┆Dunia Watanabe Haruto mulai berubah saat siswi dari Korea Selatan itu membalas perasaannya di festival musim panas. Gadis itu adalah aktris utama mimpinya, tetapi bukan siapa - siapa di dunia nyata. Karenanya, hidup Haruto pun seakan terbelah; tak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sial nomor dua hari ini: Haruto melupakan mimpinya. Sepenuhnya.
Eh. Tidak begitu. Yang tersisa di ingatan Haruto hanya gambaran ketika Wonyoung melebur bersama arus turis dan jejak - jejak perasaan frustasi sebab kesempatannya lepas begitu saja.
Dan sekarang Kazue untuk pertama kalinya berhasil 'menyeretnya' ke Shibuya berkat tiket permintaan sialan itu.
Hanya saja, kini bisikan halus menggoda Haruto untuk kabur semakin kencang, tentu ia cemas pada apa yang harus ia lakukan jika bertemu Wonyoung. Bagaimana cara bicara dengan seseorang? Haruskah ia mengajak bicara duluan ataukah tunggu saja berhubung Wonyoung yang ingin bertemu? Keraguan menarik ulur niatnya.
"Hey, kenapa mengikuti kami? Tempat janjianmu kan disana," sergah Kazue di depan Haruto. Yang ditegur hanya mengerjap bingung sehingga Kazue bergegas melanjutkan, "Sudah sana cepat pergi."
"Kazueㅡ" Haruto baru mau ingin mengutarakan keraguannya kala Nanoka Suzuka menunjuk sesuatu dan mencuri atensi Kazue.
"O! Kue itu! Kamu janji traktir aku apa saja kan?" rengek Suzuka.
"Tentu!" kata Kazue.
Huek. Kazue tolol, decih Haruto
Namun persis sebelum mereka bergerak jauh lagi, Haruto mencegahnya dengan wajah kesal.
"Jadi, aku harus pergi sendiri?"
Dua orang itu berbalik hanya untuk melempar tatapan yang-benar-saja seolah Haruto minta ditemani ke toilet. Tidak dapat dipercaya. Bagaimana bisa mereka menemani seorang cowok bertemu gebetannya?
Eh. Benar gebetan kan?
"Kau ... yang ingin kencan dengan Jang Wonyoung kan?" tanya Suzuka bingung.
Haruto syok. "Apa?"
Kazue cepat - cepat mendorong Haruto ke arah belokan seakan ingin segera mengusir. Atau malah memang begitu?
"Ey, kita pernah ke kafe ini. Kau lurus saja dari sini pasti bertemu, kok," katanya.
"Dimanaㅡ"
"Sudah sana cepat pergi, Wonyoung pasti sudah menunggumu."
Kurang ajar. Haruto menatap Kazue bengis sebelum cowok itu langsung lari sambil menarik tangan Suzuka, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan membelah lautan manusia seakan mereka tokoh utama film yang kabur dari antagonis.
Sementara si Antagonis hanya bisa mendecak menerima nasibnya pasrah.
Haruto mau tak mau pergi ke arah yang dituju. Menatap orang - orang yang berjalan, langit musim semi yang masih belum juga menghangat, dan juga bagaimana ia menghadapi Jang Wonyoung nanti.
Haruskah ia bertanya soal cuaca dan musim semi ini? Atau tugas sekolah yang membosankan? Atau ... astaga, Haruto betul - betul tidak tahu.
Sebetulnya ada banyak yang ingin ia tanyakan. Kalau berani jujur, ia akan bertanya tentang rasa familiar yang dirasakannya sekarang. Suasana yang terkesan pernah terjadi. Seperti menonton film yang samaㅡ