gue sakit banget rasanya hiks—" isak Nara pelan dan terdengar pilu.

"iya,kita pulang ya gue ambil tas lo dulu" ujar Syfa berusaha tenang walau dadanya bergemuruh ingin memaki dua orang di depannya yang hanya bengong.

Nara terduduk di tangga dengan isakannya yang masih terdengar,"saya minta maaf Kinar,saya gak maksud bentak kamu tadi" ujar Satria yang sudah berjongkok di hadapanya.

Nara hanya diam,matanya enggan melihat pria yang sudah menyakiti hatinya begitu dalam.

"Nara kamu harus dengerin saya,kita gak tahu ini semua terjadi saya memang mencintai Karin tapi kamu berhasil membuat saya teralihkan dan saya mulai menyukai kamu berada di dunia saya,jadi saya mohon tunggu sebentar lagi" mohon Satria lalu memegang tangan Nara namun segera di tepis oleh Nara.

"tunggu harapan kosong?" sarkas Nara

"saya mulai menyukai dan mencintai kamu Nara jadi saya mohon sekali lagi bertahan sebentar aja biar saya yakin dulu" ucap Satria sambil merebahkan kepalanya di pangkuan Nara karena kepalanya sangat pening,"maafin saya Kinar" lirihnya.

Nara tak menjawab apapun tubuh dan pikirannya sangat lelah,rasanya ia ingin menbenturkan kepalanya ke tembok suapaya ia bisa melupakan semua mimpi buruk ini.

"Nar gue min-minta maaf gue gak tahu hiks—,gue bakal mundur,gue salah Nara maafin mba, tolong maafin gue janagan diem aja" aku Nana sambil terisak jujur ia juga terkejut jika ia tahu Satria di jodohkan dengan adik kesayangannya maka ia akan mundur.

"aku butuh waktu,Fa bisa kita pulang ke Jakarta sekarang" putus Nara lalu ia menatap Syfa yang datang dengan tas selempangnya.

"iya,yuk gue bantu gue udah pesen taksi online" ujar Syfa sebenarnya ia tak tega pada kakaknya tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur.

"saya anter ya" tawar Satria sambil mendongakkan kepalanya.

"gak usah" balas Nara dengan datar dan dingin

Nara berdiri dan langsung di ikuti Satria,ia langsung berjalan keluar di bantu oleh Syfa karena tubuhnya begitu lemas,saat sudah di dalam mobil Satria mengetuk kaca mobil mereka.

"buka Syfa" pinta Satria,karena tak tega Syfa membuka kaca mobilnya

"ini bawa Kinar belum sarapan nanti dia sakit" ujar Satria memberikan sebuah kotak makan yang berisi nasi goreng yang tadi Satria buat sebelum semuanya kacau.

"iya mas,makasih jangan lupa lo harus terbang kalo gak bisa fokus mending minta cuti" saran Syfa yang diangguki oleh Satria.

"jaga kesehatan selama saya dinas Kinar" ujar Satria tapi tak mendapat tanggapan apapun.

"jalan pak,sesuai aplikasi" suruh Nara lalu mobil iu melaju meninggalkan Satria yang tertunduk lesu.

......

UPP TEROSSS,JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA

LOVE

VIADOA

FOLLOW IG;viadoa1010_

I Love You Om Pilot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang