It Makes Sense

227 33 0
                                    

Apa - apaan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa - apaan tadi.

Sisa rasa dari mimpi ternyata terbawa pulang ke dunia nyata, membikin langit - langit kamar ditontoni Haruto sambil terlentang. Fakta bahwa sekarang hari Minggu makin memperpanjang durasi bengongnya sejak lima belas menit belakangan. Selalu berakhir sama. Lagi. Ingatan mimpi tadi malam memang menyurut, tetapi tidak melepaskan sorot utama mimpi itu.

Aku ditampar Wonyoung....

Ia berguling dan mengerutkan tubuh, masih tak bisa memercayai sejelas apa wajah Wonyoung di mimpinya. Ekspresi terkejutnya yang berusaha ditutupi, gerak - gerik kikuk yang tidak nyaman.

Juga kenekatan dalam diri Haruto yang mengejutkan.

Oke, oke, Haruto pernah mengelus rambut Wonyoung di mimpi. Lebih bikin hatinya berdebar malu. Ini jelas tidak ada apa - apanya. Tapi kali ini terasa sangat ... beda.

Sangat nyata.

Kali ini seakan Haruto dari dunia nyata lah masuk ke dalam mimpi. Watanabe Haruto yang sama, yang tidak bisa menyapa Yamazaki Kazue duluan maupun bertanya pada Hamada Asahi.

Watanabe Haruto itu lah mengajak Jang Wonyoung mengobrol duluan.

"Gila."

Mulanya kekehan kecil, lama kelamaan kekehan menjadi tawa kering. Seketika merasa idiot. 

Aku benar - benar dipermainkan oleh mimpi. Ia berguling ke sisi lain yang menghadap pintu. Sampai kapan aku penasaran setengah mati

Brakh! 

Pintu kamar digeser cepat oleh seorang laki - laki muda.

"Hari yang sangat cerah untuk jalan - jalan, Haruto!"

Jantung Haruto seakan copot, membikin ia mendadak sakit perut saking kagetnya. "Kazue!" bentaknya.

"Haruto cepat bersiap. Kamu harus ikut aku. Cepat!" seru Kazue.

"Okaa-san memperbolehkanmu masuk begitu saja?"

"Kau kan tidak punya teman jadi ibumu senang - senang saja mempersilahkanku. Lagipula ini penting bagimu." Kazue menyibak tirai dan membiarkan sinar mentari menyerang rasa kantuk Haruto sehingga ia mau menurutinya. Tanpa tahu malu, Kazue membuka lemari baju Haruto untuk mencari pakaian terbaik yang temannya punya saking bersemangatnya. "Sekarang mari kita cari baju terbaikmu."

Kazue terlihat seperti sudah lama kenal dengan Haruto sejak bertahun - tahun laluㅡAsik bersiul sembari memadupadankan beberapa atasan dan bawahan. Misi Kazue adalah tidak akan membiarkan temannya bergaya berandalan di hari yang penting ini.

"Hoy, mau apa sih?"

"Haruto, cepat bantu aku pilih baju."

"Tidak mau."

"Ya sudah aku akan pakai tiket permintaan," imbuh Kazue tak acuh, masih fokus mix and match.

"Apa?"

"Ayo pergi denganku," desah Kazue kesal pada akhirnya sambil berkacak pinggang. "Kamu bakal menyesal kalau enggak ikut."

Haruto melempar bantal ke Kazue. "Enggak mau."

"Tiket permintaan!" Kazue melempar balik bantal tersebut.

"A-aku tarik lagi." Setelah bangkit dan menutup tirai, Haruto kembali berbaring di kasur dengan membelakangi Kazue. Namun ia tidak tenang sama sekali sebab Kazue mendadak turut tenang, tidak heboh maupun melakukan sesuatu. Haruto mengintip kecil dan mendapati Kazue masih berkacak pinggang sambil menyipitkan mata.

"Pria sejati memegang janjinya, Watanabe Haruto."

Kan. 

Haruto memutar matanya malas. "Aku... Argh, mau kemana, sih!?"

"Shibuya."

"Sinting."

Kazue sudah gila. Buat apa mendaki gunung lewati lembah demi jalan - jalan ke tempat ramai. Meski manusia sudah memotong durasi dengan menciptakan kereta cepat, tetap saja tidak ada gunannya pergi ke Shibuya! Membayangkan keramaian saja Haruto sudah kelelahan.

"Ini tentang Jang Wonyoung."

Tunggu.

"T-tidak peduli." Haruto menarik kembali selimutnya sampai kepala.

Kazue berdecak. "Ayo lah. Jang Wonyoung yang mau ketemu kamu. Ini kata Suzuka-chan. Dia kan teman Wonyoung."

Tidak, tidak, Suzuka itu kan orang jahat. Haruto coba menepiskan keinginannya.

"Apa kau tidak penasaran mengapa cewek paling cantik di sekolah mau bertemu denganmu?"

"Diam."

"Kamu bisa mati penasaran kalau tidak datang. Ayo lah. Takahashi Haruna saja berani bergerak duluan daripada Shota. Kau mungkin--"

"Aku tidak tertarik."

"O, ya sudah kalau kau tidak mau..." Kazue menggantungkan kalimatnya, menyadari Haruto semakin didebat semakin gengsi. Dengan senyum tertahan, ia tahu Haruto pasti kalah.

"Argh! Ya sudah mau gimana lagi kalau kau memaksa!" bentak Haruto.

Kan!

Lalu, ia menyambar handuk dari punggung kursi dan berjalan menghentak - hentak ke kamar mandi. Demi berhenti diteror. Haruto mencamkan pikiran itu dalam - dalam sebelum mengawali persiapannya. Bukan karena Shota- Haruna. Bukan. Bukan!

Di kamar, Kazue mendengus diam - diam, menahan tawa. Pemaksaan sekeras apa pun mana bisa menggerakan Haruto, ia tahu itu pasti. Semua tebak - tebakkan ini benar, bukan? Watanabe Haruto sedang naksir Jang Wonyoung.

Iya kan? []

𝐓𝐨 𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 𝐘𝐨𝐮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang