┆Dunia Watanabe Haruto mulai berubah saat siswi dari Korea Selatan itu membalas perasaannya di festival musim panas. Gadis itu adalah aktris utama mimpinya, tetapi bukan siapa - siapa di dunia nyata. Karenanya, hidup Haruto pun seakan terbelah; tak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pura-pura tidak kenal. Tidak sopan. Meninggalkan sendirian.
Haruto melingkari satu kata lain. Hamada-senpai.
Tapi Hamada yang mana?
Kalau Kazue lihat, mungkin Haruto bakal dikira stres berat karena mencorat - coret buku sampai hitam. Kenapa aku dipanggil Hamada Asahiterus? Satu - satunya yang terpikir untuk mengerucutkan pilihan pada angkatan atas sehubung Wonyoung memanggilnya Senpai.
Dimana, ya, bisa melihat semua daftar nama kakak kelas?
Haruto mendengus ketika membayangkan harus mengendap - endap mencuri semua buku absen di ruang guru.
Bertanya ke Kazue?
Ia melirik orang itu yang telah kembali ke tempat yang seharusnya. Kazue tengah sibuk mengerjakan tugas esai. Anak itu menulis bagian favoritnya dari buku Minato Kanae, yang kalimat selanjutnya membandingkannya dengan interpretasi di film. Sangat niat. Tidak salah kemarin Haruto menelan harga diri demi memperbaiki hubungan dengan anak pintar ini.
Gelembung pikiran Haruto pecah, ia mengerjap. "Dih, siapa yang nyontek?"
Kazue nyengir. "Bercanda. Kamu kelihatan frustasi habisnya. Sudah sampai mana?"
Sampai menyimpulkanHamada Asahi itu kakak tingkatnya.
"Belum ada ide," jawab Haruto, menunjukkan lembar kosong bukunya. Benar juga. Miris sekali tugas diabaikan untuk orang yang tidak pernah Haruto ajak ngobrol. Menilik sekitar, sepertinya orang - orang setidaknya sudah menuang satu paragraf di buku. Cuma Haruto saja kah yang belum mulai?
Kendati prihatin, Kazue malah menyipit curiga dan menimpal asal.
"Makanya jangan kepikiran Jang Wonyoung terus."
"ENGGAK!"
Ups.
Sayatan tatapan terkejut bercampur penasaran mencincang keberanian Haruto untuk mengangkat wajah. Sensei bahkan sampai menegur. Sial betul. Kentara sekali kan sedang tidak fokus. Belum berani mengangkat pandangan, sekarang ia harus menangani kekehan menyebalkan Kazue.