┆Dunia Watanabe Haruto mulai berubah saat siswi dari Korea Selatan itu membalas perasaannya di festival musim panas. Gadis itu adalah aktris utama mimpinya, tetapi bukan siapa - siapa di dunia nyata. Karenanya, hidup Haruto pun seakan terbelah; tak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah awan gelap menutupi cahaya mentari dan rintik hujan membatasi ruang gerak, Haruto menghela napas lelah. Ia kalah cepat dengan hujan. Kekalahannya menghadiahkan waktu lebih panjang untuk tinggal di sekolah. Sial.
Ini semua karena sensei menyuruhnya menjelaskan sambil menulis! Haruto yang kaget lantas tergagap dan begitu lah sensei menanyainya sepulang sekolah, mengonfirmasi kebenaran jawabannya, melepas kesempatan Haruto untuk berterimakasih dengan tiga temannya. Untung saja ia mengerti apa yang dikerjakan Shota, ia tak perlu mengulur lebih banyak waktu.
Namun baru saja berbalik masuk, seseorang membekukan langkahnya hanya dengan diam berdiri. Menjulang di dekat getabako bersama tatapan tak terbaca.
Apakah ia marah atau kah hanya ingin menyapa? Respon Haruto hanya mengedip sekali.
Di seberangnya, Yamazaki Kazue sebetulnya tahu Haruto tidak akan ajaib mendadak menyapa lebih dahulu. Sama seperti saat pertama kali melihat Haruto, anak itu mempertahankan wajah sok kerennya. Bedanya kali ini dia bisa menatap Kazue, tidak menunduk. Kepercayaan dirinya sudah lebih baik dari dua tahun lalu tapi tetap saja ...
Kazue berdecak. Atmosfer sekarang mirip saat dua musuh berhadapan, saling menilai langkah apa untuk memenangkan perkelahian. Haruto tidak sekali pun tampak ingin 'melawan' duluan seolah ingin membaca pergerakan Kazue. Kazue lagi - lagi tidak mungkin membiarkan mereka diam saja.
"Kalau kamu minta maaf sekarang, akan aku maafkan."
Haruto mengedikkan bahu. Sekilas tampak tak bersalah jika saja Kazue tidak menangkap raut tak nyaman di wajah Haruto. Ah, anak itu. Awas saja.
"Hoy, Haruto. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sampai kamu punya kepribadian yang buruk dan tertutup begitu, tapi kamu selalu bisa memperbaikinya, makanya aku memberimu kesempatan."
Kazue mengatakannya tanpa ada 'Kazue' yang Haruto kenal. Ia tampak tegas. Datar seperti hendak menantang. Marah seperti hendak memukulnya. Kazue tidak pernah seperti ini sepanjang pertemanannya. Hanya saja kemarin itu berbeda. Haruto sudah keterlaluan.
Cowok Yamazaki itu kontan mendengus. "Kalau tidak punya hal baik untuk dibicarakan seharusnya kamu diam saja."
Tapi sekarang jangan diam saja, Bocah! Gelombang keinginan untuk melempar uwabaki sangat kencang, yang menahannya cuma tanggul rapuh bernama pertemanan.